Protes Anti-Rasis dan Perlawanan Kubu Rasis di Eropa
https://parstoday.ir/id/news/world-i82350
Kekerasan polisi Amerika Serikat terhadap warga kulit hitam negara itu, meski sudah terjadi sejak lama, namun pasca pembunuhan terhadap George Flyod di kota Minneapolis, Minnesota, ia mampu menciptakan gelombang besar aksi protes yang tidak pernah terjadi sebelumnya di seluruh penjuru Amerika, bahkan Eropa.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Jun 15, 2020 19:49 Asia/Jakarta
  • demonstran anti-rasis menolong seorang rasis di London
    demonstran anti-rasis menolong seorang rasis di London

Kekerasan polisi Amerika Serikat terhadap warga kulit hitam negara itu, meski sudah terjadi sejak lama, namun pasca pembunuhan terhadap George Flyod di kota Minneapolis, Minnesota, ia mampu menciptakan gelombang besar aksi protes yang tidak pernah terjadi sebelumnya di seluruh penjuru Amerika, bahkan Eropa.

Kenyataannya aksi demonstrasi ini meluas ke negara-negara Eropa, dan masyarakat Eropa bangkit memprotes perilaku rasis dan diskiminasi terhadap warga kulit berwarna.

Baru-baru ini ribuan warga Swiss di kota Zurich turun ke jalan menggelar demonstrasi memprotes rasisme, dan pembunuhan terhadap George Floyd oleh polisi Amerika. Para demonstran menuntut penghentian praktik rasisme, dan penegakan keadilan dalam kasus pembunuhan Floyd. Warga Swiss mendesak masyarakat dunia untuk mengakhiri diskriminasi terhadap warga kulit berwarna, dan ketidakadilan. Para demonstran meneriakkan Black Lives Matter, dan keadilan untuk semua orang.

Pada saat yang sama di Inggris, terutama di kota London, Brighton, New Castle dan Bristol demonstrasi besar digelar untuk memprotes rasisme. Para demonstran di kota London mencoret-coret patung mantan perdana menteri Inggris, Winston Churchill, salah satu pendukung perbudakan dan penjajahan abad 20 dengan tulisan "Churchill seorang rasis". Di kota Bristol para demonstran menceburkan patung Edward Colston, salah seorang simbol perbudakan Inggris, ke sungai.

Di sisi lain masalah penting yang cukup menyita perhatian masyarakat Eropa pasca naiknya Donald Trump sebagai presiden Amerika, adalah unjuk kekuatan kelompok sayap kanan ekstrem yang condong pada ideologi rasisme di benua ini, dan kecenderungan mereka untuk melakukan kekerasan terhadap imigran dan minoritas ras serta agama. Seperti ditulis surat kabar The Washington Post, sepertiga masyarakat keturunan Afrika di Eropa melaporkan kekerasan dan gangguan atas nama ras terhadap mereka.

Demonstrasi-demonstrasi anti-rasis, dan protes atas kekerasan terhadap warga kulit hitam di Eropa mendapat perlawanan dari kelompok rasis sayap kanan. Sejumlah banyak warga kulit putih rasis atau sayap kanan ekstrem di London, turun ke jalan dan meneriakkan slogan anti Black Lives Matter, BLM, dan mereka terlibat bentrok fisik dengan kelompok anti-rasis. Mereka meneriakkan slogan-slogan seperti "Winston Churchill bagian dari kami" dan yang lainnya.

Sama seperti di Amerika, sekarang di Inggris masalah rasisme telah menjadi momok besar di tengah masyarakat negara ini. Salah seorang anggota parlemen Inggris dari partai buruh mengatakan, kami di sini punya masalah sendiri, dan kemungkinan penangkapan serta interogasi terhadap warga kulit hitam 9 kali lebih besar dari kulit putih.

Sepertinya masyarakat Eropa menyadari semakin kuatnya kubu sayap kanan ekstrem di Amerika, karena mendapat dukungan terang-terangan dari presiden negara itu, dan mereka merasa khawatir kecenderungan semacam ini menyebar ke Eropa. Meski di Eropa sendiri kecenderungan rasis sebagian warganya mungkin lebih besar seperti di Inggris dan Jerman karena berakar dari ideologi fasisme dan kolonialisme di kedua negara itu.

Solidaritas warga Eropa terhadap masalah rasisme di Amerika dan pembunuhan George Floyd, ditumpahkan dalam aksi-aksi protes di jalan. Namun di Inggris aksi anti-rasis itu mendapat perlawanan dari kelompok rasis atau supremasi kulit putih negara itu, sehingga menimbulkan bentrok fisik yang menimbulkan korban.

Dalam aksi-aksi ini muncul gerakan dari demonstran anti-rasis untuk menghapus semua simbol perbudakan dan penjajahan di Amerika dan Eropa. Mulai dari pemotongan kepada patung Christopher Columbus penemu Amerika, hingga perusakan patung Edward Colston, simbol perbudakan di Inggris.

Sepertinya gelombang besar menuntut keadilan dan melawan diskiriminasi ras di Amerika yang merembet ke Eropa akan terus terjadi, dan tidak diragukan gelombang ini cepat atau lambat akan menciptakan perubahan di negara-negara yang selama ini dikenal sebagai pencetus perbudakan dan penjajahan dunia. (HS)