Kudeta Politik Amerika Serikat Melawan Maduro
https://parstoday.ir/id/news/world-i66919-kudeta_politik_amerika_serikat_melawan_maduro
Sejak berkuasanya pemerintah berhaluan kiri di Venezuela tahun 1999, Amerika Serikat selalu berusaha untuk melemahkan dan menggulingkan pemerintah ini dan presiden sebelumnya dan saat ini Venezuela. Washington bukan hanya mendukung kubu oposisi, tetapi juga memobilisasi sekutunya di Amerika Latin melawan Nicolas Maduro, Presiden Venezuela dan menuntut pengunduran dirinya atau menggulingkannya.
(last modified 2025-12-03T09:58:15+00:00 )
Jan 24, 2019 16:42 Asia/Jakarta
  • Dukungan militer terhadap Nicolas Maduro, Presiden Venezuela
    Dukungan militer terhadap Nicolas Maduro, Presiden Venezuela

Sejak berkuasanya pemerintah berhaluan kiri di Venezuela tahun 1999, Amerika Serikat selalu berusaha untuk melemahkan dan menggulingkan pemerintah ini dan presiden sebelumnya dan saat ini Venezuela. Washington bukan hanya mendukung kubu oposisi, tetapi juga memobilisasi sekutunya di Amerika Latin melawan Nicolas Maduro, Presiden Venezuela dan menuntut pengunduran dirinya atau menggulingkannya.

Washington mendukung setiap langkah atau tindakan untuk melemahkan pemerintah sayap kiri Venezuela. Beberapa waktu lalu, Maduro mengatakan kepada wartawan di Caracas bahwa John Bolton, Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat sedang mengelola rencana untuk menciptakan kekacauan di Venezuela dengan tujuan menggulingkan pemerintah.

Juan Guaido

Dalam hal ini, pasca lengsernya Juan Guaido, mantan Ketua Kongres Nasional Venezuela dan memperkenalkan dirinya sebagai presiden sementara negara ini sekaligus mengucapkan sumpah, Donald Trump, Presiden Amerika serikat dalam sebuah pernyataan mengkaui Guaido sebagai presiden sementara Venezuela. Tindakan Washington dipandang sebagai kudeta politik terhadap pemerintah dan presiden Venezuela yang sah. Tujuan pemerintah Trump adalah untuk mempersiapkan landasan bagi kemungkinan intervensi di Venezuela untuk menggulingkan Maduro. Dalam konteks ini, Trump mengklaim bahwa ia tidak mempertimbangkan langkah melawan Venezuela, tetapi semua opsi ada di atas meja.

Setelah Amerika Serikat, sejumlah negara Amerika Latin termasuk Peru, Chili, Kolombia, Paraguay, Brasil dan Argentina menyatakan Guaido sebagai presiden sementara negara tersebut. Mike Pence, Wakil Presiden Amerika Serikat pada Selasa malam (22/01) menyebut Nicolas Maduro sebagai diktator dan menyatakan Washington mendukung segala bentuk kerusuhan dan perusakan untuk menggulingkan pemerintah Venezuela. Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat secara transparan melakukan intervensi terkait urusan dalam negeri Venezuela dan mendukung kelompok oposisi serta memprovokasi mereka melawan pemerintah Venezuela.

Joe McMonigle, pakar energi Joe mengatakan, "Sekarang mereka yang berkuasa di Gedung Putih ingin melakukan tindakan serius terhadap Venezuela. Jika mereka ingin mengambil tindakan, mereka akan mengambil tindakan sekeras mungkin."

Meski demikian, langkah penggulingan Amerika Serikat menghadapi reaksi tajam presiden Venezuela. Maduro mengatakan dia tidak akan menyerah menghadapi intervensi AS dan langkah Guaido untuk memperkenalkan dirinya sebagai presiden negara itu. Maduro dihadapan para pendukungnya yang berkumpul di depan istana kepresidenan Venezuela di Caracas mengatakan, "Amerika tengah berusaha untuk melakukan kudeta di Venezuela." 

Maduro menyatakan keputusannya untuk memutuskan h ubungan diplomatik Venezuela dengan Amerika Serikat dan mempertingatkan para diplomat AS memiliki tenggat waktu 72 jam untuk meninggalkan Venezuela. Namun, menteri luar negeri AS telah mengumumkan bahwa ia tidak mengakui perintah Maduro untuk memutuskan hubungan dan penarikan diplomat Amerika dari Venezuela.

Maduro telah berulang kali menekankan peran destruktif dan non-konstruktif Amerika Serikat di kancah internal Venezuela. Terlepas dari dukungan beberapa negara di benua Amerika atas tindakan Washington, namun negara-negara seperti Bolivia, Kuba, Meksiko, Rusia dan Turki telah mengumumkan dukungan mereka terhadap presiden Venezuela yang sah. Maduro memenangkan pemilihan presiden Venezuela pada Mei 2018 dengan meraih sekitar 68 persen suara untuk kedua kalinya.

Nicolas Maduro, Presiden Venezuela

Diharapkan langkah Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela dan dukungan AS untuknya bersama dengan dukungan besar-besaran pendukungnya di Caracas dan di sisi lain, dukungan militer

Venezuela atas Maduro akan merupakan sumber kerusuhan internal yang meningkat di Amerika Latin. Dengan cara ini, pemerintah Trump akan menemukan alasan yang cukup untuk langkah-langkah yang mungkin dilakukan terhadap Maduro, termasuk aksi militer dengan dukungan Guaido, presiden Venezuela yang diinginkannya.