Reaksi Cina atas Protes Keras Korea Utara
Mereaksi protes keras Korea Utara, Cina mengumumkan, kebijakan-kebijakan Beijing terkait Pyongyang selalu adil dan tanpa pretensi.
Korea Utara baru-baru ini mencela kebijakan-kebijakan Cina terkait aktivitas nuklir dan rudal negara itu. Pyongyang mengatakan, Beijing tidak boleh menguji kesabaran Pyongyang lebih dari ini dan merusak hubungan lama dan bersahabat kedua negara.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina mereaksi protes keras kantor berita resmi Korea Utara itu dengan mengatakan bahwa penyampaian masalah-masalah semacam ini oleh media Korea Utara, tidak benar.
Geng Shuang, Jubir Kemenlu Cina menuturkan, kebijakan-kebijakan Cina terkait Korea Utara selalu jelas, transparan dan tidak berubah, dan Beijing selalu mengambil sikap yang adil terkait masalah-masalah yang berhubungan dengan Pyongyang.
Reaksi Cina itu menunjukkan bahwa negara ini berharap petinggi Korea Utara tidak melupakan upaya-upaya Beijing dalam membantu menyelesaikan ketegangan terkait aktivitas nuklir dan rudal Pyongyang minimal sejak setahun lalu sampai sekarang, dengan cara damai.
Cina berulang kali mengumumkan penentangannya atas eskalasi ketegangan di Semenanjung Korea dan kebijakan petualangan perang Amerika Serikat dengan dalih uji coba rudal dan nuklir Korea Utara. Beijing saat ini tengah berusaha mendudukkan dua pihak berseteru baik Amerika maupun Korea Utara di meja perundingan.
Dialog segienam untuk membahas isu nuklir Korea Utara sudah dilakukan sejak tahun 2008 lalu, namun terhenti karena apa yang disebut Korea Utara sebagai ketidakpedulian Amerika terhadap komitmennya atas peninjauan ulang Pyongyang terhadap aktivitas-aktivitas nuklirnya.
Sejak Januari 2017, seiring dengan dilakukannya uji coba rudal Korea Utara dan mulai bekerjanya pemerintahan Donald Trump di Amerika, ketegangan Washington-Pyongyang terus meningkat. Langkah terbaru Amerika mengerahkan kapal induk USS Carl Vinson ke Semenanjung Korea menambah kekhawatiran negara-negara kawasan termasuk Cina terkait kemungkinan perang antara Amerika dan Korea Utara.
Di saat berusaha memulai kembali perundingan segienam terkait program nuklir Korea Utara dan mendorong Amerika untuk masuk ke dalam proses penyelesaian damai konflik Semenanjung Korea, pemerintah Cina tidak menduga Korea Utara akan menunjukkan sikap keras terhadap Beijing.
Penggunaan retorika keras oleh Korea Utara kepada Cina jangan sampai menjadi ujian kesabaran bagi negara itu. Menurut para petinggi Cina, yang beberapa waktu lalu mengambil sikap tegas dengan mengatakan bahwa Beijing tidak akan membiarkan Amerika dan Korea Selatan menyulut perang di Semenanjung Korea, langkah Korea Utara itu menunjukkan tidak tahu balas budi dan protes keras Pyongyang tersebut dianggap tidak adil.
Namun demikian, kondisi ini memunculkan sejumlah pertanyaan, di antaranya, mengingat dukungan-dukungan diplomatik Cina atas Korea Utara, upaya memulai kembali perundingan segienam terkait nuklir Pyongyang dalam kerangka penyelesaian damai krisis Semenanjung Korea, bahkan peringatan Beijing atas Amerika dan Korea Selatan agar menghindari perang di wilayah ini, lalu mengapa Korea Utara tetap mengeluarkan statemen dan protes keras terhadap Beijing ?
Dari sudut pandang pemerintah Korea Utara, persetujuan Cina atas sanksi-sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap negara itu khususnya penyetopan ekspor batu bara dari Korea Utara oleh Beijing, telah membawa kerugian besar bagi perekonomian Pyongyang dan hal itu menciptakan keraguan besar dalam ketulusan niat Cina. (HS)