Harapan Kosong May kepada Trump
(last modified Fri, 13 Jul 2018 13:27:44 GMT )
Jul 13, 2018 20:27 Asia/Jakarta
  • May-Trump
    May-Trump

Presiden Amerika Serikat Donald Trump Kamis (12/7) sore, di tengah-tengah protes luas warga Inggris, tiba di London dalam rangka kunjungan empat hari ke negara ini.

Presiden Amerika dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Inggris, Theresa May Jumat (13/7) dan Ratu Elizabeth II. Menurut keterangan kantor perdana menteri inggirs, selain mambahas isu keamanan dan perdagangan, berbagai isu mengenai Rusia, Brexit dan Timur Tengah juga termasuk agenda lobi kedua pihak. Pertemuan ini digelar di luar London karena khawatir akan aksi demo besar-besaran warga.

 

Kunjungan Trump sangat penting bagi May mengingat dirinya saat ini tengah berada dalam kesulitan besar akibat gelombang pengunduran diri anggota kabinetnya karena friksi terkait Brexit.

 

Kini posisi politik May sangat rapuh. Ia berharap Trump di kunjungannya kali ini mengungkapkan dukungannya terhadap dirinya dan membuka lembaran baru hubungan London-Washington. Perdana menteri Inggris meyakini bahwa kunjungan Trump ke London merupakan peluang untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan memperkokoh kerja sama keamanan antara kedua negara.

PM Inggris Theresa May

 

Theresa May mengatakan, ketika Inggris meninggalkan Uni Eropa, tidak ada aliansi sepenting aliansi dengan Amerika. Dalam perspektif May, keluarnya Inggris dari Eropa (Brexit) merupakan peluang bagi untuk memperluas hubungan negaranya dengan Amerika Serikat, karena ia ingin menjalin kesepakatan perdagangan bebas dengan Washington sehingga perekonomian London semakin kuat pasca Brexit.

 

Di sisi lain, anggota Theresa May baru-baru ini sepakat membentuk zona bebas perdagangan dengan negara-negara anggota Uni Eropa pasca Brexit. Kesepakatan yang harus diratifikasi parlemen ini menuai respon dari sejumlah anggota partai konservatif yang menuntut keluarnya Inggris secara penuh dari Uni Eropa.

 

Boris Johnson, Menteri Luar Negeri dan David Divos, Menteri Brexit mengundurkan dari posisi mereka sebagai reaksi atas rencana ini. Kondisi ini juga tidak sejalan dengan keinginan Trump. Oleh karena itu, meski ada harapan dukungan penuh Washington terhadap London, khususnya di bidang perdagangan dan ekonomi, namun pesan yang dirilis Trump terkait hal ini membuat harapan Inggris sedikit banyak menurun.

 

Adapun menurut pandangan Trump, program pemerintah Theresa May keluar dari Eropa dapat menjadi ganjalan bagi sebuah kesepakatan perdagangan bebas antara Inggris dan Ameriak Serikat. Terkait hal ini Trump mengatakan, implementasi rencana May berpotensi merusak kesepakatan perdagangan bebas, karena hal ini sama halnya dengan AS akan menggantikan posisi Inggris dalam berhubungan dengan Uni Eropa.

 

Presiden Amerika mengatakan bahwa rencana pemerintah Inggris bagi hubungannya dengan Uni Eropa setelah implementasi Brexit memiliki perbedaan besar dengan apa yang disuarakan rakyat. Trump menekankan bahwa dirinya telah mengatakan kepada May, bagaimana Inggris keluar dari Uni Eropa sementara Anda tidak setuju dengan Saya. Ia (May) tidak mendengarkan ucapan Saya, tambah Trump.

 

Sejatinya Trump tidak senang dengan kinerja May terkait "Brexit lunak" yakni keluar dari Uni Eropa namun tetap mempertahankan hubungan perdagangan dan perekonomian dengan organisasi ini. Oleh karena itu, Trump mulai mengungkapkan ketidaksenangannya dan sejatinya sikapnya menguntungkan pendukung Brexit keras, yakni memutus total hubungan dengan Uni Eropa.

 

Trump baru-baru ini mengungkapkan penyesalannya atas pengunduran diri Johnson dan berharap mantan menlu Inggris ini bersedia kembali ke kabinet. Ia menyebut Johnson sebagai wakil tinggi bagi Inggris.

 

Sikap Trump ini menunjukkan bahwa harapan May atas dukungan politik Trump terhadap dirinya sia-sia dan sejatinya presiden Amerika ini menghendaki perdana menteri baru di Inggris yang pro Brexit keras. Khususnya Amerika dan Uni Eropa baru-baru ini terlibat perang dagang menyusul penetapan tarif impor baja dan aluminium Eropa. (MF)

 

 

 

 

 

Tags