Nasihat Obama untuk Trump: Retorika Lebih Mudah dari Tindakan
Presiden Amerika Serikat Barack Obama, mengatakan Presiden terpilih Donald Trump akan segera menyadari realitas ketika ia sudah dilantik.
Dalam konferensi pers pertama pasca pemilu presiden AS pada Senin (14/11/2016), Obama menjelaskan tentang agenda kunjungannya ke negara-negara Eropa dan mengatakan, perjalanan ini bertujuan untuk mengurangi kekhawatiran Eropa terhadap sikap Trump sebagai presiden baru AS.
Obama akan menyerahkan kunci Gedung Putih ke Trump pada tanggal 20 Januari 2017. "Posisi sebagai presiden AS punya cara tersendiri dan ia akan segera tersadar ketika mengambil sikap yang tidak sesuai dengan kenyataan. Gedung Putih akan menyadarkannya terhadap realitas dan memberikan masukan yang diperlukan kepadanya," ujarnya.
Obama akan meyakinkan sekutu Washington di Eropa bahwa prinsip dasar AS dan komitmen negaranya di hadapan sekutu akan tetap ditegakkan.
Kemenangan Trump membuat banyak pemimpin dunia khawatir dan mereka tercengang dengan hasil pilres AS. Terpilihnya Trump bahkan memicu protes luas di sejumlah kota di Amerika dan tempat-tempat lain di dunia.
"Sikap kontroversial Trump dalam kampanye seperti, mendeportasi jutaan imigran, mencabut kesepakatan pertahanan AS dengan NATO dan Jepang, merundingkan ulang perjanjian nuklir Iran, menolak kesepakatan perubahan iklim, membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko, dan bahkan cara berurusan dengan warga Muslim, adalah bukan perkara sederhana seperti menyampaikan retorika," jelas Obama.
Pernyataan keras Trump terkait perjanjian nuklir Iran telah mendorong Obama untuk mengakui sebuah fakta bahwa banyak dokumen dan data menunjukkan bahwa Iran telah melaksanakan semua komitmennya.
"Banyak penentang Iran termasuk para politisi dan pejabat militer Israel yang menentang perjanjian tersebut, sekarang mengakui fakta itu," tegasnya. (RM)