Kebijakan Ekonomi Trump; Ketidakjelasan atas Keberhasilan Partai Republik di 2026
https://parstoday.ir/id/news/world-i182420-kebijakan_ekonomi_trump_ketidakjelasan_atas_keberhasilan_partai_republik_di_2026
Pars Today - Meningkatnya ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi dan kebijakan Donald Trump telah mengaburkan prospek keberhasilan Partai Republik dalam pemilihan paruh waktu 2026, sementara tantangan internal partai menyoroti dampak kemajuan Partai Demokrat di bidang-bidang utama.
(last modified 2025-12-17T07:52:10+00:00 )
Des 17, 2025 13:41 Asia/Jakarta
  • Presiden AS Donald Trump
    Presiden AS Donald Trump

Pars Today - Meningkatnya ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi dan kebijakan Donald Trump telah mengaburkan prospek keberhasilan Partai Republik dalam pemilihan paruh waktu 2026, sementara tantangan internal partai menyoroti dampak kemajuan Partai Demokrat di bidang-bidang utama.

Menurut laporan IRNA pada hari Rabu (17/12/2025), salah satu bidang yang dibanggakan dan ditekankan oleh Donald Trump selama satu tahun masa kepresidenannya adalah ekonomi Amerika. Kini, serangkaian jajak pendapat di Amerika Serikat menunjukkan bahwa Trump menghadapi ketidakpuasan yang meluas dan meningkat terhadap cara ia mengelola ekonomi.

Menurut Newsweek, ketidakpuasan ini tidak hanya terlihat di kalangan pemilih independen dan Demokrat, tetapi bahkan di antara sebagian basis tradisional Partai Republik dan pendukung setia Trump yang dikenal sebagai MAGA, atau gerakan "Make America Great Again". Penurunan berkelanjutan dalam peringkat persetujuan ekonomi telah memperkuat persepsi bahwa pendekatan ekonomi Trump berada di bawah tekanan serius menjelang pemilihan paruh waktu 2026.

Meskipun Gedung Putih bersikeras bahwa pemerintahan Trump telah mewarisi krisis inflasi terburuk dalam satu generasi dari pemerintahan sebelumnya dan telah berhasil mengurangi inflasi ke tingkat yang dapat diterima, data jajak pendapat menunjukkan bahwa opini publik tidak yakin dan banyak warga Amerika terus merasakan tekanan kenaikan harga dan biaya hidup.

Menurut laporan ini, terkikisnya kepercayaan publik terhadap perekonomian, terutama pada saat kritis menjelang pemilihan paruh waktu 2026, dapat memiliki konsekuensi politik yang luas. Inflasi yang berkelanjutan, kenaikan harga pangan, dan kekhawatiran tentang daya beli akan melemahkan kemampuan pemerintahan untuk mempertahankan kohesi partai dan memobilisasi pemilih. Situasi ini dapat memengaruhi komposisi Kongres di masa depan dan keseimbangan kekuasaan antara Partai Republik dan Demokrat.

Trump memulai masa jabatan keduanya dengan janji untuk fokus pada pemulihan ekonomi. Namun, jajak pendapat baru menunjukkan bahwa sebagian besar warga Amerika tidak puas dengan kinerja pemerintahan di bidang ekonomi, inflasi, dan pengendalian biaya.

1. Jajak Pendapat AP–NORC

Dukungan Ekonomi di Titik Terendah Sepanjang Masa:

Hanya sekitar sepertiga warga Amerika yang menyetujui kinerja ekonomi Trump, menurut jajak pendapat Associated Press pada bulan Desember. Itu adalah tingkat terendah yang tercatat selama masa kepresidenannya. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah penurunan dukungan di kalangan Partai Republik, yang menunjukkan bahwa ketidakpuasan tidak terbatas pada lawan politik. Dua pertiga responden juga menilai keadaan ekonomi secara keseluruhan sebagai "buruk".

2. Fox News

Penilaian Ekonomi yang Secara Luas Negatif:

Jajak pendapat oleh media yang pro-Trump ini menunjukkan bahwa lebih dari tiga perempat pemilih memiliki penilaian negatif terhadap ekonomi AS di bawah Trump. Namun, sebagian besar responden juga menganggap presiden saat ini lebih bertanggung jawab atas kondisi ekonomi daripada pemerintahan sebelumnya.

3. NBC News

Basis Pendukung MAGA Terpecah:

Temuan media ini menunjukkan penurunan dukungan di kalangan Partai Republik untuk gerakan Make America Great Again. Meskipun sebagian besar kelompok ini masih mendukung Trump, penurunan signifikan dari bulan-bulan sebelumnya menunjukkan peningkatan kekhawatiran ekonomi di antara pendukungnya yang paling setia. Inflasi dan biaya hidup adalah kekhawatiran utama bagi responden media ini.

4. Reuters/Ipsos

Fokus khusus pada daya beli:

Meskipun peringkat persetujuan Trump secara keseluruhan sedikit meningkat dalam survei ini, Trump masih tampak lemah dalam skala biaya hidup. Survei ini menegaskan bahwa bagi para pemilih, daya beli lebih penting daripada pengumuman kebijakan seperti pemotongan pajak atau tarif.

5. Economist/YouGov

Prospek negatif:

Survei Economist menunjukkan bahwa ketidakpuasan terhadap manajemen ekonomi Trump telah mencapai tingkat negatif yang kuat. Inflasi dan kondisi ekonomi secara keseluruhan tetap menjadi kekhawatiran utama bagi para pemilih.

6. Harvard CAPS/Harris

Inflasi Kekhawatiran Utama:

Jajak pendapat menunjukkan bahwa meskipun peringkat persetujuan Trump secara keseluruhan sedikit meningkat, inflasi tetap menjadi area kinerja terlemahnya. Sebagian besar pemilih menyebut kenaikan biaya hidup sebagai kekhawatiran ekonomi utama mereka.

Laporan Newsweek mencatat bahwa ketidakpuasan ekonomi yang berkelanjutan dapat membahayakan prospek Partai Republik dalam pemilihan paruh waktu 2026. Itulah mengapa Gedung Putih berupaya membangun kembali kepercayaan publik dengan berbagai langkah seperti kebijakan baru dan upaya media yang terarah.(sl)