Mengapa Jerman Mengkritik Dokumen Strategi Keamanan Nasional AS yang baru?
https://parstoday.ir/id/news/world-i181690-mengapa_jerman_mengkritik_dokumen_strategi_keamanan_nasional_as_yang_baru
Pars Today – Jerman seraya memprotes dokumen strategis keamanan nasional terbaru AS, menyatakan bahwa Eropa tidak membutuhkan rekomendasi asing.
(last modified 2025-12-06T13:48:51+00:00 )
Des 06, 2025 20:47 Asia/Jakarta
  • Mengapa Jerman Mengkritik Dokumen Strategi Keamanan Nasional AS yang baru?

Pars Today – Jerman seraya memprotes dokumen strategis keamanan nasional terbaru AS, menyatakan bahwa Eropa tidak membutuhkan rekomendasi asing.

Johann Wadephul, Menteri Luar Negeri Jerman, menanggapi dokumen baru Strategi Keamanan Nasional Amerika Serikat yang menuduh Eropa menekan oposisi politik dan kebebasan berpendapat. Ia menegaskan bahwa negara-negara Eropa tidak memerlukan “rekomendasi asing.”

 

Menurut laporan Pars Today, Wadephul menyatakan bahwa isu-isu terkait kebebasan berpendapat dan cara mengorganisasi masyarakat bebas harus dibahas di dalam Eropa, bukan ditentukan oleh Amerika Serikat. Ia menekankan bahwa Jerman akan menganalisis dokumen Amerika tersebut secara rinci, namun menganggap campur tangan Washington dalam urusan sosial dan budaya Eropa sebagai hal yang tidak dapat diterima.

 

Dokumen strategi keamanan nasional Amerika Serikat setebal 33 halaman memuat poin-poin kontroversial mengenai Eropa. Disebutkan bahwa kemerosotan ekonomi benua tersebut berada di bawah bayang-bayang “prospek nyata dan semakin jelas dari lenyapnya peradaban” dalam 20 tahun mendatang.

Strategi ini juga melontarkan kritik keras terhadap sekutu-sekutu Eropa dan menegaskan bahwa Amerika akan mendukung pihak-pihak yang menentang nilai-nilai yang dipimpin Uni Eropa, termasuk dalam isu migrasi.

Dalam dokumen baru tersebut disebutkan bahwa tantangan besar yang dihadapi Eropa meliputi:

 

  • Aktivitas Uni Eropa dan lembaga-lembaga supranasional lain yang dianggap melemahkan kedaulatan dan kebebasan politik.
  • Kebijakan migrasi yang mengubah wajah benua.
  • Penciptaan represi dan sensor terhadap kebebasan berpendapat serta penindasan oposisi politik.
  • Penurunan drastis angka kelahiran.
  • Hilangnya rasa percaya diri dan identitas nasional.

 

Kritik Jerman terhadap dokumen keamanan baru pemerintahan Trump muncul karena di dalamnya terdapat banyak tuduhan terhadap Eropa. Dokumen tersebut menuding Eropa lemah dalam kebebasan berpendapat, menghadapi migrasi tak terkendali, serta mengalami kemerosotan peradaban. Selain itu, dokumen itu menuntut agar negara-negara Eropa memikul lebih banyak tanggung jawab pertahanan. Berlin menilai pendekatan ini sebagai campur tangan dalam urusan internal Eropa dan menegaskan bahwa tidak ada kebutuhan akan “rekomendasi asing.”

 

Sementara itu, dokumen strategi keamanan nasional baru Amerika Serikat yang dirilis Gedung Putih pada 5 Desember telah memicu reaksi luas di Eropa. Dokumen tersebut menekankan perubahan susunan militer AS di dunia, pengetatan kebijakan migrasi, redefinisi peran NATO, serta peninjauan kembali sikap terhadap Eropa. Dalam teks dokumen disebutkan bahwa “era migrasi massal harus diakhiri” dan bahwa Eropa, karena kebijakan migrasi serta kelemahan dalam kebebasan berpendapat, menghadapi risiko “lenyapnya peradaban” dalam dua dekade mendatang. Klaim semacam ini secara langsung menargetkan Uni Eropa dan negara-negara anggotanya, termasuk Jerman.

 

Dari sudut pandang Jerman, masalah utama dokumen baru Amerika Serikat adalah bahwa alih-alih berfokus pada kerja sama keamanan dalam kerangka NATO, dokumen tersebut justru mengkritik nilai-nilai politik dan sosial Eropa serta bahkan mendukung pihak-pihak yang menentang nilai-nilai tersebut. Pendekatan ini bukan hanya mempertanyakan independensi Eropa, tetapi juga berpotensi memperdalam jurang antara kedua sisi Atlantik. Selain itu, dokumen Amerika menuduh Eropa lemah dalam menghadapi Rusia dan mengklaim bahwa sebagian pemerintah Eropa memiliki harapan yang tidak realistis terkait perang Ukraina. Dari perspektif Berlin, sikap semacam ini mencerminkan ketidakpercayaan terhadap kemampuan dan pengambilan keputusan Eropa.

 

Jerman juga menanggapi secara negatif bagian-bagian dari dokumen yang menuntut peningkatan tanggung jawab pertahanan Eropa. Berlin berpendapat bahwa Amerika tidak dapat secara sepihak melepaskan beban keamanan global dan meminta sekutunya untuk menggantikan peran tersebut. Sikap ini menunjukkan bahwa Jerman, meskipun menerima pentingnya NATO, tetap menganggap independensi dalam pengambilan keputusan di bidang pertahanan dan sosial sebagai garis merah yang tidak bisa dilanggar.

 

Secara keseluruhan, kritik Jerman terhadap dokumen strategi keamanan nasional Amerika Serikat berakar pada kekhawatiran terhadap campur tangan Washington dalam urusan internal Eropa, ketidakpercayaan terhadap kapasitas politik dan budaya benua tersebut, serta tekanan untuk meningkatkan beban pertahanan. Perbedaan pandangan ini berpotensi menimbulkan tantangan serius bagi masa depan hubungan trans-Atlantik. (MF)