Pakar Malaysia: Soal Tragedi Mina, Saudi Paling tidak Meminta Maaf
(last modified Sun, 11 Sep 2016 03:29:43 GMT )
Sep 11, 2016 10:29 Asia/Jakarta
  • Pakar Malaysia: Soal Tragedi Mina, Saudi Paling tidak Meminta Maaf

Presiden Gerakan Internasional untuk Dunia yang Adil (JUST), mengkritik reaksi pemerintah Arab Saudi terhadap tragedi Mina tahun lalu yang menyebabkan ribuan orang Muslim meninggal dunia.

Chandra Muzaffar dalam wawancara dengan IRNA, Sabtu (10/9/2016), mengatakan bahwa permintaan maaf adalah perbuatan yang paling kecil yang bisa dilakukan Riyadh setelah peristiwa memilukan itu.

Ia mengkritik keras kebijakan Arab Saudi di Timur Tengah dan dunia Islam, dan menandaskan bahwa kekuatan asing dari satu sisi dan kebijakan Saudi dari sisi lain, sama-sama bermain dengan kekuatan dan uang di Timur Tengah.

Soal tudingan mufti besar Arab Saudi yang menyebut rakyat Iran bukan Muslim, Muzaffar menilai pemerintah Saudi sedang mempermainkan bangsa dan etnis lain.

"Melontarkan tudingan seperti itu akan menyebabkan perpecahan yang lebih besar di dunia Islam," tegasnya.

Menurut pakar kajian internasional Malaysia ini, terbunuhnya ratusan warga Iran di Mina dan tidak adanya permintaan maaf dari Saudi telah menjadi salah satu pemicu perpecahan di dunia Islam.

Muzaffar juga menyoroti pembunuhan rakyat sipil di Suriah dan Yaman serta penghapusan nama Arab Saudi dari daftar hitam PBB terkait kejahatan perang. Ia menilai Riyadh telah menjadi teman permainan terselubung kekuatan-kekuatan dunia.

Ribuan jemaah haji termasuk 464 jemaah asal Iran meninggal dunia dalam tragedi Mina pada 24 September 2015 akibat buruknya manajemen haji yang dikelola oleh Kerajaan Saudi. (RM)

Tags