Tsunami Kebencian: Bagaimana Israel Menjadi Rezim Paling Dibenci di Dunia?
-
Kebencian global terhadap rezim Zionis
Pars Today - Dalam beberapa minggu terakhir, pejabat dan tokoh Israel telah berulang kali menyatakan kekhawatiran tentang meningkatnya rasa jijik dan kebencian global terhadap rezim Zionis.
Kebencian dan rasa jijik yang semakin meluas di seluruh dunia terhadap rezim Zionis telah menjadi kekhawatiran umum bagi masyarakat dan tokoh-tokoh di Wilayah Pendudukan.
Barak Sari, penasihat komunikasi terkemuka Israel memperingatkan tentang memburuknya citra rezim tersebut di panggung internasional. Lebih dari 550 mantan perwira militer Israel mengirimkan surat pedas kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan memperingatkan agar tidak melanjutkan perang di Gaza tanpa tujuan strategis yang jelas, dan menggambarkannya sebagai penyebab rezim tersebut memasuki pendudukan yang panjang dan mahal tanpa jalan keluar.
Matan Vilnai, Kepala Gerakan "Komandan untuk Keamanan Israel" menekankan dalam sebuah surat yang ditujukan kepada kabinet Israel dan opini publik, "Kebijakan-kebijakan ini bukan hanya akan mempersulit perang, tetapi juga akan semakin mengisolasi Israel secara regional dan global."
Survei terbaru oleh beberapa lembaga Barat ternama internasional, seperti Pew, Gallup, YouGov, dan Harvard, semuanya menunjukkan isolasi global, kemarahan publik, dan peningkatan signifikan dalam ketidakabsahan dan kebencian terhadap rezim Zionis, yang merupakan salah satu kerugian terbesar rezim tersebut dalam dua tahun terakhir.
Rasa jijik dan kebencian global ini begitu besar sehingga, menurut survei oleh televisi Channel 12 Israel, 56 persen penduduk Palestina yang diduduki khawatir akan kehilangan kesempatan untuk meninggalkan wilayah yang diduduki akibat meningkatnya protes dan kritik global terhadap perang di Gaza.
Pertanyaan pentingnya adalah mengapa rasa jijik global terhadap rezim Zionis mencapai titik tertingginya dan masih terus meningkat?
Alasan terpenting dan utama dari rasa muak global ini adalah terungkapnya wajah kriminal rezim Zionis kepada opini publik dunia.
Kebijakan membuat rakyat Gaza kelaparan, yang menyebabkan kematian sekitar 1.400 orang akibat kelaparan, merupakan faktor utama dalam mengungkap wajah tidak manusiawi dan kriminal rezim Zionis. Masyarakat dunia menyaksikan gambaran kondisi fisik anak-anak di Gaza yang menyedihkan, yang sekarat atau berjuang melawan kematian akibat kelaparan.
Amos Harel, analis terkemuka untuk surat kabar berbahasa Ibrani, Haaretz menulis, Netanyahu mengira ia telah mencapai "pantai yang aman" dengan berakhirnya sesi musim panas Knesset, tetapi kelaparan di Gaza mengacaukan semua perhitungan. Bahkan Donald Trump pun tidak bisa mengabaikan gambaran menyakitkan di Gaza dan tidak bereaksi.
Harel menekankan bahwa rezim Zionis kini menghadapi runtuhnya diplomasi di dunia.
Menurut Saluran 12 Israel, kelaparan di Jalur Gaza menjadi berita utama media dunia saat ini, tidak hanya di rubrik berita CNN dan BBC, tetapi juga di semua jaringan televisi dunia. Semua media ini menayangkan gambaran menyedihkan tentang kelaparan di Gaza, dan hampir setiap orang Eropa memulai hari mereka dengan gambaran itu.
Selain itu, kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Gaza, serta hasutan perang yang berulang di kawasan Asia Barat, yang sebagian besar korbannya adalah warga sipil, telah menyebabkan runtuhnya nilai-nilai dan norma-norma global serta ketidakefektifan lembaga-lembaga global.
Hal ini juga memicu kemarahan masyarakat dunia, karena orang-orang mulai percaya bahwa rezim Zionis telah mencapai kekebalan di bawah bayang-bayang dukungan Amerika, yang telah menyebabkan sistem dunia mengalami penurunan standar moral dan peningkatan amoralitas politik.
Terkait hal ini, Yair Golan, pemimpin partai Demokrat di rezim Zionis, mengecam keras kebijakan kabinet Benjamin Netanyahu, dan menyebutnya sebagai faktor utama penyebaran anti-Semitisme dan kebencian global terhadap "Israel".
Terakhir, meskipun kekhawatiran tentang meningkatnya kebencian global yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap rezim Zionis disertai dengan peringatan dari tokoh dan media di Wilayah Pendudukan, Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri rezim Zionis, menyebut propaganda sebagai penyebab kebencian dunia terhadap Israel.
Para kritikus yakin bahwa Netanyahu telah menjadikan Israel rezim yang dibenci dunia agar tetap berkuasa.(sl)