Okt 29, 2023 14:46 Asia/Jakarta

Ratusan orang ditangkap pada hari Jumat ketika polisi membubarkan demonstrasi besar yang sebagian besar dilakukan oleh warga Yahudi di New York yang mengambil alih aula utama stasiun Grand Central sebagai protes atas pemboman Israel di Gaza, kata polisi dan penyelenggara.

Departemen Kepolisian New York mengatakan sedikitnya 200 orang telah ditangkap, sementara penyelenggara protes menyebutkan jumlahnya lebih dari 300 orang.

Foto-foto dari lokasi kejadian menunjukkan barisan panjang anak-anak muda berdiri dengan borgol dan mengenakan kaus hitam dengan tulisan "Bukan Atas Nama Kami" dan "Hentikan Penembakan Sekarang" dengan warna putih.

Aksi duduk besar-besaran ini diserukan oleh kelompok Jewish Voice for Peace-New York City, yang mengatakan ribuan anggotanya menghadiri protes tersebut, memblokir jalur utama stasiun kereta api pusat kota.

Gambar menunjukkan terminal dipenuhi pengunjuk rasa yang membentangkan spanduk bertuliskan "Warga Palestina harus bebas" dan "Berduka atas kematian, berjuang mati-matian demi yang hidup".

Para penyelenggara menyebut aksi duduk damai tersebut sebagai “pembangkangan sipil terbesar yang pernah terjadi di Kota New York dalam 20 tahun”.

Para rabi memulai acara tersebut dengan menyalakan lilin Sabat dan mendaraskan doa Yahudi untuk orang mati, yang dikenal sebagai kaddish.

“Meskipun Sabat biasanya merupakan hari istirahat, kami tidak bisa beristirahat sementara genosida terjadi atas nama kami,” kata Rabbi May Ye, dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh penyelenggara.

Demonstrasi di New York

“Kehidupan warga Palestina dan Israel saling terkait, dan keselamatan hanya bisa terwujud jika keadilan, kesetaraan, dan kebebasan bagi semua orang,” kata rabbi tersebut.

Para pejuang Hamas menggelar operasi Badai Al-Aqsa menyerang pos-pos polisi dan barak-barak tentara pada tanggal 7 Oktober, setelah mengetahui ada rencana Israel menyerang Jalur Gaza yang akhirnya menewaskan 1.400 orang, sebagian besar tentara Zionis dan menawan lebih dari 220 lainnya.

Melihat kekalahan yang memalukan, rezim Zionis kemudian membombardir Jalur Gaza secara brutal dan menghancurkan rumah sakit, gereja dan tempat-tempat berlindung lainnya.

Selain itu, rezim Zionis memutuskan pasokan listrik ke Jalur Gaza, menutup jalur penyeberangan yang dapat membawa bahan makanan dan kebutuhan lainnya warga Gaza. Padahal daerah kecil ini telah diblokade selama bertahun-tahun.

Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan pada hari Jumat bahwa serangan Israel di Gaza kini telah menewaskan 7.326 orang, lebih dari 3.000 di antaranya adalah anak-anak.