Sep 22, 2021 10:29 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 22 September 2021
    Lintasan Sejarah 22 September 2021

Abul Fadhl Bal’ami Meninggal Dunia

1114 tahun yang lalu, tanggal 15 Shafar 329 HQ, Abul Fadhl Bal’ami, sejarawan muslim terkenal asal Iran meninggal dunia.
 
Bal’ami sebenarnya lahir di Bukhara, Uzbekistan. Akan tetapi, karena keluarganya berasal dari sebuah kawasan di Asia kecil bernama Bal'am, ia lebih dikenal sebagai orang Bal’am.
 
Bal’ami mengabdikan diri di dunia keilmuan pada zaman pemerintahan Samani. Kitab sejarah terkenal "Tarikh Thabari", disebut-sebut sebagai buku yang ditulis dengan menyandarkan sumber utama literaturnya kepada buku-buku karya Bal’ami, termasuk kitab "Tarikh Bal’ami" yang ditulis dalam bahasa Persia.
 
Mali Merdeka
 
61 tahun yang lalu, tanggal 22 September 1960, Mali, sebuah negara yang terletak di barat laut Afrika, meraih kemerdekaannya.
 
Negara ini memiliki peradaban tinggi sejak 2000 tahun yang lalu. Namun, dari abad ke-8 hingga ke-16, Mali dikuasai oleh Sudan. Kemudian, Maroko menguasai negara ini.
 
Pada tahun 1898, Mali dijajah oleh Perancis. Akhirnya, 62 tahun kemudian, barulah Mali berhasil meraih kemerdekaannya.
 
Pidato Ayatullah Khamenei di PBB, 22 September 1987

 

Presiden Iran Ayatullah Ali Khamenei Berpidato di PBB
 
33 tahun yang lalu, tanggal 31 Shahrivar 1366 HS, Presiden Ayatullah Ali Khamenei menyampaikan pidato di markas PBB.
 
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Presiden Republik Islam Iran waktu itu ikut dalam Sidang Umum PBB Ke-42. Dalam sidang ke-42 itu, Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato bersejarahnya pada 31 Shahrivar 1366 HS. Dalam pidatonya beliau menyampaikan pandangan Republik Islam Iran terkait pelbagai masalah dan mengritik keras kinerja pemerintah Amerika yang berkhianat terhadap bangsa Iran selama setengah abad lalu, khususnya pasca kemenangan Revolusi Islam Iran.
 
Dalam pidatonya beliau juga menjelaskan sebab dan tujuan rezim Baath, Irak untuk memulai perang dan melakukan kejahatan yang tak terbilang. Rezim Baath disebut melakukan perilaku anti kemanusiaan dan membantai rakyat tidak berdosa Iran.
 
Beliau menyampaikan pidatonya ketika beberapa waktu sebelumnya Dewan Keamanan PBB meratifikasi resolusi bernomor 598. Sementara rezim Irak sendiri dalam keadaan lemah dan kebingungan, sehingga mereka terpaksa menerima resolusi tersebut.
 
Pidato bersejarah Ayatullah Sayid Ali Khamenei di PBB itu sangat berperan penting dalam menggagalkan propaganda busuk musuh terhadap Republik Islam Iran, sekaligus mencerahkan opini dunia akan masalah yang sebenarnya terjadi.[]