Jun 14, 2021 15:46 Asia/Jakarta
  • Ilustrasi rudal nuklir.
    Ilustrasi rudal nuklir.

Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) mencatat bahwa situasi penyebaran senjata nuklir di dunia memasuki tren yang mengkhawatirkan.

Dilansir laman al-Quds al-Arabi, Senin (14/6/2021), SIPRI dalam laporan tahunannya menyatakan meskipun jumlah hulu ledak nuklir terus menurun pada tahun 2020, namun jumlah yang dikerahkan bersama pasukan operasional meningkat.

Menurut laporan tersebut, total ada 13.080 senjata nuklir di dunia pada awal 2021. Angka ini turun 320 unit dari tahun lalu dan seperlima lebih rendah dari apa yang diumumkan selama Perang Dingin.

Amerika Serikat dan Rusia masih menguasai lebih dari 90 persen senjata nuklir, sisanya dimiliki oleh Israel, Inggris, Prancis, Cina, Pakistan, India dan Korea Utara.

Para peneliti SIPRI mengatakan jumlah hulu ledak nuklir yang sudah dipasang di rudal atau pangkalan yang aktif, sangat mengkhawatirkan. Jumlah senjata nuklir yang siap diluncurkan naik dari 3.720 menjadi 3.825 dibandingkan tahun sebelumnya.

AS dan Rusia masing-masing menambahkan sekitar 50 unit hulu ledak nuklir dalam pasukan operasional. Inggris dan Prancis juga memiliki hulu ledak yang siap pakai.

SIPRI mencatat bahwa belanja militer global naik 2,6 persen menjadi 1,981 miliar dolar pada tahun 2020 dan hal ini terjadi ketika Produk Domestik Bruto (PDB) global turun 4,4 persen. (RM)

Tags