Lintasan Sejarah 15 Mei 2023
Hari ini, Senin, 15 Mei 2023 bertepatan dengan 24 Syawal 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 25 Ordibehesht 1402 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.
Abdurrazaq Shanani Meninggal Dunia
Tanggal 24 Syawal 211 HQ, Abdurrazaq Shanani, seorang cendikiawan dan ahli hadis terkenal abad ke-3 Hijriah, meninggal dunia di Yaman.
Abdurrazaq Shanani adalah seorang cendikiawan yang amat konsisten dalam menimba dan menyebarluaskan ilmu. Abdurrazaq Shanani banyak membimbing murid-murid di bidang agama.
Selain itu, dia juga menghapal al-Quran dan menulis buku tafsir al-Quran yang kini masih tersimpan di perpustakaan Mesir. Pada akhir usianya, dia kehilangan pengelihatannya dan akhirnya meninggal dunia pada usia 85 tahun.
Fatwa Ayatullah Shirazi Melawan Monopoli Tembakau
Tanggal 25 Ordibehesht 1270 HS (14 Mei 1865), Ayatullah Mirza Hassan Shirazi, seorang ulama pejuang dan marji taklid kaum muslimin, mengeluarkan fatwa yang bertujuan untuk mencegah meluasnya imperialisme Inggris di Iran.
Sebelumnya, dalam perjalananya ketiga ke Eropa, Raja Iran saat itu, Shah Naseruddin menjalin kontrak dengan salah seorang penasehat perdana menteri Inggris bernama Jenderal Talbot. Dalam perjanjian ini, raja Iran memberikan hak kepada sebuah perusahaan Inggris untuk melakukan produksi, penjualan, dan ekspor atas tembakau Iran dan hak ini berlaku selama 50 tahun. Perjanjian monopoli tembakau yang sangat merugikan rakyat itu menimbulkan penentangan dari rakyat dan ulama Iran.
Ayatullah Mirza Shirazi kemudian mengeluarkan fatwa haram untuk membeli dan menjual tembakau. Rakyat Iran yang sangat patuh dan hormat kepada ulama besar mereka itu, mematuhi fatwa tersebut sehingga perdagangan tembakau di Iran menjadi sangat terganggu. Akibatnya, Shah Naserudin terpaksa membatalkan perjanjian monopoli tembakau tersebut.
Inggris Uji Coba Bom Hidrogen
Tanggal 15 Mei 1957, Inggris untuk pertama kalinya meledakkan bom hidrogen berkekuatan dahsyat di Pulau Christmas.
Pulau itu terletak di wilayah terpencil di Samudera Pasifik. Uji coba itu merupakan bagian dari program senjata termo-nuklir yang mulai dilakukan Inggris pada Desember 1954 untuk membangun bom hidrogen megaton. Bom itu sama dahsyatnya dengan satu juta ton peledak TNT.
AS pun menggelar ujicoba serupa. Disebut sebagai "Ivy Mike," AS meledakkan bom hidrogen di Pulau Karang Enewetak pada 1952.
Uji coba bom hidrogen oleh Inggris menggunakan pesawat jet Angkatan Udara Inggris, Valiant, yang menjatuhkan bom dari ketinggian di atas Pulau Christmas yang tak berpenghuni untuk meminimalkan risiko. Tim ilmuwan Inggris hanya butuh waktu dua tahun untuk mempersiapkan tes itu, jauh lebih cepat dari yang dilakukan Amerika Serikat, yaitu tujuh tahun.
Namun, tes itu justru mengakibatkan perdebatan di Inggris mengenai bahaya senjata nuklir. Pada 1958 muncul kampanye perlucutan senjata nuklir yang mendesak Inggris untuk tidak lagi mengembangkan senjata pemusnah massal itu. Gerakan tersebut akhirnya diterapkan secara global.