Apr 10, 2023 10:04 Asia/Jakarta
  • 10 April 2023
    10 April 2023

Hari ini, Ahad, 10 April 2023 bertepatan dengan 19 Ramadan 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 21 Farvardin 1402 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.

Pukulan Pedang Terhadap Imam Ali as 

Tanggal 19 Ramadan 40 Hijriah, Ali bin Abi Thalib as, menantu, sepupu, dan orang terdekat Rasululalh Saw, ketika sedang melaksanakan shalat di Masjid Kufah, dipukul dengan pedang oleh seseorang bernama Abdurahman bin Muljam al-Muradi.

Kepala Imam Ali terluka parah akibat pukulan ini dan tiga hari kemudian, beliau gugur syahid. Setelah Rasululah Saw, Ali as adalah orang yang paling besar keberanian, iman, dan zuhudnya, serta paling tinggi ilmu dan keadilannya, dan paling mulia akhlaknya dalam sejarah Islam. Ali dibesarkan dan dididik dengan nilai-nilai Ilahiah oleh Rasulullah Saw.

Imam Ali as memeluk Islam sejak masa kanak-kanaknya dan merupakan lelaki pertama yang memeluk agama Ilahi ini. Dia selalu mendampingi Rasulullah di dalam menjalankan dakwah Islam dan selalu hadir membela Rasulullah dalam berbagai peperangan melawan kaum musyrikin. Selain itu, Imam Ali as dikenal berhati lembut dan amat menyayangi anak-anak yatim.

Imam Ali adalah seorang pemimpin yang sangat adil, sampai-sampai beliau pernah bersabda, "Demi Allah, biarpun aku harus dibaringkan dengan tanpa pakaian di atas duri-duri padang pasir atau diseret dengan rantai di atas tanah, semua itu lebih baik bagiku daripada aku harus menghadap Allah dan rasul-Nya dalam keadaan aku pernah menzalimi hamba-hamba-Nya."

Sikap Imam Khomeini Soal Ulama dan Politik

Tanggal 21 Farvardin 1343 HS, Imam Khomeini ra mengeluarkan sikap soal ulama dan politik.

Pasca pidato tanggal 13 Khordad 1342 HS dan penahanan beliau oleh rezim Shah Pahlevi dan terjadinya peristiwa kebangkitan 15 Khordad, Imam Khomeini ra harus menjalani penahanan hampir 10 bulan dan setelah itu beliau dibebaskan, namun rumah beliau mendapat pengawasan ketat pemerintah. Tapi reaksi keras rakyat soal blokade rumah beliau memaksa rezim Shah mengendorkan pengawasan ketat itu dan pada 18 Farvardin 1343, Imam Khomeini ra dibebaskan.

Imam Khomeini ra

Pasca pembebasan Imam Khomeini ra, rezim Shah berusaha menunjukkan bahwa Imam dan rezim Pahlevi telah menemukan kesepahaman. Sekaitan dengan hal ini, surat kabar Ettelaat menulis, "Betapa indahnya ketika masyarakat ulama dan rakyat bersama-sama melaksanakan program revolusi Shah dan rakyat."

Ketika berita ini sampai kepada Imam Khomeini ra, beliau mereaksinya dengan keras. Oleh karenanya, hanya dalam tiga hari setelah pembebasannya, pada 21 Farvardin 1343 Hs, Imam menyampaikan pidatonya:

"Pada harian Ettelaat ditulis judul besar mengenai "persatuan suci" yang menyebutkan ada kesepahaman dengan para ulama dan mereka menyepakati Revolusi Putih Shah dan bangsa. Mereka berbicara tentang revolusi yang mana? Bangsa yang mana? Apakah revolusi ini ada kaitannya dengan ulama dan rakyat? Mereka yang ada di universitas, sampaikan kepada siapa saja bahwa ulama menolak revolusi ini. Bila Mereka menggantung Khomeini, tetap saja tidak akan ada kesepakatan!"

Pidato ini menyebabkan rezim Shah kebingungan dan akhirnya mengirim seorang utusan kepada Imam untuk menyampaikan maaf secara langsung. Langkah selanjutnya rezim Shah memperingatkan Imam untuk tidak ikut campur dalam masalah politik. Mereka berusaha menunjukkan politik itu isinya tipu muslihat dan kebohongan. Tapi Imam Khomeini membongkar kedok tagut dan mengingatkan pentingnya campur tangan ulama dalam masalah politik dan menyebut politik adalah agama.

Tentara Prancis Meninggalkan Lebanon
 
Tanggal 10 April 1946, tentara terakhir Prancis meninggalkan kawasan Lebanon.

Prancis menduduki Lebanon dan Suriah pada tahun 1918 menyusul berakhirnya Perang Dunia Pertama dan terpecah-pecahnya kawasan di bawah Khilafah OttomanTurki. Akan tetapi, saat Perang Dunia II pecah dan Prancis dikuasai Jerman, kekuasaan atas Lebanon berpindah tangan ke Jerman.

Tahun 1941, berbagai perkembangan pada perang tersebut membuat Lebanon kembali jatuh ke tangan pasukan sekutu. Tentara Prancis kemudian kembali menguasai Lebanon.
 
Perjuangan tiada henti rakyat Lebanon yang menginginkan kemerdekaan membuahkan hasil pada tahun 1945. Pada tahun itu, Lebanon memproklamasikan kemerdekaannya, walaupun tentara Prancis masih tetap bercokol di kawasan tersebut.

Berbagai perundingan diplomasi antara para tokoh perjuangan Lebanon dan pemerintah Prancis menghasilkan kesepakatan keluarnya tentara pendudukan pada tahun 1946.

Tags