Mar 04, 2020 04:09 Asia/Jakarta
  • Pendatangan perjanjian damai AS-Taliban
    Pendatangan perjanjian damai AS-Taliban

Penandatanganan perjanjian damai antara Amerika Serikat dan Taliban tidak bisa dilepaskan dari ambisi kampanye pemilu Donald Trump yang selama ini dikenal tidak memiliki komitmen terhadap perjanjian internasional. Oleh karena itu, banyak analis politik yang meragukan keseriusan AS dalam implementasinya.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper telah memerintahkan Komandan Tertinggi AS di Afghanistan untuk memulai penarikan awal pasukan AS dari Afghanistan. Esper dalam konferensi pers di Pentagon mengatakan, setelah menandatangani perjanjian Perdamaian dengan Taliban diperlukan waktu selama 10 hari untuk memulai proses penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Menurut Esper, Amerika Serikat akan mengurangi pasukannya dari 13.000 menjadi 8600 dalam waktu 135 hari, dan akan mengevaluasi kembali situasinya.

Menteri Pertahanan AS mengklaim bahwa negaranya telah menunjukkan itikad baik dengan menarik pasukannya dari Afghanistan. Esper juga menekankan bahwa proses negosiasi antarfaksi Afghanistan akan dimulai.

Sebelumnya, pada Sabtu, 29 Februari 2020, AS menandatangani perjanjian damai dengan Taliban, dan Washington mengklaim telah meletakkan landasan bagi penarikan pasukan asing dari Afghanistan dan mengakhiri perang 18 tahun di negara ini. Namun, beberapa pengamat menggambarkan langkah itu sebagai perjudian kebijakan luar negeri Trump di tahun kampanye pemilu presiden, yang dapat memberikan legitimasi internasional kepada Taliban.

 

Donald Trump

Beberapa jam setelah penandatanganan kesepakatan damai ini, Trump dalam konferensi pers Gedung Putih mengatakan bahwa kesepakatan itu akan memungkinkan Amerika Serikat mengurangi jumlah pasukannya di Afghanistan dari 13.000 menjadi 8600 orang. Tapi dia menolak kemungkinan pengurangan lebih dari itu. Trump juga mengatakan Amerika Serikat bisa segera mengerahkan kembali pasukan yang ditariknya jika diperlukan kembali di Afghanistan. 

Terlepas dari klaim pemerintahan Trump untuk menjaga keberlanjutan kesepakatan itu, dan Pentagon meluncurkan langkah awal penarikan awal pasukan AS dari Afghanistan. Tapi, tercapainya kesepakatan antara AS dan Taliban tidak bisa menghilangkan konflik di Afghanistan. Pasalnya, Kepala Staf Gabungan Angkatan Darat AS, Jenderal Mark Milley mengatakan bahwa konflik dan kerusuhan di Afghanistan tidak akan segera berhenti, apalagi  hilang sama sekali.

Selain itu, pemerintah Afghanistan juga tidak mau menjalankan perjanjian ini. Sehari setelah tercapai perjanjian antara AS dan Taliban ditandatangani, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada hari Minggu, 1 Maret 2020 menentang isi perjanjian mengenai pembebasan para tahanan Taliban dan mengatakan ia tidak memiliki kewajiban untuk membebaskan mereka.

Ashraf Ghani dalam konferensi pers di Kabul mengatakan bahwa Taliban menuntut pembebasan tahanan mereka dari penjara Afghanistan sebagai prasyarat untuk pembicaraan langsung. Perjanjian AS-Taliban menyatakan bahwa kedua belah pihak berkomitmen untuk membebaskan tahanan politik dan menghentikan perang sebagai langkah membangun kepercayaan dengan koordinasi dan persetujuan dari semua pihak yang terkait.

Berdasarkan perjanjian ini, 5.000 dari 10.000 tahanan Taliban yang ditangkap pemerintah Afghanistan akan dibebaskan pada 10 Maret 2020. Taliban hari Senin (2/3/2020) mengumumkan bahwa operasi melawan pasukan pemerintah Kabul akan dilanjutkan, selama 5.000 tahanan Taliban belum dibebaskan, dan mereka tidak akan berpartisipasi dalam pembicaraan Afghan-Afghan.

Tampaknya, implementasi perjanjian AS-Taliban kini mulai dipertanyakan. Jika bagian dari perjanjian ini yang meliputi pembebasan tahanan Taliban tidak dijalankan, maka Taliban secara alami akan melanjutkan dan memperluas kegiatan bersenjatanya, sehingga ketentuan lainnya, termasuk penarikan pasukan AS dari Afghanistan besar kemungkinan tidak akan dijalankan.

Perjanjian ini akan menghadapi banyak tantangan dan kesulitan pada tahap implementasinya. Trump yang sedang terburu-buru untuk mencapai kesepakatan, sekarang berpikir dia dapat menggunakannya sebagai kartu kemenangan dalam kampanye pemilunya. Namun, tidak ada masa depan yang jelas untuk pelaksanaan perjanjian AS-Taliban, dan tentu saja ada banyak kendala yang merintanginya.

Di sisi lain, AS tahu benar bagaimana menaruh kartu antara Taliban dan pemerintahan Kabul, dengan menempatkan dirinya sebagai mitra keduanya. Dengan demikian, jika penarikan pasukan AS dilakukan, barangkali tidak akan berusia panjang. Sebab, sebagaimana disampaikan Trump sendiri, Pentagon akan mendatangkan pasukan AS kembali di Afghanistan. Bahkan mungkin dengan jumlah yang lebih besar.(PH)

Tags