Protes Turki yang Diabaikan AS
Menteri Pertahanan Turki Nurettin Canikli, kembali menuduh Amerika Serikat mengirim senjata untuk anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (9/11/2017), Canikli mengatakan, senjata yang disita dari tangan PKK di Provinsi Hakkari, tenggara Turki adalah milik Amerika yang diserahkan kepada Unit Perlindungan Warga Kurdi (YPG) di Suriah.
Dia menegaskan bahwa PKK dan YPG menerima komando dan senjata dari satu tempat.
Komentar Nurettin Canikli soal dukungan politik dan senjata AS kepada kelompok-kelompok Kurdi Turki, Irak, dan Suriah khususnya anggota PKK dan YPG adalah bukan sesuatu yang baru.
Masalah ini menjadi perhatian serius Turki menyusul pecahnya krisis Suriah dan masuknya kelompok-kelompok Kurdi Suriah dalam perimbangan politik dan lapangan, yang mendapat dukungan dari AS. Namun, protes Ankara tidak pernah mengendurkan dukungan Washington kepada Kurdi Suriah.
Para pejabat Ankara bahkan sudah sering mengingatkan Washington bahwa senjata yang dikirim untuk Kurdi Suriah pada akhirnya akan jatuh ke tangan PKK dan dipakai untuk menyerang Turki.
Para pengamat percaya bahwa alasan AS mengabaikan protes Turki kembali pada sebuah kesepakatan rahasia antara Washington dan Ankara mengenai pembagian tugas untuk mendukung kubu oposisi anti-Presiden Bashar al-Assad di Suriah. Negara-negara anti-Assad telah membagi tugas untuk mengirim dan mendistribusikan senjata kepada kelompok pemberontak Suriah.
Namun, ketika AS memberikan dukungan kepada etnis Kurdi Suriah, pemerintah Turki mulai menyadari kebijakan kelirunya dalam permainan kekuasaan di Timur Tengah. Sayangnya, Turki sudah terjebak jauh dalam permainan AS di kawasan dan tidak bisa lagi menarik dukungannya kepada kubu oposisi anti-Suriah.
AS mengejar tujuan jangka pendek dan panjangnya dalam mempersenjatai Kurdi Suriah, dan memanfaatkan mereka sebagai alat untuk memperkuat kelompok-kelompok Kurdi lainnya, termasuk PKK. Ini adalah sebuah persoalan yang telah mengusik para pemimpin Turki.
Kritik pemerintah Ankara atas pengiriman senjata AS untuk Kurdi Suriah dan penggunaan senjata tersebut untuk melawan Turki, merupakan salah satu dari contoh kekhawatiran tersebut. Akan tetapi, kekhawatiran dan protes ini tetap tidak mengubah dukungan politik dan logistik AS kepada kelompok-kelompok Kurdi.
Pada dasarnya, ketika memutuskan terlibat dalam permainan kekuasaan di Timur Tengah dengan harapan dapat memperoleh kembali pengaruhnya seperti di era Ottoman, para pejabat Turki tidak pernah berpikir bahwa dengan strategi prematur, mereka hanya akan menjadi pecundang dalam permainan ini.
Sekarang, Turki tidak hanya melihat dirinya gagal dalam perebutan pengaruh di Timur Tengah, tapi juga harus bersiap untuk menghadapi gangguan keamanan di wilayahnya. (RM)