Jun 24, 2021 15:50 Asia/Jakarta
  • Hari Anti Narkoba Internasional
    Hari Anti Narkoba Internasional

Selama bertahun-tahun lamanya masyarakat internasional mengakui peran dan posisi luar biasa Republik Islam Iran sebagai negara paling berpengaruh di garda depan perang melawan narkoba. Tanggal 26 Juni setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Anti Narkoba Internasional, HANI.

Kejahatan penyelundupan narkoba bukan sekadar aktivitas dagang, bisnis dan ekonomi di arena mafia bisnis global, ia lebih merupakan alat untuk menyebarluaskan hegemoni dan dominasi negara-negara adidaya dunia terhadap negara-negara berkembang.
 
Para pengamat politik dan sosial percaya bahwa dalam serangan dan infiltrasi budaya, narkoba merupakan faktor terpenting yang menyebabkan kerusakan dan degradasi moral masyarakat suatu negara. Dari sudut pandang ini, masalah narkoba bukan hanya sebuah anomali sosial yang terbatas pada satu atau beberapa negara atau satu kawasan saja. Masalah ini jauh melampuai batas-batas geografis, dan berubah menjadi sebuah fenomena kejahatan terorganisir di level global.
 
Tujuan pertamanya membuat para pemuda kecanduan pada narkoba, karena mereka adalah tenaga produktif dan sandaran kemajuan masyarakat. Kerusakan sosial yang diakibatkan oleh masalah ini akan menciptakan tantangan ekonomi, dan kemunduran masyarakat di semua bidang mulai dari ilmu pengetahuan, budaya, olahraga dan sosial yang berujung dengan hilangnya independensi, dan keamanan negara. 
 
Kawasan Asia Barat dikarenakan banyak alasan regional dan transregional, merupakan kawasan yang paling rentan menerima akibat destruktif akibat penyelundupan dan penggunaan narkoba. Pada kondisi seperti ini, negara-negara kawasan membutuhkan upaya tanpa henti untuk menanggulangi fenomena buruk tersebut.
 
Republik Islam Iran karena bertetangga dengan salah satu negara sumber produksi narkoba terbesar dunia yaitu Afghanistan, harus berhadapan dengan dua ancaman serius, pertama, penyelundupan narkoba ke wilayahnya, sebagai lokasi transit ke Eropa. Hal ini bagi Iran merupakan tantangan yang sulit, dan berbiaya besar.
 
Kedua, tersebarluasnya sebagian jenis narkoba di tengah masyarakat Iran, sehingga menciptakan kecanduan, dan kerusakan moral terutama pada kaum muda negara ini.
 
pasukan AS menjaga ladang opium di Afghanistan

 

Iran dituduh sebagai bagian dari tiga negara yang menjadi salah satu wilayah utama produsen opium dunia yang dikenal dengan wilayah Bulan Sabit Emas selain Afghanistan dan Pakistan, padahal Iran telah kehilangan ribuan personel aparat keamanan yang gugur melawan mafia penyelundupan narkoba, dan negara ini hanyalah tempat transit peredaran narkoba dunia.
 
Dua wilayah utama produsen narkoba dunia lain adalah Amerika Tengah dan Asia Tenggara yang dikenal dengan Segitiga Emas yaitu Myanmar, utara Laos dan utara Thailand. Namun dari semua negara itu, yang menjadi produsen narkoba terpenting di dunia adalah Afghanistan. Narkoba yang diproduksi di negara ini diselundupkan ke Eropa dan Amerika melalui Iran.
 
Iran sebagai jalur terdekat menuju Eropa yang merupakan pasar asli dan tujuan akhir penyelundupan narkoba, telah menyumbangkan 4.000 martir, dan 12.000 korban luka yang memerangi penyelundupan narkoba, dan biaya yang tidak sedikit dalam menutup serta mengontrol perbatasan. Oleh karena itu peran besar Iran dalam mencegah penyelundupan narkoba tidak bisa diingkari.
 
Menurut data resmi tahun 2020, Iran berhasil menyita 950 ton berbagai jenis narkoba, ini menjadi rekor penemuan narkoba terbesar di dunia.
 
Republik Islam Iran dalam menghadapi fenomena ini menyiapkan berbagai program besar untuk mengurangi, mengobati dan menurunkan dampak narkoba, dan memanfaatkan kapasitas ilmu pengetahuan serta kerja sama dengan negara-negara kawasan, dan pusat penelitian kredibel.
 
Masalah kecanduan narkoba adalah masalah serius yang mengancam umat manusia pada kematian. Dewasa ini hanya sedikit negara di dunia yang bisa memahami bahwa masalah narkoba dan kecanduan merupakan kekhawatiran atau masalah terpenting masyarakatnya.
 
teroris Afghanistan

 

Setiap tahun biaya yang besar dikeluarkan untuk memerangi masalah kecanduan, dan penyelundupan narkoba di dunia, namun jaringan peredaran narkoba dan jumlah orang yang kecanduan narkoba terus meningkat. Sekitar 35 juta orang di seluruh dunia mengonsumsi narkoba, dan mereka membutuhkan perawatan.
 
Sensitivitas masalah ini sudah dirasakan lebih dari tiga dekade lalu. Dalam Konferensi Interanasional Penyalahgunaan Narkoba dan Perdagangan Gelap yang digelar di Wina, Austria pada 17-26 Juni 1987 disepakati upaya bersama untuk mengontrol narkoba.
 
Keputusan konferensi ini disusun dalam empat bab yang berisi lebih dari 35 aksi nyata dalam mencegah kecanduan narkoba melalui pendidikan, memberantas ladang pertanian opium, menghancurkan jaringan utama penyelundupan narkoba, dan kerja sama hukum negara-negara dunia.
 
Sejumlah laporan resmi menunjukkan setelah Afghanistan diduduki pasukan asing pada tahun 2001, wilayah pertanian negara ini perlahan-lahan berubah menjadi ladang untuk menanam opium. Menurut laporan yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa, PBB luas wilayah pertanian opium di Afghanistan meningkat berpuluh-puluh kali lipat.
 
Laporan tahun 2001 menyebutkan produksi opium di Afghanistan sekitar 180 ton, dan dalam beberapa tahun terakhir meningkat sekitar sembilan ton. Sejumlah hasil riset internasional menunjukkan 93 persen heroin yang diproduksi di dunia merupakan produk lebih dari 300.000 hektar lahan pertanian Afghanistan.
 
Jika merunut rekam jejak politik Afghanistan dalam tiga dekade terakhir, maka akan terlihat jelas faktor-faktor yang menyebabkan negara ini berubah menjadi salah satu pusat produksi opium terbesar di dunia.
 
Kenyataannya, alasan berubahnya Afghanistan menjadi salah satu produsen dan penyelundupan terbesar narkoba adalah kebijakan destruktif Amerika Serikat di kawasan Asia Barat yang hanya menghasilkan perang, kehancuran dan kemunduran masyarakat kawasan. Dalam beberapa tahun terakhir salah satu sumber pendanaan utama teroris di Asia Barat (Timur Tengah) berasal dari penyelundupan narkoba.
 
perbatasan Iran, Afghanistan dan Pakistan

 

Setiap tahun 1.500 hingga 2.000 ton opium diubah menjadi heroin dan morfin di laboratorium-laboratorium tersembunyi di Afghanistan dan Pakistan, kemudian melalui mafia-mafia narkoba kedua produk itu diselundupkan ke Eropa melalui Iran. Nilai perdagangan heroin di dunia mencapai lebih dari 500 miliar dolar. Pendapatan dari narkoba produk Afghanistan kemudian disimpan di bank-bank negara Barat untuk menjalani proses pencucian uang.
 
Produksi dua jenis narkoba ini di Afghanistan yang dilakukan setiap hari, dan aktivitas penyelundupan ke luar negara itu, telah menciptakan ancaman keamanan bagi Iran dan negara lain.
 
Iran untuk memerangi kelompok penyelundup narkoba internasional telah menciptakan barikade di sepanjang perbatasan Afghanistan yang berjarak sekitar 2.000 kilometer, seperti membangun dinding pembatas, membangun pos perbatasan, memasang kamera, kawat berduri, dan menggali kanal-kanal pengontrol.
 
Alessandro Scotti, fotografer terkenal asal Italia yang merupakan anggota Federasi Jurnalis Internasional, dan setiap tahun diundang untuk menyampaikan laporan di hadapan negara-negara anggota PBB dalam sidang paripurna Komisi Internasional Obat Terlarang dan Komisi Kejahatan Internasional mengatakan, pengendalian narkoba merupakan tantangan yang mempengaruhi seluruh dunia.
 
Scotti meminta masyarakat internasional untuk kembali mengakui peran Iran yang sangat krusial di level dunia dalam mengontrol peredaran narkoba, dan selain mengapresiasi kerja keras Republik Islam Iran, juga mempererat kerja sama regional serta internasional dengan Tehran.
 
Langkah luar biasa yang dilakukan Iran menunjukkan realitas bahwa Republik Islam memainkan peran kunci, dan strategis dalam memerangi narkoba. Seandainya langkah ini tidak dilakukan di sumber awal narkoba, dan negara transit, maka kondisi dunia akan jauh lebih buruk dalam hal penyebaran kecanduan narkoba. Iran berulangkali memprotes negara-negara Eropa karena tidak serius dalam memerangi narkoba.
 
Hari Anti Narkoba Internasional dari perspektif ini dapat menjadi kesempatan untuk menyampaikan protes, dan penegasan atas pentingnya kerja sama serta kedekatan negara-negara PBB untuk mempererat hubungan regional dan internasional yang efektif dalam memerangi produksi dan penyelundupan narkoba. (HS)

Tags