Minyak, Ditekan Harap Kesepakatan Perdagangan dan Khawatir Kelebihan Pasokan
https://parstoday.ir/id/news/world-i179146-minyak_ditekan_harap_kesepakatan_perdagangan_dan_khawatir_kelebihan_pasokan
Pars Today - Harga minyak dunia turun tipis pada hari Selasa (28/10/2025) di tengah optimisme bahwa Cina dan Amerika Serikat akan mencapai kesepakatan perdagangan, karena anggota OPEC+ kemungkinan akan meningkatkan produksi. Sementara itu, pasar sedang menilai dampak sanksi baru AS terhadap Rusia.
(last modified 2025-10-28T07:22:07+00:00 )
Okt 28, 2025 14:19 Asia/Jakarta
  • OPEC
    OPEC

Pars Today - Harga minyak dunia turun tipis pada hari Selasa (28/10/2025) di tengah optimisme bahwa Cina dan Amerika Serikat akan mencapai kesepakatan perdagangan, karena anggota OPEC+ kemungkinan akan meningkatkan produksi. Sementara itu, pasar sedang menilai dampak sanksi baru AS terhadap Rusia.

Minyak mentah Brent turun 3 sen menjadi $65,59 per barel pada pukul 03:59 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 5 sen menjadi $61,26, IRNA melaporkan, mengutip Reuters.

"Para pedagang sedang menilai situasi pasar di tengah kemajuan dalam perundingan perdagangan Cina-AS dan prospek pasokan global," tulis ANZ Bank dalam sebuah catatan.

Aliansi OPEC+, yang mencakup anggota OPEC dan sekutu mereka, termasuk Rusia, kemungkinan akan memutuskan peningkatan produksi terbatas pada pertemuan bulan Desember, empat sumber yang mengetahui masalah itu mengatakan kepada Reuters.

Kelompok ini telah secara bertahap memulihkan produksi sejak April setelah bertahun-tahun melakukan pemotongan pasokan untuk mendukung pasar.

Di sisi lain, harapan akan kesepakatan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut mendukung pasar. Presiden Cina dan Amerika Serikat dijadwalkan bertemu di Seoul pada hari Kamis.

Dalam percakapan telepon dengan mitranya dari Amerika, Marco Rubio, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi menyatakan harapan bahwa Washington akan "mengambil langkah timbal balik menuju keterlibatan tingkat tinggi dengan Beijing".

Pekan lalu, harga minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Juni menyusul sanksi baru AS terhadap Rosneft dan Lukoil terkait perang Ukraina.

Sebagai tanggapan, produsen minyak terbesar kedua Rusia, Lukoil, mengumumkan akan melepas aset internasionalnya, sebuah langkah yang menurut para analis merupakan cerminan langsung dari sanksi baru Barat terhadap perusahaan-perusahaan Rusia.

"Sanksi terhadap negara-negara pengekspor minyak dapat mendorong kenaikan harga, tetapi mengingat kelebihan kapasitas pasokan, dampaknya akan terbatas," kata Fatih Birol, direktur eksekutif Badan Energi Internasional.

Sementara itu, Haitong Securities menulis dalam sebuah laporan bahwa "pasar telah memperhitungkan dampak jangka pendek sanksi AS terhadap Rusia dan percaya bahwa kelebihan pasokan dapat menekan harga dalam jangka menengah".

Minyak mentah Brent merupakan salah satu tolok ukur harga minyak terpenting di pasar global. Minyak yang ringan dan manis ini diekstraksi dari empat ladang minyak di Laut Utara dan menyumbang sekitar dua pertiga dari minyak yang diperdagangkan di dunia.(sl)