Kalam Hikmah (90): Penghambaan Nabi Saw
Lembaran ketiga dari kehidupan Nabi adalah zikir dan ibadahnya. Nabi tidak melalaikan ibadahnya dengan posisi, martabat dan keagungan itu. Dia biasa menangis di tengah malam serta berdoa dan beristighfar.
Suatu malam, Ummu Salamah tidak melihat Nabi. Ia pergi dan melihat Nabi sedang berdoa, menetaskan air mata dan beristighfar. Nabi mengatakan, “اللّهم و لا تکلنی الی نفسی طرفة عین”. Ummu Salamah ikut menangis.
Nabi berhenti menangis dan berkata, Apa yang kamu lakukan di sini? Ia menjawab, Wahai Rasulullah! Anda yang begitu dimuliakan Allah SWT dan telah mengampuni dosamu “”, mengapa Anda menangis dan mengatakan, Ya Allah, jangan serahkan kita kepada diri kita sendiri? Nabi Mengatakan, “و ما یؤمننی”, jika kita lalai dari Allah, apa yang dapat menjaga saya?
Ini pelajaran buat kita.
Pada hari kehormatan, pada hari kehinaan, pada hari kesulitan, pada hari kemudahan, pada hari ketika musuh mengepung manusia, pada hari ketika musuh dengan segala kehebatannya memaksakan diri pada mata dan wujud manusia, dan dalam mengingat Allah di segala situasi, tidak melupakan Allah, mengandalkan Allah, meminta kepada Allah, semua ini adalah pelajaran besar dari Nabi kepada kita.
Allah SWT mengingat Nabi di semua kondisi, dan Nabi memohon bantuan kepada Allah di semua kondisi, meminta dari Allah dan tidak takut pada apapun selain Allah.
Rahasia utama penghambaan Nabi di hadapan Allah adalah ini. Tidak menganggap kekuatan apa pun di hadapan Allah, tidak takut kepadanya, tidak memutuskan jalan Allah karena keinginan orang lain.
Masyarakat kita harus diubah menjadi masyarakat Islam dengan belajar dari akhlak nabawi ini.