Mar 11, 2024 15:58 Asia/Jakarta
  • Surat al-Mulk 25-30
    Surat al-Mulk 25-30

Surat al-Mulk 25-30

وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (25) قُلْ إِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللَّهِ وَإِنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُبِينٌ (26) فَلَمَّا رَأَوْهُ زُلْفَةً سِيئَتْ وُجُوهُ الَّذِينَ كَفَرُوا وَقِيلَ هَذَا الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تَدَّعُونَ (27)

 

Dan mereka berkata: "Kapankah datangnya ancaman itu jika kamu adalah orang-orang yang benar?" (67: 25)

 

Katakanlah: "Sesungguhnya ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya pada sisi Allah. Dan sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan". (67: 26)

 

Ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka) inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya. (67: 27)

 

Salah satu alasan orang-orang yang mengingkari kebangkitan (Maad) terhadap nabi-nabi Allah adalah jika Anda mengatakan kebenaran dan akan ada kebangkitan, sebutkan waktu terjadinya. Jika Anda yakin akan hal ini, mengapa Anda tidak menyebutkan tanggal pastinya?

 

Kelanjutan ayat tersebut menegaskan bahwa hanya Allah yang mengetahui waktu kebangkitan dan bahkan para nabi pun tidak mengetahuinya. Berdasarkan wahyu Ilahi, mereka diberitahu tentang kebangkitan di dunia setelah kematian, dan mereka memperingatkan manusia untuk berhati-hati terhadap tindakan dan perilaku mereka agar mereka tidak mengalami kesusahan dan siksa pada hari itu.

 

Pada hari itu, orang-orang yang mengingkari Hari Kebangkitan dan kafir kepada Allah, akan mempunyai muka yang jelek dan bingung, dan bekas-bekas kesedihan serta penyesalan yang mendalam akan terlihat di wajah mereka. Karena mereka melihat dengan mata kepala sendiri apa yang selama ini mereka ingkari di dunia dan tidak ada jalan keluar darinya.

 

Dari tiga ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik.

1. Tidak mengetahui waktu hari kiamat bukanlah alasan tidak terjadinya hari kiamat, seperti halnya jika seorang teman menjanjikan kepada anda bahwa ia akan datang ke rumah anda suatu hari nanti, namun tidak menyebutkan waktunya, maka hal tersebut bukanlah alasan bahwa ia akan tidak datang.

2. Misi para nabi adalah menyampaikan risalah Allah dan memperingatkan manusia. Namun mereka tidak mengatakan apa pun tentang apa yang belum diwahyukan Tuhan kepada mereka dan tidak membuat klaim yang tidak masuk akal.

3. Tidak perlu seseorang mengetahui segala sesuatu, termasuk mengetahui waktu kiamat/ jika waktu terjadinya jauh maka menyebabkan orang lupa dan lalai, dan jika dekat menimbulkan rasa takut dan cemas bagi mereka yang dekat dengannya.

 

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَهْلَكَنِيَ اللَّهُ وَمَنْ مَعِيَ أَوْ رَحِمَنَا فَمَنْ يُجِيرُ الْكَافِرِينَ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (28) قُلْ هُوَ الرَّحْمَنُ آَمَنَّا بِهِ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ هُوَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (29)

 

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang kafir dari siksa yang pedih?" (67: 28)

 

Katakanlah: "Dialah Allah Yang Maha Penyayang kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata". (67: 29)

 

Kaum musyrik di Mekkah berharap dengan wafatnya Rasulullah, para pengikutnya juga akan hilang, tidak meninggalkan jejak Islam. Ayat-ayat tersebut berbunyi: Apapun nasib yang menanti Rasulullah dan para sahabatnya (hidup atau mati), tidak ada pengaruhnya terhadap nasibmu, dan kamu tidak akan terbebas dari azab Tuhan di dunia dan akhirat.

 

Jangan berpikir jika Nabi dan para sahabatnya binasa maka kalian akan selamat dari murka Allah. Karena Tuhan selalu ada dan tidak ada sedikitpun kuasaNya yang tak terbatas akan berkurang. Kami beriman kepada Tuhan yang demikian dan kami telah menyerahkan diri kami kepada-Nya sehingga Dia dapat melakukan apa pun yang terbaik bagi kami. Kami telah menaruh kepercayaan kami pada-Nya dan tunduk pada kehendak-Nya. Tetapi kamu yang kafir kepada Allah, siapakah yang akan menyelamatkan kamu dari murka-Nya?

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik.

1. Musuh-musuh Islam ingin kebinasaan orang-orang yang beriman, namun kehendak Tuhan lebih utama dari keinginan dan hawa nafsu mereka, dan mereka harus berpikir untuk menyelamatkan diri dari murka Tuhan.

2. Syarat beriman kepada Tuhan adalah bertawakal kepada-Nya dan tunduk pada kehendak-Nya, karena kita tahu bahwa Dia adalah Tuhan yang Maha Pengasih dan tidak menginginkan apa pun selain kebaikan bagi hamba-hamba-Nya.

3. Orang-orang kafir menyadari kesalahannya ketika mereka tidak mempunyai jalan lain dan mereka tidak akan luput dari azab Allah.

 

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَصْبَحَ مَاؤُكُمْ غَوْرًا فَمَنْ يَأْتِيكُمْ بِمَاءٍ مَعِينٍ (30)

 

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?". (67: 30)

 

Ayat yang merupakan akhir dari Surat al-Mulk ini mengacu pada salah satu tanda rahmat Allah kepada hamba-hamba-Nya dan menyatakan: Mata air, sumur dan saluran air, dengan pengaturan Allah, menyediakan air yang Anda butuhkan sepanjang tahun, karena bumi di bawah kakimu terbuat dari dua lapisan yang berbeda; Lapisan permeabel yang menyerap air dan lapisan kedap yang menyimpan dan mempertahankan air.

 

Jika seluruh permukaan bumi bersifat permeabel maka air hujan akan meresap jauh ke dalam bumi dan tidak dapat dijangkau oleh manusia, dan jika seluruh permukaan bumi kedap air maka air akan menutupi permukaan bumi dan berubah menjadi rawa-rawa. Akibatnya, tidak ada lagi kawasan pemukiman dan pertanian di bumi dan kehidupan manusia pun terganggu total. Namun atas izin Tuhan, air permukaan dimurnikan dengan melewati lapisan tanah dan pasir yang permeabel dan kemudian disimpan di akuifer dan sumber bawah tanah yang besar untuk memenuhi kebutuhan manusia akan air.

 

Dari satu ayat tadi terdapat dua poin pelajaran penting yang dapat dipetik.

1. Manusia yang beriman hidup antara rasa takut dan harapan, dan tidak menaruh hatinya pada nikmat materi, namun selalu beranggapan bahwa ia mungkin akan kehilangan nikmat tersebut suatu hari nanti. Pada saat yang sama, harapannya tidak pernah terputus dari Tuhan Semesta Alam. Sebab ia meyakini jika Allah menutup satu pintu karena hikmah, maka Dia akan membukakan pintu lain karena belas kasihan.

2. Orang-orang yang mengingkari Tuhan, jika suatu saat tidak turun hujan dan bumi menjadi kering dan tidak ada air, kepada siapa mereka akan meminta hujan?

 

 

 

 

Tags