May 04, 2023 09:38 Asia/Jakarta
  • 4 Mei 2023
    4 Mei 2023

Hari ini, Kamis, 4 Mei 2023 bertepatan dengan 13 Syawal 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 14 Ordibehesht 1402 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.

Ayatullah Muhammad Thaha Meninggal Dunia

Tanggal 13 Syawal 1323 HQ, Ayatullah Syaikh Muhammad Thaha seorang ulama besar muslim, meninggal dunia pada usia 83 tahun.

Ayatullah Muhammad Thaha dilahirkan di kota Najaf dari sebuah keluarga ulama terkemuka pada zaman itu. Beliau menuntut ilmu-ilmu agama dari ulama-ulama besar pada zaman itu, di antaranya Syaikh Murtadha Anshari.

Ayatullah Syaikh Muhammad Thaha meninggalkan banyak karya penulisan, di antaranya berjudul "Syarhi bar Ma'alimil Ushul".

Perang Saudara di Lebanon
 
Tanggal 4 Mei 1958, dimulailah protes meluas dan perang saudara di Lebanon terhadap pemerintahan Kumail Shamoun, Presiden negara ini.

Shamoun yang menjabat sebagai Presiden Lebanon sejak tahun 1952 itu, banyak mengambil kebijakan untuk menjauhi Arab dan lebih condong terhadap kecenderungan-kecenderungan Barat.

Sejarah

 
Politik ini direaksi negatif oleh umat Islam Lebanon dan ketika Shamoun berniat menjadikan seluruh wilayah Lebanon di bawah kekuasaan dan pengaruh etnis Maronit, terjadilah perang saudara di negara ini. Shamoun meminta bantuan dari AS dan Washington langsung mengirimkan pasukan marinirnya ke Lebanon.

Meski tak lama kemudian perang saudara itu berakhir, namun Kumail Shamoun terpaksa mengundurkan diri. Setelah tentara AS ditarik mundur dari Lebanon, Fuad Shahab dilantik sebagai Presiden Lebanon.

Ayatullah Sayid Amir Qazvini Wafat

Tanggal 14 Ordibehesht 1373 HS, Ayatullah Sayid Amir Qazvini wafat  di usia 77 tahun dan dimakamkan di komplek suci makam Sayidah Fathimah Maksumah, Qom.

Ayatullah Sayid Amir Mohammad Kazemi Qazvini lahir di Kuwait dari keluarga agamis dan ilmuwan tahun 1296 HS. Sejak usia 8 tahun beliau mengikuti ayahnya ke Basran dan di sana beliau mulai belajar ilmu bahasa Arab dan fiqih. Pada usia 18 tahun beliau menuju Najaf untuk menuntut ilmu-ilmu agama lebih dalam. Setelah menyelesaikan tingkat menengah ilmu-ilmu agama, beliau mulai mempelajari fiqih dan ushul fiqih untuk persiapan berijtihad.

Ayatullah Qazvini belajar kepada Ayatullah Sayid Abolhossein Isfahani, Syeikh Muhammad Ridha Al Yasiin dan lain-lain. Setelah bertahun-tahun belajar, akhirnya Ayatullah Sayid Muhsin al-Hakim, Sayid Abdulhadi Shirazi, Sayid Mahmoud Shahroudi dan Syeikh Husein Kasyif al-Ghita memberikannya ijazah ijtihad.

Setelah ayah beliau meninggal dunia, Ayatullah Qazvini kembali ke Basrah dan mulai mengajar, menulis dan menuntun umat Islam. Ayatullah Qazvini dikenal tidak kenal takut saat menyampaikan risalah agama Islam dan untuk itu beliau menanggung segala kesulitan dan rongrongan mereka yang tidak menyukai beliau. Langkah yang ditempuh beliau ini tidak dapat diterima oleh musuh dan penentangnya di partai Baath, Irak. Mereka membakar rumahnya dan beliau terpaksa kembali ke Kuwait tahun 1350 HS.

Beliau meninggalkan sekitar 40 karya ilmiah dan kebanyakan di bidang fiqih, ushul fiqih, teologi dan sejarah.