Apr 28, 2017 10:32 Asia/Jakarta

Hari ini, Jumat tanggal 28 April 2017 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 1 Sya'ban 1438 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 8 Ordibehesht 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.

Ibnu Thawus Meninggal Dunia

 

745 tahun yang lalu, tanggal 1 Sya'ban 693 HQ, Ghiyatsuddin Abu Muzaffar Abdul Karim bin Ahmad yang dijuluki Ibnu Thawus, seorang ahli fiqih dan sastrawan terkenal abad ke-7 Hijriah meninggal dunia di kota Kazhimain Irak.

 

Ibnu Thawus dilahirkan pada tahun 648 dan pada usianya ke-12 tahun, dia telah menghapal al-Quran dan setelah itu dia mempelajari sastra. Dia belajar kepada ulama-ulama besar, di antaranya Nashiruddin Thusi. Ibnu Thawus banyak meninggalkan karya penulisan dalam bahasa Arab.

 

Ayatullah Muhammad Hasan Najafi Wafat

 

172 tahun yang lalu, tanggal 1 Sya’ban 1266 HQ, Ayatullah Muhammad Hasan Najafi meninggal dunia dalam usia 66 tahun dan dikebumikan kota Najaf al-Asyraf, Irak

 

Ayatullah Syeikh Muhammad Hasan anak dari Muhammad Baqir Najafi lahir pada 1200 HQ di kota Najaf al-Asyraf, Irak. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar agama, beliau yang masih remaja telah mengikuti kuliah fiqih dan ushul fiqih untuk tingkat mujtahid. Beliau hadir di kelas Syeikh Jakfar Kasyif al-Ghitha, Sayid Mahdi Bahr al-Ulum, Sayid Jawad Amili dan Syeikh Musa Kasyif al-Ghitha.

 

Pada usia 25 tahun, Ayatullah Muhammad Hasan Najafi mencapai derajat ijtihad dan sejak saat itu beliau mulai menulis buku monumentalnya. Buku Jawahir al-Kalam merupakan ensiklopedia fiqih Syiah yang ditulis selama 32 tahun dan menjadi referensi fiqih argumentatif Syiah.

 

Selain menulis buku Jawahir al-Kalam, beliau juga mendidik murid-murid hebat yang dikemudian hari menjadi ulama besar seperti Ayatullah Sayid Husein Kouhkamareh-i, Syeikh Jakfar Shoustari dan Mulla Ali Kani.

 

Ayatullah Muhammad Hasan Najafi tetap melanjutkan aktifitas menulis hingga meninggal dunia dan di akhirnya hidupnya beliau memutuskan untuk menulis buku selain Jawahir al-Kalam, tapi ternyata ajal lebih dahulu menjemputnya.

 

Amerika Perintah Saudi Putuskan Hubungan dengan Iran

 

29 tahun yang lalu, tanggal 8 Ordibehesht 1367 HS, Amerika perintah Arab Saudi agar memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.

 

Pasca pembantaian para jamaah haji Iran oleh rezim Al Saud pada 9 Mordad 1366 dan terjadinya peristiwa Jumat Berdarah Mekah, hubungan Iran dan Arab Saudi berada pada tingkat paling rendah.

 

Jumlah diplomat Iran yang berada di Arab Saudi sangat sedikit, sementara anggota kedutaan besar Saudi di Iran sudah sejak lama meninggalkan Tehran. Akhirnya, hubungan politik kedua negara benar-benar terputus pada 8 Ordibehesht 1367 Hs, bahkan pengiriman jamaah haji ke Mekah dan Madinah terputus untuk beberapa tahun.

 

Langkah Arab Saudi memutuskan hubungannya dengan Iran dalam rangka menyelaraskan kebijakan rezim ini dengan Amerika dan untuk menyimpangkan opini Muslimin di dunia. Amerika berharap umat Islam sedunia memahami bahwa Iran menolak untuk mengirimkan jamaah hajinya melakukan ibadah di musim haji tahun 1367.

 

Kelompok Mujahidin Afganistan Menang

 

25 tahun yang lalu, tanggal 28 April 1992, kelompok Mujahidin Afganistan setelah 13 tahun berjuang melawan tentara merah Soviet dan pemerintahan bonekanya di Afganistan, akhirnya berhasil meraih kemenangan.

 

Tiga tahun sebelumnya, setelah 10 tahun menduduki Afganistan, tentara Soviet pada bulan Februari 1989 terpaksa angkat kaki dari negara itu. Namun, perpecahan di antara kelompok pejuang dan kurangnya bantuan dari luar negeri terhadap mereka, membuat pemerintahan boneka Soviet masih terus bercokol.

 

Akhirnya, pada tanggal 28 April 1992, pasukan Mujahidin berhasil menduduki kota Kabul dan menggulingkan pemerintahan boneka Soviet.

 

R.A. Siti Hartinah, Wafat

 

21 tahun yang lalu, tanggal 28 April 1996, Raden Ayu Siti Hartinah istri presiden Indonesia kedua (Jenderal Purnawirawan Soeharto) wafat pada umur 72 tahun.

 

Siti Hartinah lahir di Desa Jaten, Surakarta, Jawa Tengah, 23 Agustus 1923. Ia adalah istri Presiden Indonesia kedua, Jenderal Purnawirawan Soeharto.

 

Siti Hartinah, yang sehari-hari dipanggil "Tien" merupakan anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo. Ia merupakan canggah Mangkunagara III dari garis ibu. Tien menikah dengan Soeharto pada tanggal 26 Desember 1947 di Surakarta. Siti kemudian dianugerahi gelar pahlawan nasional R.I. tak lama setelah kematiannya.