Lintasan Sejarah 10 Februari 2024
Hari ini, Sabtu, 10 Februari 2024 bertepatan dengan 29 Rajab 1445 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 21 Bahman 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini
Ibnu Qutaibah Meninggal Dunia
Tanggal 29 Rajab 276 HQ, Abdullah bin Muslim Dinwari yang terkenal dengan nama Ibnu Qutaibah meninggal dunia dalam usia 63 tahun.
Ibnu Qutaibah dilahirkan di Kufah, Irak. Ketika menginjak usia dewasa ia diangkat sebagai hakim di kota Dinwar, sebuah kota yang terletak di barat Iran.
Semasa hidupnya, Ibnu Qutaibah dikenal sebagai orang yang menguasai Quran, hadits, dan sastra Arab. Sejumlah buku terkenal menjadi bukti kedalaman ilmunya. Di antara karya-karyanya itu adalah "Ta'wil Musykil al-Quran", Tafsir Gharib al-Quran", "'Uyun Al-Akhbar", "Ma'ani Asy-Syi'r", dan "Gharib Al-Hadits".
Sultan Baabullah, Sultan Ternate Lahir
Tanggal 10 Februari 1528, Sultan Baabullah lahir di Ternate, Maluku Utara.
Sultan Baabullah adalah sultan dan penguasa Kesultanan Ternate ke-24 yang berkuasa antara tahun 1570 – 1583. Ia merupakan sultan Ternate dan Maluku terbesar sepanjang sejarah yang berhasil mengalahkan Portugal dan mengantarkan Ternate ke puncak keemasan di akhir abad ke-16. Sultan Baabullah juga dijuluki sebagai penguasa 72 pulau berpenghuni yang meliputi pulau–pulau di nusantara bagian timur, Mindanao selatan dan kepulauan Marshall.
Sultan Baabullah tidak menunda waktu setelah penobatan dan pidato pelantikan diucapkan. Perang Jihad diumumkan di seluruh negeri. Tak kalah dengan ayahnya ia tampil sebagai koordinator yang handal dari berbagai suku yang berbeda akar genealogis di nusantara bagian timur. Untuk memperkuat kedudukannya Sultan Baabullah menikahi adik Sultan Iskandar Sani dari Tidore. Raja–raja Maluku yang lainpun melupakan persaingan mereka dan bersatu dalam satu komando di bawah Sultan Baabullah dan panji Ternate, begitu pula raja–raja dan kepala suku di Sulawesi serta Papua.
Sultan Baabullah memiliki panglima–panglima yang handal, diantaranya ; Raja Jailolo Katarabumi, salahakan (gubernur) Sulasalahakan Ambon Kapita Kalakinka, dan Kapita Rubuhongi. Menurut sumber Spanyol, dibawah panjinya Sultan Baabullah mampu mengerahkan 2000 kora–kora dan 120.000 prajurit.
Pemerintahan Militer Gagal Berkat Perintah Imam Khomeini ra
Tanggal 21 Bahman 1357 HS, pemerintah militer Iran gagal terbentuk berkat perintah Imam Khomeini ra.
Pada detik-detik terakhir dari umur rezim Shah Pahlevi, para jenderal rezim Shah memutuskan untuk memperpanjang masa darurat militer di Tehran guna mengontrol kondisi. Keputusan ini diambil dengan tujuan mencegah warga berkumpul dan bila memungkinkan mereka berusaha menangkap Imam Khomeini ra dan tokoh-tokoh pejuang berpengaruh di sekeliling beliau dan setelah itu membunuh mereka.
Tapi dengan kewaspadaannya, Imam Khomeini ra pada 21 Bahman 1357 HS, untuk tidak mempedulikan aturan yang diterapkan pemerintahan militer. Setelah mendapatkan informasi mengenai pesan Imam Khomeini ra, warga revolusioner Iran keluar dan turun ke jalan-jalan dan konflikpun terelakkan, bahkan semakin meluas hingga ke pusat-pusat konsentrasi militer rezim Pahlevi di Tehran di kota-kota lainnya. Di sisi lain, mayoritas militer yang diperintahkan menindak warga tidak bersedia melakukannya, bahkan banyak dari mereka yang bergabung dengan warga.