Perkembangan Iptek di Iran dan Dunia (19)
-
ilmuwan Iran
Republik Islam Iran dalam beberapa tahun terakhir mengalami kemajuan yang cukup signifikan dalam bidang produksi ilmu pengetahuan dan diplomasi sains. Tingkat diplomasi sains Iran (produksi makalah ilmiah di level internasional) yang di tahun 2010 sekitar 17 persen, pada tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi 23 persen.
Laporan terbaru menyebutkan, jumlah makalah ilmiah peneliti dan ilmuwan Iran yang tercatat di situs ISI (Information Sciences Institute) dari 22.389 di tahun 2010, bertambah menjadi 42.503 makalah di tahun 2016. Dalam tiga bulan pertama tahun 2017 saja, makalah ilmiah ilmuwan Iran yang tercatat di situs ISI sudah mencapai 3.072 makalah.
Sumbangan Iran pada total produksi ilmu pengetahuan dunia, dicatat lengkap oleh situs ISI. Data tersebut menunjukkan bahwa sumbangan Iran atas produksi ilmu pengetahuan dunia secara keseluruhan mengalami peningkatan yang cukup berarti, dari 1,12 persen di tahun 2010, menjadi 2,36 di tahun 2017.
Peningkatan peringkat Iran yang mencolok di antara negara-negara Muslim, juga merupakan salah satu indikator pertumbuhan iptek di negara ini. Pasalnya, berdasarkan kuantitas produksi ilmu pengetahuan, Iran berada di peringkat pertama di antara negara-negara Muslim di tahun 2017. Padahal tujuh tahun sebelumnya, Iran menduduki peringkat kedua terkait kuantitas produksi ilmu pengetahuan ini.
Peringkat internasional dari sisi kuantitas produksi ilmu pengetahuan Iran juga cukup menggembirakan. Republik Islam Iran berhasil menempati peringkat keempat dunia dari sisi kuantitas produksi ilmu pengetahuan di tahun 2017.
Menurut data ISI, Iran pada tahun 2010 berada di peringkat ke-22 dunia dan mengalami pertumbuhan yang mencengangkan dalam tujuh tahun terakhir hingga berhasil menduduki peringkat keempat dunia.
Kuantitas makalah ilmiah Iran di level dunia juga menunjukkan bahwa para ilmuwan negara ini bersaing dengan ilmuwan asing. Hal ini berarti bahwa sumbangan ilmuwan Iran terhadap diplomasi sains nasional mengalami peningkatan.
Sumbangan makalah ilmiah Iran di antara makalah-makalah unggul dunia yang hanya berkisar satu persen sebagaimana dicatat ISI, dalam beberapa tahun terakhir juga mengalami peningkatan berarti. Dari 0,70 persen di tahun 2010 meningkat menjadi 2,20 persen di tahun 2016.

Dari sisi kualitas makalah ilmiah yang dihasilkan ilmuwan Iran di level dunia, peringkat Iran juga mengalami peningkatan. Di tahun 2016, 263 makalah Iran termasuk ke dalam makalah-makalah terbaik dunia yang hanya sekitar satu persen dari total makalah unggul. Sementara di tahun 2010, hanya 83 makalah Iran yang masuk makalah terbaik dunia.
Para peneliti dan ilmuwan Iran juga masuk dalam kategori ilmuwan unggul dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data ISI, jumlah ilmuwan Iran yang masuk klasifikasi ilmuwan terbaik dunia yang hanya berjumlah satu persen, di tahun 2014 mencapai 173 orang dan di tahun 2015, 204 orang.
Sementata itu, para peneliti di pusat riset Nano, Universitas Ilmu Kedokteran Mashhad berhasil menciptakan sejumlah sampel laboratorium Nano yang memuat kandungan-kandungan anti-kanker.
Sistem Nano penyalur obat ini memiliki kemampuan mentransfer obat yang baik ke seluruh jaringan kanker dan mencegah penyebarannya ke jaringan-jaringan tubuh lain yang sehat, sehingga mengurangi efek samping yang tidak diinginkan di badan. Bortezomib adalah obat anti kanker dan inhibitor proteasom terapeutik pertama yang digunakan pada manusia.
Obat yang di pasaran dikenal dengan VELCADE ini, digunakan untuk mengobati berbagai jenis kanker termasuk Multiple myeloma. Obat ini dapat menimbulkan banyak efek samping pada pasien dikarenakan cara kerja dan tingkat dosisnya, sehingga menyiksa pasien.
Di antara efek samping yang ditimbulkan obat ini adalah hipotensi atau tekanan darah rendah, gangguan jantung, paru-paru, liver dan neuropati perifer. Dengan memperhatikan kemajuan yang dicapai di dunia kedokteran, pemberian obat melalui sistem Nano penyalur obat dapat menjadi mekanisme yang tepat untuk mengatasi gangguan-gangguan semacam itu.
Mitra Karani, seorang mahasiswa strata tiga di Universitas Ilmu Kedokteran Mashhad terkait metode yang digunakan dalam proyek penyembuhan kanker mengatakan, sistem Nano penyalur obat yang sudah dirancang ini, tepat untuk obat-obat yang mengandung racun dan pada kondisi tidak aktif bisa digunakan terhadap jaringan tumor dengan cara meningkatkan permeabilitas dan tingkat pemeliharaannya.
Pada kenyataannya, setelah dilakukan injeksi intravena, karena tingkat permeabilitas pembuluh darah kapiler yang lebih tinggi pada jaringan tumor jika dibandingkan dengan jaringan tubuh yang normal, maka sistem Nano penyalur obat ini akan berkumpul di jaringan tumor.

Di sisi lain, karena sistem limfatik tidak berada dalam tumor-tumor yang kuat, maka pengosongan partikel-partikel dari jaringan tumor sulit dilakukan. Faktor-faktor ini secara keseluruhan menyebabkan berkumpulnya partikel Nano yang lebih besar dalam tumor jika dibandingkan dengan jaringan-jaringan tubuh normal.
Oleh karena itu, penggunaan sistem Nano penyalur obat yang sudah dirancang ini, dikarenakan efektivitas obat yang tinggi, tingkat dosis dan efek sampingnya dapat dikurangi.
Sementara itu, sejumlah dokter dikabarkan berhasil melakukan transplantasi sel jaringan mata yang dihasilkan dari sel-sel punca orang lain. Keberhasilan menakjubkan ini untuk pertama kalinya di dunia.
Transplantasi luar biasa ini dilakukan terhadap seorang pria Jepang dan sebagaimana dilaporkan oleh banyak media, ini adalah transplantasi pertama di dunia dalam bidangnya.
Dalam operasi rumit kedokteran ini, sel-sel diambil dari bank donor mata dan dengan menggunakan teknologi kedokteran terkini, sel-sel IPS (Induced Pluriprotein Stem) atau sel induk pluripoten diinduksi, dikeluarkan dari sel-sel tersebut. Sel-sel itu sangat penting, karena dapat digunakan untuk memproduksi berbagai sel di badan.
Dalam proyek ini, tim dokter memelihara sel-sel IPS di dalam sebentuk sel retina mata dan setelah itu disuntikkan ke dalam jaringan mata orang yang menerima donor. Si penerima sel-sel ini adalah seorang pria 60 tahun yang sekian lama menderita lemah otot mata.
Ia bahkan hingga detik-detik akhir operasi masih merasakan sakit yang luar biasa pada matanya sampai terancam buta. Akan tetapi sekarang hidupnya sudah berubah. Sejumlah dokter yang lain pada tahun 2016 juga berhasil melakukan operasi serupa, namun perbedaan mendasar yang dimiliki operasi transplantasi yang baru ini adalah, sel-sel IPS yang dihasilkan digunakan pada orang lain. []