Kritik Ankara atas Washington Membuat Ketegangan Turki-AS Tetap Berlanjut
https://parstoday.ir/id/news/world-i98350
Ketegangan antara Turki dan Amerika Serikat telah meningkat dengan kritik baru dari pejabat Ankara terhadap kebijakan pemerintahan Washington.
(last modified 2025-05-07T13:33:57+00:00 )
Jun 03, 2021 08:54 Asia/Jakarta

Ketegangan antara Turki dan Amerika Serikat telah meningkat dengan kritik baru dari pejabat Ankara terhadap kebijakan pemerintahan Washington.

Dalam hal ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan Amerika Serikat tentang akan kehilangan teman berharga seperti Turki di Asia Barat.

Merujuk pada hubungan Ankara-Washington, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, "Negara-negara seperti Amerika Serikat yang mendorong Turki ke tepi akan kehilangan "teman berharga" di Asia Barat.

Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki

Pernyataan presiden Turki itu menunjukkan bahwa kunjungan pejabat AS ke Turki baru-baru ini bukan hanya meringankan masalah dua sekutu strategis di Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO), tetapi justru menyoroti masalah kedua negara lebih dari sebelumnya.

Meskipun Erdogan sebelumnya telah berbicara keras menentang Amerika Serikat dalam sikapnya terhadap para pejabat Washington, gagasan bahwa Amerika Serikat akan kehilangan sekutu berharga seperti Turki di Asia Barat adalah ancaman baru presiden Turki untuk pertama kalinya.

Pernyataan tersebut bisa dibilang sebagai puncak keputusasaan presiden Turki terhadap kebijakan anti-Turki para pejabat Gedung Putih. Apalagi setelah kunjungan delegasi Amerika ke Turki, ucapan Erdogan harus dianggap memiliki makna sangat signifikan.

Linda Thomas-Greenfield, Perwakilan Tetap AS untuk PBB, telah melakukan perjalanan ke Ankara untuk kunjungan tiga hari demi bertemu dengan para pejabat Ankara dan mengunjungi perbatasan Turki-Suriah.

Pekan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman melakukan perjalanan ke Turki untuk bertemu dengan beberapa pejabat senior pemerintah Ankara.

Pemerintah AS memberikan tekanan pada Turki dari waktu ke waktu, tetapi tekanan ini tidak bertahan lama dan akan segera berakhir,” ujar Ozdemir Akbal.

Faktanya, dua delegasi Amerika telah melakukan perjalanan ke Turki dalam sepuluh hari terakhir, dan delegasi Amerika kedua masih berada di Turki untuk bertemu dengan para pejabat Ankara.

Meskipun presiden Turki mengancam Amerika Serikat dengan tujuan mendapatkan konsesi dari Amerika Serikat, para ahli Turki tidak menganggap ancaman AS terhadap Turki sebagai ancaman sementara dan tidak terlalu serius.

Misalnya, Ozdemir Akbal, seorang akademisi Turki dan pakar politik Amerika, mengatakan bahwa ketegangan antara Ankara dan Washington terkait masalah Siprus dan perang Turki melawan terorisme telah berlanjut sejak tahun 1970-an.

Ia mengatakan, "Pemerintah AS memberikan tekanan pada Turki dari waktu ke waktu, tetapi tekanan ini tidak bertahan lama dan akan segera berakhir.”

Menanggapi ancaman dari para pejabat Ankara, media-media Yunani baru-baru ini mempublikasikan beberapa artikel dan komentar resmi tentang pemindahan pangkalan militer AS ke Yunani, yang patut menjadi bahan pertimbangan.

Bagaimanapun juga, harus dikatakan bahwa pernyataan keras para  pejabat Ankara, terutama Presiden Turki, mengenai hilangnya sahabat berharga Amerika di Asia Barat terjadi dalam konteks ketika warga Turki melakukan beberapa demonstrasi anti-Amerika dalam beberapa pekan terakhir, terutama sehubungan dengan pembongkaran pangkalan militer AS di Turki.

Demo rakyat Turki menentang pangkalan militer Incirlik

Warga Turki telah menyerukan penarikan pasukan Amerika dari negara mereka dan berusaha untuk mengusir pasukan AS, sementara beberapa pangkalan militer yang, menurut pengunjuk rasa Turki adalah sarang mata-mata AS dan rezim Zionis melawan pemerintah dan warga Turki serta negara-negara lain di kawasan, sesegera mungkin dibongkar di berbagai kota Turki.

Dalam kasus terbaru demonstrasi anti-AS, rakyat Turki telah mengirim pesan yang jelas kepada pejabat Washington dengan berkumpul di depan Pangkalan Radar Kurecik dan meneriakkan slogan-slogan menentang kehadiran militer AS di negara mereka. Pesan-pesan tersebut menekankan bahwa Turki tidak akan lagi menjadi mata dan telinga Amerika Serikat dan Zionis Israel di kawasan.