Tarif Baru AS Paksa Cina Tingkatkan Impor Minyak Iran
Bank of America Merrill Lynch mengumumkan, putaran baru tarif Amerika Serikat terhadap produk-produk Cina, akan melemahkan tingkat permintaan minyak global, dan dapat memaksa Beijing membeli minyak Iran lebih besar sebagai balasan atas kebijakan Washington ini.
Fars News (3/8/2019) mengutip Reuters melaporkan, BofA mengatakan, jika Cina membeli minyak lebih banyak dari Iran maka harga minyak Brent akan turun 20-30 dolar perbarelnya.
Analis Bank of America menuturkan, pertumbuhan konsumsi minyak dunia berada di level terendah hampir satu dekade lalu, proteksionisme telah memberikan dampak besar pada aktivitas industri global. Kami memperkirakan tarif baru Amerika terhadap Cina dapat menurunkan permintaan minyak dunia antara 250-500 ribu barel perhari.
BofA menambahkan, selain itu, keputusan Cina untuk kembali memulai pembelian minyak dari Iran juga bisa menurunkan harga minyak dunia.
Menurut Bank of America, kombinasi dari tingkat permintaan yang lemah dan kembalinya lebih dari 1,5 juta barel minyak Iran, akan memukul keseimbangan Amerika lebih dari 2 juta barel perhari.
Presiden Amerika, Donald Trump, Kamis (1/8) mengumumkan, tambahan 10 persen tarif atas produk-produk impor dari Cina ke Amerika senilai 300 miliar dolar, akan segera diterapkan, dan jika Presiden Cina tidak segera melakukan sesuatu, kemungkinan tarif ini akan bertambah. (HS)