Keprihatinan Presiden Turki atas Situasi di Kashmir
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Pakistan pada hari Jumat, 14 Februari 2020 untuk bertemu dan berdialog dengan para pejabat tinggi Islamabad mengenai isu-isu hubungan bilateral dan perkembangan di kawasan.
Selama lawatan ke Pakistan, Erdogan menyinggung ketegangan di Kashmir yang dikuasai India. Dia mengatakan bahwa situasi di Kashmir semakin memburuk karena perubahan besar yang diberlakukan India di wilayah berpenduduk mayoritas Muslim itu. Erdogan juga mengungkapkan solidaritas Turki untuk penduduk Kashmir.
Dalam pernyataan di parlemen Pakistan, Presiden Turki mengatakan bahwa masalah Kashmir tidak dapat diselesaikan melalui tekanan tetapi harus diselesaikan atas dasar keadilan.
Pada Agustus 2019, India menarik status otonomi Kashmir dan menempatkannya di bawah pemerintahan federal sebagai cara untuk mengintegrasikan wilayah itu sepenuhnya ke India dan memadamkan perlawanan penduduk Kashmir selama 30 tahun terakhir.
Pakistan, yang mengendalikan sebagian wilayah Kashmir, mengecam langkah India. Negara-negara mayoritas Muslim lainnya seperti Turki dan Malaysia bergabung dalam seruan agar India mempertimbangkan kembali keputusannya itu.
Menanggapi hal itu, pemerintahan New Delhi melakukan pembatasan impor minyak kelapa sawit dari Malaysia sebagai tindakan balasan, dan rencananya akan memangkas beberapa jenis impor dari Turki.
Pemerintah India juga menyalahkan Pakistan karena memicu perlawanan di Kashmir dan menuduh Turki berusaha membenarkan penggunaan "terorisme lintas batas" oleh Pakistan. (RA)