Pada kesempatan ini, kami ingin mengajak Anda membicarakan masalah yang sangat penting. Di Iran saat ini, sains berkembang dengan pesat. Salah satu sains dan teknologi yang dikembangkan di Iran adalah energi nuklir. Iran adalah negara yang sejak dahulu sudah menarik perhatian pada masalah nuklir.

Setahun setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dibentuk tahun 1957, Iran bergabung ke dalamnya. Tahun 1974, Iran untuk pertama kali menandatangani kontrak kerjasama dengan pihak asing untuk membangun reaktor nuklir di kota Bushehr, Iran selatan.

Setelah kemenangan Revolusi Islam, khususnya dengan adanya agresi militer tentara Baath ke Iran, proyek ini dihentikan. Namun berkat tekad kuat Iran untuk mengembangkan teknologi nuklir dan kontrak kerjasama dengan Rusia, reaktor nuklir Bushehr selesai dibangun dan kini sudah dioperasikan. Muhammad dan Ramin sedang berbicara tentang proyek nuklir.

Sebelum menyimak perbincangan mereka, kami ajak Anda untuk mengenal beberapa kosakata berikut ini.

Muhammad dan Ramin sedang duduk di kamar. Ramin memegang sebuah surat kabar dan nampaknya ia terkesan dengan satu pemberitaan. Dia terlalu hanyut dalam bacaan sehingga tak menyadari apa-apa yang ada di sekitarnya. Muhammad mendekatinya dan kedua sahabat itupun terlibat pembicaraan yang hangat.

Kita simak lagi pembicaraan Muhammad dan Ramin, tapi tanpa menyertakan terjemahnya.

[dialog]

Ramin menjelaskan panjang lebar soal reaktor nuklir Bushehr kepada Muhammad. Dia katakan bahwa para ilmuan Iran telah membukukan keberhasilan yang mengagumkan di berbagai bidang keilmuan termasuk nuklir. Setelah sempat tertunda beberapa kali, akhirnya pihak Rusia sebagai kontraktor merampungkan proyek besar nuklir ini.

Reaktor nuklir Bushehr pun resmi beroperasi. Satu hal mesti ditekankan adalah bahwa proyek nuklir Iran murni untuk kepentingan damai. Muhammad memuji kemajuan Iran di bidang keilmuan termasuk ilmu-ilmu yang terbarukan seperti nuklir.