Peringatan akan Tujuan AS Meninggalkan Perjanjian INF dan Implikasinya
https://parstoday.ir/id/news/world-i67438-peringatan_akan_tujuan_as_meninggalkan_perjanjian_inf_dan_implikasinya
Donald Trump, Presiden Amerika Serikat kontroversial telah menarik diri dari perjanjian-perjanjian senjata untuk menyingkirkan kendala yang dihasilkan dari perjanjian ini. Trump pada 20 Oktober 2018 mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari Traktat Nuklir Jarak Menengah (INF).
(last modified 2025-09-25T10:07:16+00:00 )
Feb 11, 2019 21:01 Asia/Jakarta
  • Rusia dan AS dengan perjanjian INF
    Rusia dan AS dengan perjanjian INF

Donald Trump, Presiden Amerika Serikat kontroversial telah menarik diri dari perjanjian-perjanjian senjata untuk menyingkirkan kendala yang dihasilkan dari perjanjian ini. Trump pada 20 Oktober 2018 mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari Traktat Nuklir Jarak Menengah (INF).

Alasan utama bagi AS untuk mundur dari pakta strategis dan sangat penting ini adalah pelanggaran terhadap ketentuannya yang dilakukan oleh Rusia. Mike Pompeo pada 1 Februari kemudian mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan menunda penerapan INF selama 180 hari mulai 2 Februari 2019 dan jika Rusia gagal memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian itu, Washington akan keluar dari perjanjian itu secara penuh.

Setelah itu, Vladimir Putin, Presiden Rusia sebagai reaksi timbal balik mengumumkan bahwa Moskow juga akan menangguhkan kewajibannya berdasarkan perjanjian ini. Menanggapi penarikan Amerika Serikat dari perjanjian itu, Putin setuju dengan proposal kementerian pertahanan Rusia untuk memulai pembuatan rudal jarak menengah ultrasound.

Vladimir Putin dan Donald Trump

Menurut analis politik Heinz Gaertner, "Penarikan diri Amerika Serikat dari Traktat Nuklir Jarak Menengah (INF) berdampak bahaya perang nuklir."

Meskipun Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyambut baik langkah Amerika Serikat dan seperti para pejabat Washington, mengutuk Rusia sebagai pelanggar terhadap perjanjian INF, tetapi negara-negara Eropa utama, terutama Jerman, sangat khawatir akan konsekuensi serius dari penghapusan perjanjian ini terhadap keamanan Eropa.

Dalam hal ini,  Menteri Ekonomi dan Energi Jerman Peter Altmaier menilai kemungkinan terjadi perlombaan senjata baru jika saja perjanjian INF dibubarkan. Menteri Ekonomi dan Energi Jerman mengatakan dia berharap Amerika Serikat dan Rusia akhirnya bisa mencapai kesepakatan mengenai perjanjian itu. Altmaier mengatakan, "Bagaimanapun itu akan menjadi kesalahan ketika sejak awal kita menolak kemungkinan akan terjadi perlombaan senjata."

Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengumumkan bahwa Moskow memiliki semua alat teknis dan militer untuk menanggapi ancaman yang ditimbulkan oleh penarikan diri Amerika Sesrikat dari Traktat Nuklir Jarak Menengah (INF).

Dari sudut pandang Moskow, langkah pemerintah Trump untuk menangguhkan pelaksanaan perjanjian INF, terlepas dari alasan yang dilampirkan soal pelanggaran perjanjian yang dilakukan Rusia, tapi ada alasan dan tujuan jangka panjang. Sekaitan dengan hal ini, Anatoly Antonov, Duta Besar Rusia di Washington menyatakan bahwa tujuan Amerika Serikat dari upaya membatalkan perjanjian antara kedua negara karena ilusi mengejar dominasi militer atas dunia.

Dalam wawancara eksklusif dengan kantor berita Rusia "Tass" Antonov merujuk pada penarikan diri AS dari perjanjian INF lalu mengatakan, "Target Amerika membubarkan arsitektur kontrol senjata yang telah terjadi antara kedua negara selama bertahun-tahun, karena mereka berpikir akan ada ruang untuk mengejar Ilusi mereka tentang dominasi militer di dunia menjadi lebih besar."

Tujuan keseluruhan Amerika Serikat dari meninggalkan kontrak senjata dan secara bebas dapat memperluas dan menempatkan senjata baru. Washington terus memainkan peran hegemoni global dan untuk mencapai ini, diyakini bahwa dengan menarik diri dari perjanjian kontrol senjata, AS akan dapat mengembangkan rudal nuklir dan senjata nuklir tanpa batasan.

Rudal nuklir

Namun demikian, dengan dihapuskannya perjanjian pengendalian senjata yang penting ini, dunia akan menghadapi lanskap gelap di mana negara-negara besar tanpa batasan akan mengembangkan dan menggunakan berbagai senjata perusak, terutama rudal nuklir dan mengancam masa depan stabilitas dan keamanan global.