Lintasan Sejarah 17 November 2022
Hari ini Kamis, 17 November 2022 bertepatan dengan 22 Rabiul Tsani 1444 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 26 Aban 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Mulla Muhammad Muhsin Faidh Kashani Wafat
353 tahun yang lalu, tanggal 22 Rabiul Tsani 1091 HQ, Muhammad bin Shah Murtadha yang biasa dipanggil Muhsin, tapi lebih dikenal dengan nama Mulla Muhsin Faidh Kashani meninggal dunia dalam usia 84 tahun. Beliau dimakamkan di sebuah tempat yang kemudian menjadi pekuburan Faidh.
Mulla Muhsin Faidh Kashani lahir pada 1007 HQ di kota Kashan. Beliau mempelajari ilmu-ilmu pengantar keagamaannya di kota kelahirannyan dan sejak remaja ia pergi ke Isfahan untuk menuntut ilmu. Beliau sempat belajar kepada ulama besar di masanya seperti Allamah Muhammad Taqi Majlisi, Sheikh Bahai, Mir Damad, Mir Fandareski dan Mulla Sadra Shirazi.
Ketika Mulla Sadra tinggal di desa Kahak, Qom, Mulla Muhsin tinggal bersamanya dan kemudian menikahi anak gadis Mulla Sadra dan kemudia ia dipanggil dengan Faidh. Beberapa tahun kemudian ia kembali ke kampung halamannya Kashan dan sibuk mengajar dan menulis buku. Alamul Huda dan Muin ad-Din, anak saudaranya, Dhiya ad-Din Muhammad dan puluhan ulama lainnya tumbuh dalam didikannya.
Selama 65 tahun beliau menyibukkan diri dengan meneliti dan belajar, sehingga menghasilkan sekitar 200 buku dan risalah dalam pelbagai disiplin ilmu. Tafsir Shafi, Asfha dan Mushaffa merupakan buku tafsirnya, sementara al-Wafi, as-Syafi dan al-Mahajjah al-Baidha serta puluhan buku lainnya ditulis terkait irfan, hadis, teologi, sastra dan lain-lain. Semua ini menunjukkan keluasan ilmunya.
Meninggalnya Ebrahim Pourdavoud Periset Terkenal Iran
54 tahun yang lalu, tanggal 26 Aban 1347 HS, Profesor Ebrahim Pourdavoud meninggal dunia dalam usia 83 tahun.
Profesor Ebrahim Pourdavoud lahir ke dunia pada tahun 1264 HS di kota Rasht. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, ia pindah ke Tehran dan untuk kedua kalinya ia pergi ke Beirut untuk melanjutkan pendidikannya setelah menguasai filsafat dan kedokteran tradisional.
Profesor Pourdavoud kembali ke Iran tapi tidak untuk waktu yang lama dan setelah itu ia ke Jerman. Di negara ini ia memulai penelitiannya yang mendalam tentang tradisi, bahasa dan budaya kuno Iran. Buku Avesta dijadikan referensi utama dalam melakukan penelitiannya. Guna menyempurnakan studinya tentang Iran, kembali Pourdavoud menuju India dan mengajar di sana.
Peneliti besar Iran ini pada tahun 1315 HS diundang memberikan kuliah di Fakultas Literatur dan Hukum, Universitas Tehran dan sejak itu ia tinggal hingga akhir hayatnya di Iran. Pada tahun 1317 HS, Profesor Purdavoud menjadi anggota Akademi Internasional Seni dan Sains dan di tahun 1346 ia mendapat penghargaan sains dari Vatikan atas sumbangsihnya di bidang kemanusiaan.
SCIRI Didirikan untuk Melawan Rezim Saddam
40 tahun yang lalu, tanggal 17 November 1982, dibentuklah Dewan Tertinggi Revolusi Islam Irak (SCIRI) yang terdiri dari partai-partai dan kelompok-kelompok Islam yang menentang Rezim Saddam.
Tujuan pembentukan Dewan ini adalah untuk menyelamatkan rakyat Irak dari cengkeraman kezaliman rezim Saddam dan mendirikan pemerintahan yang berasaskan suara dari rakyat. Dengan memanfaatkan periode invasi Irak ke Iran, dewan ini berhasil memberikan pukulan telak terhadap rezim Saddam.
Pasca perang Irak-Iran, kelompok oposisi terbesar Irak ini terus melakukan aktivitas politik dan militernya. Menyusul invasi Amerikayang menggulingkan Saddam Husein pada bulan Maret 2003, dewan ini masuk ke Irak dan melakukan aktivitasnya di dalam negeri.
Pada bulan Agustus 2003, Ayatullah Baqir al-Hakim, pemimpin dewan, gugur syahid akibat ledakan bom di depan kompleks Masjid Imam Ali, di kota Najaf. Namun, majelis ini tetap maju berjuang untuk mengusir pasukan agresor dari negeri mereka dan membentuk pemerintahan Irak yang independen.