Lintasan Sejarah 23 Juli 2023
-
23 Juli 2023
Hari ini, Ahad 23 Juli 2023 bertepatan dengan 5 Muharam 1444 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 1 Mordad 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.
1000 Pasukan Berkuda Bergabung dengan Umar bin Saad
Tanggal 5 Muharam 61 HQ, 1000 pasukan berkuda bergabung dengan Umar bin Saad.
Akhirnya secara bertahap, pasukan yang terpencar di seluruh kota Kufah berkumpul dan bergabung dengan pasukan Umar bin Saad. Menurut sebuah riwayat, Syabts bin Rab’i telah bergerak ke arah Karbala dengan seribu pasukan berkuda.
Ubaidillah memerintahkan kepada sebagian pasukan untuk berdiri di jalanan yang menujuke arah Karbala dan menghalangi siapa pun yang keluar dari Kufah untuk membantu Imam Husein as.
Karena sekelompok warga mengetahui bahwa perang melawan Imam Husein as berada dalam hukum perang menentang-Nya dan menentang rasul-Nya, maka di pertengahan jalan mereka memisahkan diri dari pasukan musuh dan melarikan diri.
Menurut sebuah riwayat, seorang komandan laskar yang sebelumnya bergerak dari Kufah dengan seribu pasukan, begitu sampai di Karbala, pasukan yang tersisa hanya sekitar tiga atau empat ratus orang, dan selebihnya melarikan diri karena tidak memiliki keyakinan terhadap perang ini.
Penggalan dari pidato Imam Husein as yang ditujukan pada pasukan musuh, "Perhatikanlah! Kami tidak akan pernah menyerah dengan hina. Allah, Rasul-Nya dan Mukminin tidak akan pernah menerima kehinaan untuk kami. Pangkuan-pangkuan suci yang telah membesarkan kami. Kepandaian dan keberanian mereka tidak akan pernah mengajarkan untuk mendahulukan ketaatan pada orang-orang hina atas kematian secara ksatria."
Mohammad Reza Pahlevi Akui Rezim Zionis Israel
Tanggal 1 Mordad 1330 HS, Shah Mohammad Reza Pahlevi mengakui rezim Zionis Israel.

Ketika perang propaganda mencapai puncaknya antara Iran dan beberapa negara seperti Uni Soviet dan Cina akibat begitu dekatnya Shah Mohammad Reza Pahlevi kepada Amerika dan pemberian banyak konsesi kepada AS, pemerintah Manouchehr Iqbal, Perdana Menteri waktu itu mulai kasak-kusuk untuk menjalin hubungan dengan rezim Zionis Israel. Akhirnya, pemerintah Iran mengakui Zionis Israel secara terbatas.
Tampaknya kedua pemerintah juga tidak terjadi pertukaran duta besar, tapi seorang dari pejabat kementerian luar negeri menjadi kuasa usaha di Israel, sementara Zionis Israel menetapkan atase ekonominya di Iran menjalankan tugas seorang duta besar.
Menyusul terjalinnya hubungan antara Iran dan rezim Zionis Israel, Gamal Abdul Nasser, Presiden Mesir mengeluarkan pernyataan keras terhadap Shah Iran dan mengritik sikap Iran mengakui Zionis Israel. Pernyataan Gamal Abdul Nasser itu sangat berpengaruh terhadap negara-negara Islam, sehingga mereka ikut mengritik pemerintah Iran, sehingga Shah terpaksa mengirim pesan telegram kepada Syeikh Shaltout, Syeikh al-Azhar yang isinya menjelaskan bahwa pada 1 Mordad 1330, Iran mengakui rezim Zionis Israel secara terbatas dan saat ini tidak melakukan tindakan apa-apa.
Pasca hubungan Iran dan rezim Zionis Israel, dampak dari tekanan Amerika, pemerintah Mesir memutuskan hubungannya dengan Iran dan mengusir para diplomat Iran dari Kairo.
Raja Hasan Kedua Meninggal Dunia
Tanggal 23 Juli 1999, Raja Hasan Kedua, penguasa Kerajaan Maroko meninggal dunia setelah bertakhta di singgasana Maroko selama 38 tahun.
Raja Hasan Kedua dilahirkan pada tahun 1929. Lima tahun setelah Maroko berhasil meraih kemerdekaannya, yaitu pada tahun 1961, Raja Hasan II dilantik menjadi penguasa Maroko.
Selama masa pemerintahannya, Raja Hasan II memerintah dengan cara diktator. Segala macam penentangan dan kritikan yang dialamatkan kepadanya akan langsung dijawab dengan represi. Raja Hasan II juga termasuk pemimpin Arab yang memelopori perdamaian dengan Rezim Israel. Ia bahkan termasuk pemimpin yang menjadi mediator perundingan antara Tel Aviv dan sejumlah negara Arab.
Sikap inilah yang menimbulkan banyak ketidakpuasan di kalangan rakyat Maroko sendiri. Raja Hasan II berkali-kali menjadi sasaran pembunuhan, akan tetapi selalu berhasil lolos dari percobaan pembunuhan itu.
Sepeninggal Raja Hasan II, Maroko diperintah oleh putra Hasan II, yaitu Muhamad Keenam yang masih berusia 36 tahun. Raja Muhamad VI termasuk pemimpin Arab yang berusia sangat muda.