Lintasan Sejarah 3 Mei 2017
Hari ini, Rabu tanggal 3 Mei 2017 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 6 Sya'ban 1438 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 13 Ordibehesht 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Mirza Habibollah Ghaani Shirazi Meninggal
163 tahun yang lalu, tanggal 13 Ordibehesht 1233 HS, Mirza Habibollah Ghaani Shirazi, penyair Iran meninggal dunia di usia 47 tahun dan dikebumikan di komplek makam suci Hazrat Abdolazim as di kota Rey.
Mirza Habibollah Ghaani Shirazi lahir kedua tahun 1186 HS. Beliau pindah ke Mashad untuk menuntut ilmu agama dan membuat puisi. Setelah belajar selama 10 tahun Ghaani berhasil menguasi ilmu-ilmu agama seperti nahwu, bayan, prinsip-prinsip arsitektur, perbintangan, filsafat, teologi, filsafat dan puizi. Setelah itu Mirza Habibollah Ghaani untuk beberapa waktu bekerja di kerajaan Naser ad-Din Shah Qajar.
Di kerajaan Naser ad-Din Shah, Mirza Habibollah Ghaani menjadi pembaca kidung pujian terhadap raja dan keluarganya. Beliau menghabiskan sebagian besar hidupnya di Tehran dan melayani Mohammad Shah dan Naser ad-Din Shah.
Mirza Habibollah Ghaani merupakan penyair pertama Iran yang menguasai bahasa Perancis. Beliau dikenal dengan puisi panjang yang memuat sifat-sifat yang indah dengan diksi yang tepat dan penguasaan luar biasa akan sinonim. Oleh karenanya, dalam ucapannya lafad lebih ditekankan ketimbang makna.
Selain buku kumpulan syair yang dimilikinya, penyair ini juga memiliki buku bernama Parishan yang ditulis dengan gaya Gulistan milik Sa'di Shirazi.
Allamah Khui Gugur
118 tahun yang lalu, tanggal 6 Sya'ban 1320 HQ, Allamah Khui, seorang ilmuwan besar Islam asal Iran, gugur syahid dalam perjuangan melawan kezaliman.
Setelah bertahun-tahun menimba ilmu dari ulama-ulama besar pada zamannya, di antaranya Syaikh Murtadha Anshari, beliau mencapai derajat ijtihad.
Allamah Khui berjuang untuk menerapkan pemerintah yang konstitusional serta bebas dari kezaliman dan despotisme di Iran. Akibat perjuangannya itu, Allamah Khui dibunuh oleh antek-antek Syah Muhammad Ali yang merupakan raja dari Dinasti Qajar.
Lotfali Nasiri Wafat
88 tahun yang lalu, tanggal 6 Sya’ban 1350 HQ, Mirza Lotfali Nasiri meninggal dunia di usia 82 tahun dan dikebumikan di samping makam Syeikh Shaduq di kota Rey, Iran.
Mirza Lotfali bin Mohammad Kazem Tabrizi Nasiri yang dikenal dengan Sadr al-Afadhil lahir di kota Shiraz pada bulan Ramadhan 1268 HQ. Mirza Lotfali Nasiri seorang alim dan keutamaan abad ke-4 HQ. Sejak kecil beliau pindah ke Tehran bersama ayahnya. Pada awalnya Lotfali Nasiri mempelajari prinsip-prinsip kalifgrafi dan sastra, setelah itu belajar ushul fiqih, fiqih, hadis, tafsir, logika, matematika dan akidah.
Sadr al-Afadhil banyak meninggalkan karya tulis seperti Asatir, Dastur al-Balaghah dan beragam puisi.
UUD Baru Jepang Diberlakukan
70 tahun yang lalu, tanggal 3 Mei tahun 1947, UUD Jepang pasca perang secara resmi diberlakukan.
UU yang penyusunannya dipenuhi campur tangan Komandan Tertinggi Tentara Sekutu, Douglas Mac Arthur itu, melucuti segala kekuasaan Kaisar Hirohito, kecuali kekuasaan simbolis, menetapkan aturan hak-hak warga negara, dan menghapuskan hak Jepang untuk melakukan perang. Jenderal Mac Arthur merupakan orang yang paling berperan dalam kekalahan Jepang. Pada tanggal 2 September 1946, ia secara resmi menerima kekalahan Jepang di atas kapal AS di Teluk Tokyo.
Sesuai aturan penyerahan kekalahan dalam perang, Kaisar Hirohito dan pemerintahan Jepang menjadi subjek dari Komandan Tertinggi Tentara Sekutu yang berkedudukan di Jepang. Pos inilah yang diisi oleh Jenderal Douglas Mac Arthur dan ia tinggal di Jepang selama lima setengah tahun untuk memimpin rekonstruksi dalam pemerintahan, industri, dan sosial yang sesuai dengan keinginan AS.
Demonstrasi Mahasiswa Perancis
49 tahun yang lalu, tanggal 3 Mei 1968, mahasiswa Perancis memulai demonstrasi besar-besaran untuk memprotes kebijakan pemerintah mereka dalam masalah pendidikan.
Dalam waktu singkat, demonstrasi mahasiswa ini juga diikuti oleh sekitar 10 juta buruh yang memprotes kecilnya gaji dan fasilitas kesejahteraan yang diberikan kepada mereka. Akibatnya, perekonomian Perancis selama beberapa minggu lumpuh. Demonstrasi ini baru berhenti setelah pemerintah bersedia memenuhi beberapa tuntutan mahasiswa dan buruh. Setahun kemudian, dalam sebuah referendum, Presiden Perancis saat itu, Charles de Gaulle terpaksa menelan kekalahan dan mengundurkan diri.
Demontsrasi mahasiswa ini menghasilkan banyak perubahan besar dalam kehidupan Perancis, di antaranya sistem pendidikan di Perancis yang lebih bebas, kemudahan masuknya imigran asing, norma kehidupan yang semakin liberal, serta semakin diakuinya keseteraan antara perempuan dan laki-laki.