Lintasan Sejarah 18 Juli 2022
Hari ini Senin, 18 Juli 2022 bertepatan dengan 18 Dzulhijjah 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 27 Tir 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Ali as Dinobatkan Sebagai Pemimpin Kaum Muslimin
1433 tahun yang lalu, tanggal 18 Dzulhijjah 10 Hijriah, Rasulullah Saw dalam perjalanan pulang ke Madinah seusai menunaikan Haji Wada atau haji terakhir beliau, di sebuah kawasan bernama Ghadir Khum, mengumumkan kepada kaum muslimin, bahwa Imam Ali as, akan menjadi pemimpin umat sepeninggal Rasulullah.
Sesampainya Rasulullah di Ghadir Khum, beliau naik ke atas bukit dan sambil mengangkat tangan Imam Ali, Rasulullah bersabda, "Siapa yang menjadikanku sebagai pemimpin, maka Ali juga akan menjadi pemimpinnya. Ya Allah, cintailah siapa yang mencintai Ali dan musuhilah siapa yang memusuhi Ali."
Selanjutnya, Rasulullah menyampaikan khutbah tentang keutamaan Ahlul Bait atau keluarga beliau. Rasulullah juga menjelaskan posisi Ahlul Bait dan hubungannya dengan al-Quran. Beliau bersabda, "Ahlul Bait dan al-Quran adalah dua hal yang tidak akan mungkin terpisahkan satu sama lain, sampai akhirnya mereka akan menemuiku di Hari Kiamat, di Telaga Kautsar".
Setelah itu, Rasulullah menyampaikan ayat al-Quran yang baru saja diwahyukan kepada beliau, yaitu surat al-Maidah ayat 3, "Hari ini orang-orang kafir itu merasa putus asa dengan agama kalian. Karena itu, janganlah kalian merasa takut dengan mereka. Takutlah kepada-Ku. Hari ini aku sempurnakan agama kalian. Aku sempurnakan pula nikmat-Ku bagi kalian. Aku telah rela Islam menjadi agama yang kalian anut."
Peristiwa yang sangat historis ini diperingati setiap tahun oleh para pengikut Ahlul Bait sebagai Hari Raya Al-Ghadir atau Idul Ghadir.
Perang Saudara di Spanyol Dimulai
86 tahun yang lalu, tanggal 18 Juli 1936, perang saudara di Spanyol meletus antara kelompok kanan melawan pemerintahan yang beraliran sosialis.
Perang itu dimulai setelah Jenderal Franco menyerukan seluruh tentara Spanyol untuk bergabung menggulingkan pemerintahan Spanyol saat itu. Jerman dan Italia mendukung Franco dengan pesawat, tank, dan persenjataan, sedangkan Uni Soviet mendukung pemerintah dan kelompok sosialis.
Pada bulan Januari 1939, ibu kota Spanyol, Barcelona, berhasil direbut pasukan pemberontak dan tak lama kemudian, seluruh Spanyol jatuh ke tangan mereka. Pada tanggal 28 Maret 1939, perang berakhir dengan menyerahnya kubu pemerintah, atau yang disebut juga sebagai kubu Republik. Perang ini mengorbankan lebih dari sejuta nyawa dan Jenderal Franco berkuasa di Spanyol dengan tangan besi sampai ia meninggal pada tahun 1975.
Iran Menerima Resolusi 598 DK-PBB Tahun 1975
34 tahun yang lalu, tanggal 27 Tir 1367 HS, Republik Islam Iran menerima Resolusi 598 Dewan Keamanan PBB
Salah satu alasan bohong rezim Baath Irak untuk menginvasi teritorial Republik Islam Iran adalah perselisihan soal perbatasan yang telah ditetapkan dalam perjanjian Aljazair tahun 1975. Di saat perang, ketika eksistensi Irak berada dalam kondisi bahaya, Amerika dan sekutunya yang menjadi pendukung Irak secara praktis terlibat dalam perang. Sementara itu, Imam Khomeini ra dengan melihat masalah Republik Islam dan mengetahui konspirasi luas Amerika dan Barat untuk menghapus Revolusi Islam, setelah melakukan konsultasi dengan para komandan senior dan pejabat tinggi negara akhirnya menerima resolusi 598 Dewan Keamanan PBB.
DK-PBB dalam resolusi ini mengajak dua negara; Iran dan Irak untuk melakukan gencatan senjata dan menciptakan perdamaian. Iran yang melihat isi resolusi ini masih menguntungkan, khususnya butir yang terkait dengan penyebutan siapa pelaku agresi pertama dan pembayaran kerugian akhirnya menerima resolusi itu. Rezim Irak juga mengikuti langkah Iran dan menerima resolusi itu, tapi hingga terciptanya gencatan senjata resmi pada bulan Mordad 1367 HS, mereka masih melanjutkan serangannya ke teritorial Iran.
Pasca penerimaan resolusi 598 DK-PBB dari pihak Iran, gencatan senjata antara kedua pihak tercipta pada tanggal 29 Mordad 1367 HS, sementara DK-PBB meratifikasi resolusi itu pada 18 Mordad 1367 HS. Dengan ratifikasi itu, para pemantau militer Iran, Irak dan PBB membentuk komisi yang terdiri dari 400 orang dari 25 negara yang ditempatkan di Iran dan Irak.