Dukungan Eropa untuk Pertahankan JCPOA
(last modified Fri, 20 Dec 2019 12:35:02 GMT )
Des 20, 2019 19:35 Asia/Jakarta
  • Dukungan Eropa untuk Pertahankan JCPOA

Uni Eropa bersama dengan tiga negara yang disebut sebagai Troika Eropa (Perancis, Jerman dan Inggris) adalah para pendukung kesepakatan nuklir JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama). Meski mendukungnya, namun mereka gagal untuk melaksanakan kewajibannya dalam kesepakatan tersebut setelah Amerika Serikat secara sepihak keluar dari JCPOA pada Mei 2018.

Negara-negara Eropa mempertahankan JCPOA karena menilai perjanjian nuklir ini sebagai kesepakatan yang penting. Dalam sebuah pernyataan terbaru, negara-negara Eropa anggota Dewan Keamanan PBB menyatakan dukungan kepada JCPOA.

Pernyataan itu disampaikan usai pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Jumat (20/12/2019) yang membahas pelaksanaan Resolusi 2231 tentang JCPOA.  Mereka menegaskan bahwa kesepakatan nuklir dengan Iran merupakan unsur mendasar untuk perdamaian dan keamanan regional dan internasional.

Dewan Keamanan PBB pada Jumat pagi menggelar sidang untuk membahas laporan kedelapan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengenai pelaksanaan Resolusi Nomor 2231 tentang JCPOA.

Dalam sidang tersebut, negara-negara Eropa anggota Dewan Keamanan mengungkapkan penyesalan atas keluarnya AS dari JCPOA dan  menyinggung dampak sanksi Amerika terhadap Iran. Wakil Inggris  dalam sidang itu menekankan komitmennya kepada JCOPA. Dia mengatakan, perjanjian ini penting untuk nonproliferasi dan merupakan cara terbaik untuk mencegah Iran mencapai senjata nuklir.

Klaim bahwa Iran mengejar senjata nuklir seperti yang dilontarkan wakil Inggris itu telah berulang kali dibantah oleh Tehran. Iran telah berkali-kali menegaskan bahwa aktivitas nuklirnya adalah untuk kepentingan non-militer dan hal ini telah dibenarkan oleh laporan-laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Sementara itu, Wakil Uni Eropa untuk Dewan Keamanan PBB Olof Skoog mengatakan, keputusan AS untuk tidak sepenuhnya memperpanjang pengecualian terkait proyek-proyek non-proliferasi dapat menimbulkan banyak implikasi negatif dari segi keamanan.

Apa yang disinggung Olof Skoog adalah perpanjangan pengecualian nuklir yang tertulis dalam JCPOA oleh Washington, di mana contoh terbarunya adalah pembatalan pengecualian terkait dengan situs nuklir Fordow.

Wakil AS untuk Dewan Keamanan PBB Kelly Craft mengklaim bahwa laporan kedelapan Sekjen PBB mencakup serangkaian aktivitas Iran yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan, khususnya Resolusi 2231.

Kelly Craft  lebih lanjut mengulang kembali tuduhannya bahwa Iran terlibat dalam serangan ke instalasi minyak Arab Saudi, Aramco pada 14 September 2019. Dia mengatakan, hanya Iran yang mampu melakukan serangan yang rumit dan luas ini. Dia juga mengklaim bahwa Iran telah melanggar Resolusi 2231 karena negara ini telah memenuh Asia Barat dengan senjata.

Tuduhan Kelly Craft bahwa Iran berperan dalam serangan ke fasilitas minyak Arab Saudi itu dilontarkan tanpa adanya bukti apapun, bahkan PBB juga telah menolak tuduhan serupa setelah melakukan penyelidikan dalam beberapa bulan terakhir atas serangan ke fasilitas minyak Aramco dan tidak menemukan adanya indikasi keterlibatan Iran dalam serangan tersebut.

Antonio Guterres dalam laporan enam bulanannya kepada Dewan Keamanan PBB menulis, PBB secara independen tidak mampu mengkonfirmasi bahwa rudal jelajah dan drone yang digunakan untuk menyerang Aramco adalah asli punya Iran atau ditransposisikan sebagai pelanggaran terhadap resolusi PBB. Dalam laporan itu dijelaskan bahwa para inspektur PBB tidak bisa mengkonfirmasi klaim dan tuduhan AS bahwa Iran terlibat dalam serangan ke kilang minyak Arab Saudi.

AS telah mengerahkan dan bahkan menambah jumlah pasukannya di Asia Barat khususnya di Teluk Persia. Kebijakan ini  dengan jelas membuktikan bahwa siapa sebenarnya yang telah  menciptakan ketegaangan di kawasan. Jadi jelas bahwa AS adalah faktor terbesar dalam menciptakan instabilitas keamanan di kawasan.

AS juga menuding Iran telah menciptakan ketegangan di kawasan dan memenuhi Asia Barat dengan senjata, sementara dunia tahu bahwa Washington sendiri yang telah melakukannya dengan menandatangai penjualan senjata besar-besaran ke sejumah negara di kawasan.

Salah satu contoh dari kontrak senjata itu adalah kesepakatan untuk ekspor senjata ke Arab Saudi seniai 110 miliar dolar Amerika. Kini telah menjadi nyata bahwa siapa sebenarnya yang menciptakan ketegangan di Asia Barat dan memenuhi wilayah ini dengan senjata. (RA)

Tags