Kebijaksanaan dan Mengenal Musuh; Kunci Kesuksesan Epik 9 Dey
-
Epik 9 Dey
Republik Islam Iran tengah menyongsong epik 9 Dey. Epik ini mengingatkan salah satu hari paling menentukan dan memiliki beragam dimensi penting. Apa faktor dan pendorong terbentuknya epik 9 Dey dan mengapa peristiwa ini menjadi salah satu epik paling menentukan bagi masa depan negara ini?
Salah satu tujuan utama Amerika Serikat pasca kemenangan Revolusi Islam Iran adalah menumbangkan pemerintahan Republik Islam dari dalam.
Arus ini selama empat dekade terus berlanjut dalam bentuk perang lunak dengan maksud menciptakan instabilitas politik dan perpecahan sosial. Pengorganisiran kerusuhan jalanan pasca pemilu presiden tahun 1388 Hs (2009) dengan tujuan merusak dan mendistorsi prinsip partisipasi rakyat di pemilu merupakan salah satu skenario menumbangkan pemerintahan Republik Islam dari dalam.

Berbagai bukti yang berhasil dikumpulkan setelah fitnah ini menunjukkan bahwa anasir asing dan khususnya dari pihak Amerika serta sejumlah negara Eropa, bertanggung jawab dalam mengarahkan konspirasi ini yang dirancang dengan asumsi menumbangkan pemerintahan Islam di Iran.
Sementara rakyat Iran melalui demonstrasi akbar yang diikuti jutaan warga mengumumkan baraah (berlepas diri) dari para perusak sosial dan penista agama, telah memberi jawaban kuat terhadap anasir pengobar fitnah yang memilih jalan buntu dengan dalih kecurangan di pemilu.
Kerusuhan jalanan setelah pemilihan presiden kesepuluh di Iran bukanlah peristiwa biasa dan sebenarnya dirancang sesuai dengan pola revolusi lunak atau revolusi yang dikenal dengan Revolusi Beludru. Mengekspresikan pentingnya hari bersejarah ini, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam atau Rahbar mencatat: "Hari kesembilan bulan Dey, dengan kebesaran itu, adalah hari tanggapan bangsa terhadap permainan seperti itu dan pembelaan nilai-nilai revolusi dan agama."
Dari sudut pandang ini, di analisa politik dan sosial dari epik 9 Dey, ada dua isu penting:
Pertama; wawasan dan kebijaksanaan serta pengenalan musuh oleh bangsa Iran di kondisi sensitif dan di manapun atau kapanpun ketika ada keharusan untuk membela kredibilitas pemerintahan Republik Islam, sebagai prestasi terpenting Revolusi Islam, maka rakyat negara ini melawan keras setiap aksi-aksi pengobaran fitnah.
Kedua; terkuaknya dimensi baru dari upaya Amerika Serikat untuk menyebarkan kecurigaan dan merebut harapan serta kepercayaan dari tubuh bangsa Iran.
Amerika Serikat, terutama dalam dua dekade terakhir, telah berusaha untuk menjerumuskan Iran ke dalam krisis politik, ekonomi, dan budaya dan untuk melemahkan sistem dengan menghancurkan persatuan rakyat, dan telah berusaha untuk menghancurkan Republik Islam Iran dari dalam.
Hillary Clinton, mantan menteri luar negeri Amerika Serikat di bukunya Hard Choices seraya mengisyaratkan kerusuhan pasca pemilu presiden di Iran menulis, “Pemerintah Barack Obama di tahun-tahun setelah kerusuhan pemilu presiden tahun 2009 di Iran telah mengeluarkan puluhan juta dolar untuk melatih lebih dari 5000 anasir anti Iran di seluruh dunia.”
Tujuan dari program ini adalah merusak sistem politk, ekonomi, budaya dan pada akhirnya sistem sosial negara dengan harapan Iran akan mengalami instabilitas dan pilarnya tergoncang.
Metode penumbangan ini dirancang sedemikian rupa dengan bersandar para metode yang diklaim sipil dan membutuhkan waktu lama tanpa menimbulkan sensitifitas serius antara rakyat dan pemerintah, satu demi satu tahap kudeta warna dalam bentuk senyap dan menggigit dilalui serta pemerintah ketika sadar, maka kudeta ini akan mencapai titik final dan potensi kemenangannya sangat tinggi.
Dalam kaitan ini, banyak yayasan dan lembaga telah didirikan selama bertahun-tahun oleh badan intelijen dan badan pemerintah negara Barat lainnya, terutama Amerika Serikat, yang menurut pembagian kerja organisasi terpusat, melaksanakan berbagai misi dengan tujuan yang sama untuk melaksanakan proyek Kudeta Beludru. Beberapa dari institusi ini dikenal sebagai Soros Foundation (OSI), Rockefeller Foundation, Ford Foundation, House of Freedom, Council on Foreign Relations, dan Center for the Study of British Democracy.

Dokumen, bukti, dan pernyataan yang dibuat oleh beberapa elemen yang ditangkap selama penghasutan tahun 2009 mengacu pada arus seperti proyek GlobalVoices di bawah naungan Berkman Center di Universitas Harvard. Proyek ini diimplementasikan pada tahun 2004. Tujuan dari proyek ini adalah untuk fokus pada pengorganisasian perang psikologis di negara-negara target.
Proyek ini didanai oleh Soros Foundation (OSI), yang memberikan dana kepada sebagian besar LSM di seluruh dunia. Proyek ini bekerja pada penggunaan luas Internet untuk subversi lunak di berbagai negara dan juga terkait dengan badan intelijen AS.
Menurut dokumen yang diterbitkan, Amerika Serikat menggunakan berbagai ahli teori untuk merencanakan penggulingan lembut, termasuk Jane Sharp, yang menghabiskan 50 tahun hidupnya di institut untuk mengidentifikasi rencana menggunakan kelemahan pemerintah untuk penggulingan lunak. Penelitian lapangan yang dilakukan oleh tim elit Patrick Clawson, Francis Fukuyama, Kenneth Timmerman, dan Samuel Huntington juga berkontribusi pada proyek dan pemilihan doktrin subversi AS yang baru melalui "perang lunak".
Penghasutan 2009, di mana resep datang dari London dan Washington, meskipun sempat menimbulkan keresahan di negara itu untuk sementara, namun akhirnya pada tanggal 9 Dey, rakyat Iran turun ke jalan di seluruh negeri, dari semua lapisan masyarakat dan dengan wawasannya mereka berhasil menggagalkan konspirasi itu sendiri.
Ayatullah Khamenei terkait hal ini di pidatonya pada 7 Dey 1395 Hs (27/12/2016) menilai epik 9 Dey sebagai salah satu contoh dari kekuatan Republik Islam serta mengingatkan, Hari ini konfrontasi kekuatan arogan dunia dengan Republik Islam Iran fokus pada penghapusan kekuatan materi dan spiritual serta tekad bangsa Iran dan untuk melawan, kekuatan ini harus dipertahankan serta diperkuat.
Partisipasi besar rakyat pada pawai akbar 9 Dey 1388 Hs (30/12/2009) serta perlawanan mereka dihadapan fitnah pasca pemilu presiden kesepuluh menunjukkan bahwa kehadiran bersatu rakyat sebagai sumber utama kekuatan pemerintah dan pilah penting stabilitas revolusi serta pemerintah Republik Islam tidak pernah memberi peluang musuh untuk menebar pengaruhnya.
Oleh karena itu, partisipasi dan kehadiran bersejarah ini menurut Rahbar menjadi salah satu puncak yang tak terlupakan dan gerakan yang muncul dari kesadaran, wawasan, kebijaksanaan, pemahaman dan gerakan yang bertumpu pada iman serta tekat rakyat di sejarah Revolusi Islam.