Perdana Menteri Cina Peringatkan Konsekuensi Bubarnya JCPOA
-
Li Keqiang, Perdana Menteri Cina
Perdana Menteri Cina memperingatkan konsekuensi bubarnya Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) bagi semua pihak yang terlibat dalam kesepakatan internasional ini.
Menurut laporan Tasnimnews, Li Keqiang, Perdana Menteri Cina hari Senin (09/7) dalam konferensi pers bersama dengan Angela Merkel, Kanselir Jerman di Belin menyatakan, bubarnya JCPOA dapat memunculkan dampak yang tidak dapat diprediksi. Oleh karenanya, penting bagi semua pihak yang terlibat untuk komitmen terhadap kesepakatan ini.
Angela Merkel, Kanselir Jerman juga menekankan komitmen negaranya terhadap JCPOA.
"Sekalipun demikian, keputusan soal investasi di Iran bergantung pada perusahaan-perusahaan," ujar Merkel.
Kanselir Jerman menyinggung sidang menteri-menteri luar negeri Iran, Jerman, Perancis, Cina, Rusia dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa di Wina dan mengatakan, ada beberapa kasus yang harus dirundingkan dengan Iran, tapi lebih baik bila semua pihak tetap berada dalam kesepakatan ini.
Komisi bersama JCPOA sertingkat menteri-menteri luar ngeri dari lima negara yang masih tetap di kesepakatan ini hari Jumat (06/7) bersidang di Wina membahas soal mekanisme mempertahankan kesepakatan ini. Sidang ini dipimpin oleh Federica Mogherini, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa.
Donald Trump, Presiden Amerika Serikat tanggal 8 Mei menyatakan keluar dari JCPOA secara sepihak dan menandatangani keputusan untuk mengembalikan sanksi anti-Iran dalam dua tahap; 90 dan 180 hari.