Nov 08, 2023 10:07 Asia/Jakarta
  • 8 November 2023
    8 November 2023

Hari ini, Rabu, 8 November 2023 bertepatan dengan 23 Rabiul Tsani 1445 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 17 Aban 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.

Sultan Mahmud Ghaznawi Wafat

Tanggal 23 Rabiul Tsani 421 HQ, Sultan Mahmud Ghaznawi, Raja Ketiga Dinasti Ghaznawi meninggal dunia.

Sultan Ghaznawi sejak tahun 387 HQ setelah mengalahkan saudarahnya Ismail, berhasil merebut kekuasaan. Ia juga berhasil mengalahkan para gubernur Dinasti Shafari, Samani, Ali Buyeh, Ali Ziyar dan Khorazmshahian di Utara dan Timur Iran lalu menguasainya.

Sultan Mahmud Ghaznawi secara perlahan-lahan melakukan perluasan dan banyak daerah yang dikuasainya. Ia menyerang India sebanyak dua belas kali, tapi sebelum pergi ke Rey dan setelah berkuasa selama 34 tahun, ia meninggal dunia akibat penyakit TBC.

Sultan Ghaznawi merupakan raja yang independen dan merupakan pribadi besar dari Dinasti Ghaznawi. Ia terkenal dengan keberanian dan perluasan kekuasaan dalam sejarah Islam. Perang yang dilakukannya terhadap India dan pampasan perang yang didapatkan dari negara ini serta berkumpulnya ulama dan para penyair di istananya membuat namanya terkenal di mana-mana.

Margaret Mitchell Lahir 
 
Tanggal 8 November 1900, Margaret Mitchell, seorang penulis Amerika terkenal, terlahir ke dunia di kota Atlanta, Georgia.

Sejarah

Selama beberapa waktu, Mitchell menuntut ilmu di fakultas kedokteran, namun setelah kematian ibunya, ia sangat terpukul dan berhenti kuliah. Sejak usia 22 tahun, Mitchell memulai karir di bidang penulisan dan selama beberapa waktu bekerja sebagai wartawan.

Nama Margaret Mitchell menjadi terkenal ke seluruh dunia atas novel legendarisnya yang berjudul "Gone With The Wind". Novel ini, hingga kini terus dicetak ulang dan telah diterjemahkan dalam hampir seluruh bahasa di dunia.

Imam Khomeini: Dilarang Berunding dengan Utusan Carter Soal Tawanan!

Tanggal 17 Aban 1358 HS, Imam Khomeini ra mengeluarkan perintah larangan berunding dengan utusan Presiden Amerika Jimmy Carter soal tawanan.

Pada tanggal 13 Aban 1358 (4 November 1979) Kedutaan Besar Amerika atau yang lebih dikenal sebagai sarang spionase diduduki oleh "Mahasiswa Pengikut Garis Imam". Menyusul dukungan Imam Khomeini ra atas aksi yang dilakukan para mahasiswa, pemerintahan sementara Mahdi Bazargan mengundurkan diri.

Sekalipun tidak berharap demikian, Imam Khomeini ra akhirnya menerima pengunduran pemerintahan Bazargan. Sementara anggota kabinet pemerintahan sementara juga berharap Imam Khomeini ra tidak menerima permintaan pengunduran diri itu. Karena telah beberapa kali pemerintahan sementara berniat mengundurkan diri, tapi tidak diterima oleh Imam Khomeini ra.

Oleh karenanya, pemerintahan sementara mulai menekan para mahasiswa agar membebaskan para tawanan yang ditahan dari Kedubes AS di Tehran itu. Sementara itu, selain Imam Khomeini ra menerima pengunduran diri pemerintahan sementara, ternyata beliau tidak memperkenalkan pemerintahan baru, tapi menyerahkan pemerintahan kepada Dewan Revolusi, hingga terbentuknya parlemen pertama. Berbeda dengan pemerintahan sementara yang lebih solid, Dewan Revolusi terdiri dari anasir-anasir moderat, ekstrim, rohaniwan dan non-rohaniwan.

Pengunduran diri pemerintahan sementara dan pengalihan urusan pemerintahan kepada Dewan Revolusi membuat pupus segala harapan yang ada pada pemerintah Amerika untuk membebaskan para tawanan itu. Bagi mereka penyelesaian segera masalah ini menjadi semakin sulit. Hal ini menambah kegelisahan mereka. Saat ini mereka menghadapi ketegasan Imam Khomeini ra.

Pada tanggal 17 Aban 1358 (8 November 1979) Imam Khomeini ra mengeluarkan perintahnya sebagai berikut:

"Sesuai informasi yang ada, para wakil khusus Carter tengah menuju Iran. Mereka berkeinginan mengunjungi kota Qom dan bertemu dengan saya. Oleh karenanya, saya perlu mengingatkan bahwa pemerintah Amerika sebagai pelindung Shah telah menyatakan penentangannya secara terang-terangan terhadap Iran. Selain itu, sesuai yang telah disebutkan, Kedutaan Besar Amerika di Iran telah menjadi sarang spionase musuh-musuh kita yang anti-kebangkitan suci Islam.

Dengan demikian, tidak mungkin akan terjadi pertemuan saya dengan wakil-wakil khusus Amerika. Selain itu, 1. Anggota Dewan Revolusi tidak berhak menemui mereka. 2. Tidak ada seorang pejabat Iran-pun yang boleh bertemu dengan mereka. 3. Bila Amerika menyerahkan Shah yang telah lengser dan musuh nomor wahid Iran kepada kita dan tidak lagi memata-matai revolusi kita, pada saat itu baru terbuka jalan untuk merundingkan sebagian hubungan yang bermanfaat bagi bangsa Iran.”