Keinginan Inggris Runtuhkan Dominasi Dolar AS
Strategi Amerika Serikat menyalahgunakan posisi mata uang dolar dalam perdagangan dan keuangan global atas dasar kepentingan pribadinya, memicu ketidakpuasan dan tuntutan perubahan dari sejumlah negara dunia. Tuntutan itu tidak semata muncul dari rival Amerika, bahkan dari sekutunya sendiri.
Gubernur Bank Inggris, Mark Carney baru-baru ini berbicara soal urgensi seluruh bank sentral dunia untuk bersama-sama mengubah komposisi cadangan valuta asing mereka. Menurutnya, dominasi dolar atas sistem keuangan global telah meningkatkan risiko negara-negara dunia dalam menghadapi tingkat suku bunga yang rendah, dan pertumbuhan ekonomi Amerika yang lemah.
Dalam pandangan Gubernur Bank Inggris, London memprediksikan mata uang Cina, Yuan dapat segera menggantikan dolar sebagai mata uang dunia, dan negara ini mengabaikan isi Konferensi Bretton Woods yang ditandatangani tahun 1970, serta menganggap dolar sudah tidak bersandar pada emas lagi.
Mark Carney percaya masalah sistem keuangan global hari ini adalah upaya menghadapi kebijakan-kebijakan populis. Ia menyindir kebijakan perdagangan dan ekonomi Presiden Amerika Serikat yang kerap kontroversial, menipu publik, dan memicu perang dagang dengan Cina serta Eropa, sehingga mengancam sistem finansial dan perdagangan dunia.
Kebijakan unilateral Persiden Amerika Donald Trump terutama penerapan sanksi terhadap rival dan musuh Amerika, serta ancaman sanksi bagi sekutunya, telah membangkitkan protes sejumlah banyak negara, bahkan perusahaan Eropa, terkait penyalahgunaan Washington atas sanksi dan dolar untuk menekan negara lain.
Kebijakan menekan dan menakut-nakuti negara lain dengan dolar serta transaksi keuangan, ternyata memicu gelombang luas keinginan untuk menurunkan ketergantungan pada dolar, dan penggunaan mata uang lain sebagai alternatif pengganti, yang hasil akhirnya adalah berkurangnya secara signifikan dominasi dolar di sistem keuangan dan perdagangan global.
Gubernur Bank Inggris menyebut dolar sebagai faktor perusak sistem keuangan global, dan menilai negara-negara dunia harus mengakhiri dominasi dolar serta mulai membentuk sebuah sistem multilateral yang terdiri dari beberapa mata uang, bahkan mata uang digital, serta memperkuat sumber keuangan Dana Moneter Internasional, IMF.
Penyalahgunaan dolar sebagai senjata untuk menekan negara lain, membuat negara-negara dunia berupaya mengurangi ketergantungannya pada dolar dan sistem keuangan Amerika. Mereka tampaknya sedang bersiap mengambil langkah-langkah untuk menggeser dolar dan menggantikannya dengan mata uang lain.
Hal ini disinyalir dapat menurunkan jumlah dolar dalam cadangan valas internasional dan menambah jumlah mata uang asing seperti euro. Poin penting lain yang disinggung Gubernur Bank Inggris adalah, ketergantungan berlebihan negara-negara dunia terhadap dolar dapat meningkatkan risiko dalam menghadapi fluktuasi dolar, maka dari itu negara-negara dunia harus lebih memikirkan masalah ini dan menemukan solusinya.
Kenyataannya selama ini, ketergantungan perusahaan, bank dan sistem keuangan dunia terhadap dolar, dimanfaatkan Amerika untuk semakin memaksa mereka menuruti kemauannya dan melarang mereka mengambil kebijakan-kebijakan yang dinilai dapat merugikan Washington. (HS)