Menelisik Kesiapan Korsel untuk Melanjutkan Pembicaraan dengan Korut
-
Kim Yeon-chul, Menteri Unifikasi Korsel
Menteri Unifikasi Korea Selatan mengatakan negaranya siap untuk melanjutkan negosiasi dengan Korea Utara kapan saja dalam rangka menyelesaikan masalah Semenanjung Korea.
Kim Yeon-chul, Menteri Unifikasi Korsel menekankan bahwa ada kemungkinan dua kepala negara Korea dapat bertemu kembali dan melakukan pembicaraan sebelum akhir bulan Juni.
Pejabat Korea Selatan ini menyinggung undangan Moon Jae-in, Presiden Korea Selatan buat Kim Jong-un untuk mengadakan pertemuan sebelum kunjungan bulan Juni presiden Amerika Serikat ke Seoul seraya mengatakan, "Korea Selatan tengah melakukan penjajakan dengan negara-negara tetangga dan juga Cina serta Amerika Serikat demi menciptakan perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea."
Kim Yeon-chul juga menyatakan harapannya bahwa dengan upaya negara-negara di kawasan, Korea Utara dan Amerika Serikat akan memulai pembicaraan tentang pelucutan senjata nuklir di Semenanjung Korea.
Kesiapan Menteri Unifikasi Korea Selatan untuk melanjutkan pembicaraan dengan para pejabat Korea Utara menunjukkan Seoul merasa khawatir akan dampak negatif dihentikannya pembicaraan Pyongyang dan Washington pada proses menghilangkan ketegangan dalam hubungan dua Korea.
Mengingat bahwa perundingan Korea Utara dan AS telah berhenti karena tipu daya dan itikad buruk Gedung Putih terhadap Pyong Yang dan pemimpin Korea Utara telah menekankan bahwa ia tidak akan sudi melakukan perundingan dengan Donald Trump, Presiden Amerika Serikat, ketika Washington tidak mengubah sikapnya. Hal ini memungkinkan pembicaraan dua Korea juga akan bermasalah.
John Mearsheimer, akademisi ilmu politik di Universitas Chicago mengatakan, "Korea Utara tidak memiliki kepercayaan terhadap Amerika Serikat, dan Pyongyang percaya bahwa Gedung Putih tidak komitmen dengan satupun butir kesepakatan mengenai pelucutan senjata nuklir."
Pembicaraan Korea Utara dan Korea Selatan, yang merupakan bagian dari proses pelucutan senjata di Semenanjung Korea adalah bagian dari puzzle yang mencakup perundingan Pyongyang dan Washington.
Meskipun para pejabat Korea Selatan dan AS menganggap dialog Korea Utara bersifat independen satu sama lain, namun proses melucuti Semenanjung Korea dan membangun stabilitas permanen di kawasan itu terkait dengan keberhasilan negosiasi antara Washington dan Seoul dengan Pyongyang.
Itulah sebabnya Korea Selatan khawatir tentang hilangnya lebih dari satu dekade upaya dalam proses menghilangkan ketegangan dengan Korea Utara sebagai akibat dari tindakan merusak Amerika dalam pembicaraan dengan Pyongyang, yang dapat menyebabkan ketegangan lagi di Semenanjung Korea.
Dalam keadaan seperti itu, pemerintah Seoul akan membujuk pemimpin Korea Utara untuk mengadakan putaran baru perundingan dengan Presiden Korea Selatan demi memastikan kelanjutan negosiasi antara kedua Korea dan upaya bersama untuk menghilangkan ketegangan dan memperkuat kerja sama bilateral, dimana kegagalan pasti dari pembicaraan AS dan Korea Utara tidak bisa merusaknya.
Selain itu, para pejabat Korea Selatan berharap dengan mengadakan putaran baru pembicaraan dengan pemimpin Korea Utara sebelum kunjungan Presiden Donald Trump ke Seoul dapat menyelamatkan kegagalan pasti perundingan dengan terlebih dahulu mendapatkan pandangan Pyongyang terkait berlanjutnya perundingan dengan Washington, sehingga dapat mengurangi dampak merusaknya terhadap upaya menghilangkan ketegangan dua Korea.