Epik 9 Dey, Bagaimana Rakyat Iran Menghadapi Fitnah
(last modified Thu, 30 Dec 2021 05:42:43 GMT )
Des 30, 2021 12:42 Asia/Jakarta
  • Epik 9 Dey
    Epik 9 Dey

Gerakan spontanitas rakyat Iran dalam pawai akbar nasional pada tanggal 9 Dey 1388 (30 Desember 2009) merupakan sebuah aksi fenomenal dan bukan demonstrasi biasa. Rangkaian peristiwa yang terjadi pasca pemilu Presiden Iran mengarah ke perbuatan makar dan bertujuan mengganti sistem pemerintahan. Para pelaku makar memiliki agenda menyulut kekacauan di Tehran dan kota-kota besar lainnya di Iran.

Kerusuhan pasca pilpres Iran pada tahun 2009 adalah bukan sebuah aksi biasa, tapi sebuah fenomena janggal yang dirancang dalam konsep perang lunak dan mengikuti gaya Revolusi Beludru. Ada dua isu yang patut dicermati dalam rentetan peristiwa yang terjadi pasca pilpres Iran.

Pertama, masalah mempertahankan martabat dan kredibilitas sistem Republik Islam sebagai prestasi terpenting revolusi rakyat Iran. Prestasi ini sekarang mendapat serangan lewat gerakan fitnah dan dengan cara menghasut sekelompok masyarakat. Dan kedua, ada upaya di luar jalur hukum untuk mempertanyakan keabsahan pemilu sebagai pilar utama dalam sistem Republik Islam.

Salah satu skenarionya adalah mengesankan adanya kecacatan dalam partisipasi 85 persen rakyat Iran dalam pilpres. Para pelaku makar sengaja mengangkat isu kecurangan pemilu dan trik ini mengindikasikan adanya sebuah proyek sempurna yang sudah lama dirancang dan sejalan dengan agenda musuh Republik Islam Iran.

Epik 9 Dey

Kandidat tertentu sudah memperlihatkan gelagat aneh selama acara debat capres dan kemudian mereka mengangkat isu kecurangan pemilu. Tanpa mau menempuh jalur hukum dan melakukan pengusutan lewat jalur konstitusional, maka pesta demokrasi tahun 2009 akan terseret ke sebuah tikungan yang berbahaya. Tentu saja persoalannya tidak berhenti di sini. Anasir tertentu mulai melakukan gerakan-gerakan liar dengan alasan mendukung capres yang kalah. Mereka bahkan melecehkan nilai-nilai dan simbol-simbol peringatan Asyura pada bulan Muharram.

Manuver politik oleh capres yang kalah dan gerakan-gerakan liar telah memperbesar api fitnah dan tindakan mereka mengarah pada makar dan upaya kudeta. Oleh karena itu, Epik 9 Dey perlu dianalisa dari berbagai sudut sehingga ada kejelasan tentang mengapa dan bagaimana gerakan spontanitas ini muncul. Aksi ini merupakan menifestasi dari kekuatan lunak masyarakat dalam melawan konspirasi besar.

Fitnah 88 muncul dari manuver kubu tertentu di dalam negeri dan di baliknya juga punya hubungan dengan para konspirator asing dan diseting dari luar Iran. Sejumlah dokumen menunjukkan bahwa manuver Barat dalam mendukung dan memperkeruh suasana didasarkan pada asumsi ini; sebuah aksi protes dengan dalih mengamankan suara rakyat bisa mempermulus penghapusan sistem pemerintahan Islam di Iran.

Banyak dokumen juga memperlihatkan bahwa para aktor asing terutama Amerika Serikat dan sebagian negara Eropa, mengarahkan dan mendukung aksi tersebut dengan dalih membela hak-hak dan suara rakyat Iran. Lembaga-lembaga yang disebut pembela hak-hak sipil juga melancarkan tekanan politik dan psikologis terhadap otoritas Iran.

Mereka mempersiapkan dua skenario untuk mencapai ambisinya. Pertama, menyulut aksi protes terhadap hasil pemilu dan kecurangan pemilu, dan kedua, membenturkan masyarakat dengan pemerintah dan menciptakan konflik horizontal di antara masyarakat. Kedua skenario ini akan menyempurnakan proyek pergantian sistem pemerintahan di Iran.

Untuk mencapai tujuan konfrontatifnya terhadap sistem Republik Islam, para aktor asing juga perlu menciptakan iklim yang mendukung gerakan mereka di dalam negeri dan menyulut kekacauan internal. Mereka kemudian membentuk sebuah gerakan massa untuk menyuarakan isu kecurangan pemilu selama proses penghitungan suara capres yang kalah, Hossein Mousavi.

Epik 9 Dey

Campur tangan asing dalam Fitnah 88 dapat dilihat dari sikap resmi para pejabat Amerika dan Eropa. Terlepas dari unsur-unsur internal, faktor-faktor eksternal juga berperan dalam munculnya kerusuhan. AS dan Inggris melalui kedutaan-kedutaan Eropa, dinas-dinas intelijen Barat, dan lembaga think tank, mengambil langkah-langkah terkoordinasi untuk memperbesar kerusuhan.  

Dalam sebuah pernyataan pada Maret 2009, mantan Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice mengakui adanya intervensi terencana Barat di Iran. Ia mengkonfirmasi campur tangan itu dan mengatakan, “Kami sejauh ini melakukan investasi dalam bentuk yang berbeda di bidang pendidikan sehingga bisa membangun sebuah lapisan sosial dengan pemikiran sekuler di arena internasional.” Rice dalam komentarnya secara spesifik menyinggung Iran dan menandaskan kubu sekuler Iran sudah lebih kuat dari sebelumnya.

Menteri Luar Negeri AS waktu itu, Hillary Clinton dalam sebuah komentarnya tentang Fitnah 88 juga mengatakan, “Pemerintah AS selain mengeluarkan statemen terbuka, juga melakukan banyak tindakan terselubung untuk mendukung kelompok hijau di Iran.”

Presiden AS Barack Obama meski tidak melontarkan pernyataan terbuka selama Fitnah 88, tapi beberapa bulan setelahnya dalam sebuah laporan kepada DPR dan Senat, ia mengakui bahwa AS menggunakan jaringan televisi satelit dan media sosial termasuk Twitter dan Facebook untuk memprovokasi kerusuhan dan mengarahkan para perusuh pasca pemilu 2009 serta meliput kekacauan itu secara luas. Obama pada kesempatan lain mengatakan, “Warga Iran harus memiliki keberanian yang diperlukan untuk mengekspresikan kebebasan dan melanjutkan protes mereka.”

Pasca kemenangan Revolusi Islam, bangsa Iran senantiasa menjadi target konspirasi musuh mulai dari perang yang dipaksakan sampai sanksi ekonomi dan kejahatan kelompok teroris. Namun, bangsa ini selalu menunjukkan kewaspadaannya atas konspirasi dan skenario musuh terhadap sistem Republik Islam. Bangsa Iran mempertahankan persatuannya di semua peristiwa sepanjang 38 tahun pasca kemenangan Revolusi Islam.

Persatuan itu juga tampak menjelma selama pawai akbar 9 Dey dan peristiwa itu telah menjadi sebuah titik balik dalam sejarah Iran. Mereka telah memadamkan api fitnah Barat terhadap Republik Islam lewat aksi heroiknya pada tanggal 9 Dey dan menunjukkan bahwa skenario Barat untuk mengotori iklim politik dan sosial Iran sudah terbaca oleh bangsa ini meskipun ia disusun sangat rapi.

Lewat pawai akbar 9 Dey, rakyat Iran mengecam gerakan-gerakan fitnah dan menyatakan berlepas tangan dari para perusak tatanan sosial. Aksi tersebut merupakan sebuah jawaban tegas dan kecaman terhadap para pengobar fitnah, yang memilih jalan keliru dengan dalih kecurangan pemilu. Pawai akbar rakyat Iran pada 9 Dey sekali lagi membuktikan ketajaman wawasan politik dan kearifan mereka dalam proses identifikasi musuh dan gerakan yang melenceng dari tuntutan publik.

Kesadaran dan kearifan ini merupakan sebuah benteng yang kokoh untuk menghalau konspirasi dan serangan asing terhadap Revolusi Islam. Pawai akbar 9 Dey juga menyingkap sebuah realitas bahwa sistem Republik Islam menyimpan modal besar berupa persatuan rakyat dalam melawan perang lunak dan konspirasi licik musuh.

Epik 9 Dey sejatinya mengingatkan peran masyarakat dalam melawan segala bentuk fitnah dan rongrongan musuh. Dari sudut pandang ini, momentum bersejarah 9 Dey merupakan manifestasi dari kekuatan bangsa Iran dalam melawan konspirasi kubu arogan dunia.