Mengenal Warisan Budaya Persia, Malam Yalda
Malam Yalda atau dalam bahasa Persia disebut sebagai Shab-e Yalda (Shab-e Cheleh) adalah malam pertama musim dingin dan malam terpanjang dalam tahun kalender Hijriyah Syamsiah.
Malam Yalda memiliki kedudukan istimewa dalam budaya dan tradisi orang-orang Iran. Perayaan Shab-e Yalda adalah momen besar Persia kuno yang masih ada hingga sekarang. Abadinya perayaan tersebut menunjukkan ikatan yang tak terpisahkan antara masyarakat Iran sekarang dengan budaya dan tradisi nenek moyang mereka. Malam Yalda pada tahun ini jatuh pada Sabtu malam, 21 Desember.
7.000 tahun lalu nenek moyang kita telah menemukan penanggalan matahari hingga akhirnya mengetahui bahwa malam pertama musim dingin adalah malam terpanjang dalam setahun. Masyarakat di masa lalu yang menyaksikan pergerakan matahari, bulan, bintang, perubahan musim, pendekdan panjangnya hari dan malam berusaha menyesuaikan aktivitas sehari-hari mereka dengan kondisi tersebut. Mereka banyak memanfaatkan fenomena itu dalam menjalani kehidupan mereka. Oleh karena itu, masyarakat Iran memuji fenomena alam dan mensyukurinya serta menganggapnya sebagai ungkapan dari keberadaan Tuhan.
Matahari dengan sinarnya telah memberikan kehidupan kepada bumi dan semua yang ada di dalamnya. Masyarakat yang berpikir akan memahami bahwa sumber cahaya materi terbesar adalah matahari. Dari pemahaman tersebut sedikit banyakmereka akan mengenal kehidupan dan mengenal sumber cahaya spiritual terbesar yaitu Tuhan. Setelah Tuhan "berada" di hati mereka, mereka akan berusaha mempertahankan sifat-sifat-Nyayang merupakan sumber perdamaian, persahabatan, cinta dan persaudaraan,dalam diri mereka.
Perayaan Malam Yalda adalah satu-satunya perayaan yang selalu ada dalam budaya masyarakat Iran setelah peringatan Nowruz (perayaan hari pertama musim semi dan awal kalender Iran). Salah satu penyebab tradisi tersebut masih tetap bertahan adalah karena adanya keyakinan agama kuno. Selain itu, awal musim dingin dianggap sebagai berakhirnya aktivitas para petani dan panen serta awal dari masa-masa istirahat mereka. Perayaan Yalda juga menjadi pengingat masa lalu orang-orang Iran.
Masyarakat di desa yang pergi ke kota di Malam Yalda telah menambah semaraknya perayaan itudi masyarakat kota sehingga acara tersebut semakin hidup dalam tradisi Iran.
Selama bertahun-tahun, perayaan Shab-e Yalda digelar di setiap rumah warga Iran. Ikatan emosional yang mendalam dari acara-acara keluarga di Shab-e Cheleh telah berubah menjadi sebuah kenangan abadi yang dipenuhi dengan kebahagiaan. Sebagian keluarga lebih memilih untuk menghabiskan Malam Yalda dengan membaca dan menelaah al-Quran dan mengambil hikmah dari syair-syair Hafez yang penuh makna. Hidangan yang disuguhkan di Malam Yalda adalah kacang-kacangan dan buah-buahan terutama semangka. Biasanya,anggota keluarga berusaha menghabiskan Shab-e Yalda bersama orang tua atau mereka yang dituakan dalam keluarga dengan suasana penuh bahagia.
Di Malam Yalda, mayoritas keluarga terlepas dari agama dan aliran yang mereka yakiniduduk bersama keluarga mereka di bawah cahaya (api, lilin, atau lampu) dan di depan hidangan khusus dalam perayaan tersebut. Hidangan itu di banyak daerah di Iran disebut sebagai "Shab Careh" yang biasanya terdiri dari tujuh jenis buah-buahan dan tujuh jenis kacang-kacangan, bahkan terkadang jumlah jenis buah dan kacang-kacangan itulebih dari tujuh jenis. Selain tujuh jenis kacang-kacangan dan buah-buahan, Shab Care juga meliputi biji-bijian seperti gandum, dan kacang-kacangan seperti kwaci dari biji semangka dan biji bunga matahari.
Beberapa hari sebelum malam Yalda, pasar dan toko buah dan kacang-kacangan di Iran sesak dengan pembeli yang menyiapkan perayaan itu. Bahkan biasanya pasar dan toko tersebut ramai hingga tengah malam. Buah-buahan khusus Shab-e Yalda adalah semangka, delima dan anggur. Namun terkadang buah-buahan tersebut dilengkapi dengan buah-buahan di musim panas lainnya seperti apel, melon, mentimun dan buah "beh" (safarjal/quince).
Di antara buah-buahan yang paling penting di Malam Yalda adalah semangka. Banyak orang meyakini bahwa jika seseorang memakan buah tersebut di Shab-e Yalda maka ia tidak akan sakit selama musim dingin dan bahkan tidak akan kedinginan di sepanjang musim tersebut. Makan buah semangka dan delima di Shab-e Chelehmemiliki rahasia tersendiri, di mana warna merah kedua buah itu melambangkan kehangatan lembut di malam musim dingin.
Biasanya tidak ada makan malam khusus yang disiapkan untuk Shab-e Yalda. Makan malam mereka tergantung pada kondisi ekonomi dan jenis makanan setiap keluarga. Sebagian keluarga setelah menyantap makan malam, mereka pergi ke rumah sanak keluarga yang lebih tua untuk menghabiskan Malam Yalda.
Pada abad-abad terakhir, para keluarga di Iran lebih suka menghabiskan Shab-e Yalda untuk membaca dan menelaah buku dan syair-syair Hafez, seorang penyair besar Iran. Sebagian keluarga di Iran juga melewati Shab-e Cheleh dengan bercerita tentang berbagai kenangan dan pengalaman kakek dan nenek mereka.
Salah satu tradisi lain yang menghiasi Shab-e Cheleh adalah pemberian hadiah khusus kepada mereka yang baru menikah atau telah akad tetapi belum resepsi. Bagi mereka yang sudah membaca akad namun belum resepsi dan belum hidup serumah akan menerima hadiah-hadiah tertentu. Biasanya ibu mertua pengantin perempuan akan mengirim makanan-makanan khusus Shab-e Yalda yang telah dikemas dengan indah dan disertai dengan hadiah-hadiah seperti pakaian, kain dan emas kepada menantunya. Hal yang sama juga dilakukan oleh ibu mertua pengantin laki-laki, namun di sebagian daerah di Iran mertua pengantin laki-laki akan mengirimkan hadiah tersebut di malam berikutnya setelah Malam Yalda.
Tradisi tersebut dilakukan dengan cara-cara yang berbeda di seluruh daerah di Iran. Masyarakat Azerbaijan, barat daya Iran, akan memberikan hadiah kepada calon menantu perempuan atau menantu perempuan yang baru menikah dengan berbagai hadiah yang disertai dengan semangka yang dibungkus dengan syal merah. Hal itu dilakukan karena mereka meyakini bahwa syal merah akan menyebabkan kebahagiaan dan keberuntungan bagi pengantin perempuan.
Sementara, masyarakat di Iran utara menghias semua item yang diperlukan di Shab-e Yalda dengan ikan besar dan mengirimnya kepada calon pengantin perempuan. Sementara masyarakat di Shiraz, sebelah selatan Iran, mereka menyiapkan Malam Yalda dengan menggelar Sufreh yang sama sekali tidak ada kemiripan dengan Sufreh Haft Sin di perayaan Nowruz. Sufreh tersebut dilengkapi dengan cermin, salah satu cabang bunga tulip, lilin yang indah dan berwarna-warni, piring dupa, buah-buahan, dan hidangan-hidangan Malam Yalda.
Yalda sebagai salah satu tradisi yang berakar dari budaya kuno Iran memiliki landasan ilmiah tersendiri bagai masyarakat Iran.Pengetahuan mendalam tentang astronomi, perubahan musim dan masalah-masalah terkait hal itu tidak bisa dipisahkan tentang munculnya tradisi tersebut.
Yalda sama seperti Nowruz dan merupakan budayaPersia, di mana batasan-batasannya lebih luas dari batasan-batasan geografis Iran sekarang, dan sebagai bukti pengaruh dan dominasi budaya Persia di ruang lingkup yang luas dan bahkan lebih luas dari kisaran Asia tengah dan barat. Yalda adalah warisan budaya tak berbenda yang mencakup sekumpulan ritual dan tradisi.