Mengapa Iran Mendukung Kedaulatan dan Keutuhan Teritorial Sudan?
Duta Besar Republik Islam Iran menegaskan dukungan Teheran terhadap hak kedaulatan dan keutuhan wilayah Sudan.
Tehran, Parstoday- Hassan Shah Hosseini, Duta Besar Republik Islam Iran untuk Sudan, pada hari Minggu, 9 November, di kota pelabuhan Port Sudan di bagian timur negara itu, menemui Menteri Luar Negeri Sudan, Mohyeddin Salem, dan menegaskan dukungan Iran terhadap hak kedaulatan dan keutuhan wilayah Sudan.
Dalam pertemuan tersebut, Shah Hosseini menyerahkan pesan tertulis dari Menteri Luar Negeri Iran, Seyed Abbas Araghchi, terkait isu-isu kerja sama antara kedua negara kepada Menteri Luar Negeri Sudan. Ia menegaskan pendirian tegas Iran dalam mendukung kedaulatan dan keutuhan wilayah Sudan, serta menyerukan kerja sama dan koordinasi antara kedua negara untuk menghadapi konspirasi asing.
Duta Besar Iran menyatakan bahwa Republik Islam Iran berdiri di sisi Sudan dan mengutuk tindakan teroris yang brutal dan tidak berperikemanusiaan oleh kelompok bersenjata pemberontak di kota Al-Fashir, negara bagian Darfur Utara. Shah Hosseini menegaskan bahwa Iran di semua tingkatan telah mengecam keras kekejaman yang terjadi di Sudan.
Sementara itu, Mohyeddin Salem, Menteri Luar Negeri Sudan, dalam pertemuan tersebut menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada pemerintah dan rakyat Iran atas pembelaannya terhadap Sudan, serta menegaskan bahwa hubungan antara Sudan dan Iran adalah hubungan persaudaraan.
Sebelumnya, Ismail Baqaei, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, juga telah menyatakan keprihatinan atas bentrokan bersenjata di kota Al-Fashir, penghancuran infrastruktur, dan pembunuhan warga sipil tak bersalah. Ia menegaskan bahwa setiap bentuk campur tangan dalam urusan internal Sudan maupun negara-negara lain di kawasan hanya akan membawa kerugian besar, tidak hanya bagi negara tersebut, tetapi juga bagi seluruh kawasan.
Gelombang baru perang saudara di Sudan dimulai pada 15 April 2023 antara militer yang dipimpin oleh Abdel Fattah al-Burhan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang dipimpin oleh Mohammed Hamdan Dagalo (Hemetti). Konflik ini berawal dari perselisihan terkait integrasi pasukan RSF ke dalam angkatan bersenjata setelah kudeta tahun 2021, sementara berbagai upaya mediasi internasional hingga kini belum membuahkan hasil.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran berupaya memperluas hubungan dengan negara-negara Afrika, termasuk Sudan. Dukungan Teheran terhadap hak kedaulatan Sudan menunjukkan solidaritasnya dengan negara-negara Afrika yang independen, memperkuat hubungan bilateral, dan menegaskan penolakannya terhadap intervensi asing.
Dukungan Iran terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah Sudan merupakan bagian dari kebijakan regional dan internasional yang memiliki beberapa tujuan utama:
Memperkuat hubungan bilateral:Dalam pertemuan diplomatik antara pejabat Iran dan Sudan, termasuk pertemuan antara Duta Besar Iran dan Menteri Luar Negeri Sudan, ditekankan pentingnya pengembangan kerja sama politik, ekonomi, dan budaya. Hubungan ini diharapkan dapat meningkatkan pengaruh Iran di Afrika.
Menentang intervensi asing:Iran secara konsisten menentang campur tangan militer dan politik kekuatan Barat di negara-negara independen. Dukungan terhadap Sudan di tengah ancaman eksternal dan tekanan internasional merupakan bagian dari kebijakan tersebut.
Solidaritas dengan bangsa Muslim dan tertindas:Sudan adalah negara Muslim yang telah lama menghadapi konflik internal dan tekanan eksternal. Dengan mengutuk serangan terhadap warga sipil di kota-kota seperti Al-Fashir, Iran menunjukkan solidaritas kemanusiaan dan Islamnya.
Secara keseluruhan, dukungan Teheran terhadap kedaulatan Sudan bukan hanya langkah diplomatik, tetapi juga bagian dari strategi besar Iran untuk memperkuat kemandirian negara-negara lain, menentang pengaruh Barat, serta memperluas hubungan dengan dunia Islam dan Afrika.(PH)