Industri Pariwisata Turki Mulai Bangkrut
Pendapatan Turki di sektor pariwisata merosot tajam setelah meningkatnya gangguan keamanan di negara itu dan ketegangan hubungan dengan Rusia.
Sebagaimana dikutip IRNA, Selasa (23/2/2016), para pejabat Ankara sedang berusaha untuk memulihkan keterpurukan industri pariwisata dan bisnis perhotelan di Turki.
Menurut data Badan Statistik Turki, pendapatan pariwisata negara itu pada tahun 2015 turun 8,3 persen menjadi 31,5 miliar dolar dari sebelumnya 34,3 miliar dolar.
Sementara itu, jumlah warga Turki bepergian ke luar negeri meningkat dari 7.982.000 orang pada tahun 2014 menjadi 8.750.000 pada 2015, dan pengeluaran mereka selama liburan di negara lain meningkat dari 5,5 miliar menjadi 5,7 miliar dolar.
Sejumlah hotel di daerah Antalya dan Izmir di Pantai Laut Mediterania serta di daerah lain diputuskan untuk dijual karena kekurangan tamu. Pemilik hotel di Turki sekarang menghadapi kebangkrutan dan menunggu solusi yang ditawarkan oleh pemerintah.
Demi mengatasi keterpurukan itu, Presiden Recep Tayyip Erdogan bahkan meminta warga Turki untuk menikmati liburannya di tempat-tempat wisata di Turki.
Perdana Menteri Ahmet Davutoglu juga mengumumkan rencana aksi untuk mendukung sektor pariwisata Turki, yang terkena dampak buruk akibat ketegangan dengan Rusia dan masalah keamanan.
Pemerintah telah menyiapkan paket dukungan sebesar 87 juta dolar untuk menggairahkan industri pariwisata Turki.
"Kami menghadapi masalah di sektor pariwisata karena ketegangan dengan Rusia dan perkembangan yang parah di wilayah tetangga. Ini tidak baik untuk menjadikan pariwisata sebagai alat sanksi. Kami telah mengembangkan sembilan angkah kompensasi untuk para pemain di sektor pariwisata," kata Davutoglu dalam konferensi pers pada hari Senin.
Kamar Dagang Provinsi Antalya pekan lalu menyatakan bahwa daerah itu akan menderita kerugian antara 8-9 miliar dolar akibat krisis politik antara Turki dan Rusia. (RM)