Jan 27, 2019 10:48 Asia/Jakarta
  • 27 Januari 2019
    27 Januari 2019

758 tahun yang lalu, tanggal 20 Jumadil Awal 682 HQ, Muhammad bin Hasan Hilli, seorang ahli fiqih dan peneliti besar muslim, terlahir ke dunia di kota Hillah, Irak.

Muhammad bin Hasan Hilli yang dijuluki Fakhrul Muhaqiqin atau kebanggaan para peneliti ini adalah putra dari Allamah Hilli, cendekiawan Islam terkemuka pada zaman itu.

Pada usia muda, Fakhrul Muhaqiqin telah berhasil menguasai ilmu-ilmu tingkat tinggi sehingga mencapai derajat mujtahid. Selain terkenal atas ketinggian ilmunya, Fakhrul Muhaqiqin juga dikenal atas ketinggian akhlak dan ketakwaannya.

Beliau banyak meninggalkan karya penulisan di antaranya berjudul Syarh Mubadiul Ushul dan Tahsilun-Najah. Fakhrul Muhaqiqin meninggal dunia tahun 771 Hijriah.

 

Ayatullah Sayid Mohammad Bagher Hojjati Barforoushi Wafat

86 tahun yang lalu, tanggal 7 Bahman 1311 HS, Ayatullah Hojjati meninggal dunia dalam usia 63 tahun.

Ayatullah Sayid Mohammad Bagher Barfroroushi yang lebih dikenal dengan Ayatullah Hojjati lahir di kota Babol, provinsi Mazandaran sekitar tahun 1248 Hs. Sebelum ia lahir, ayahnya terlebih dahulu meninggal dunia.

Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat dasar dan menengah, Ayatullah Hojjati pergi ke Najaf al-Asyraf untuk melanjutkan pendidikannya. Selama di sana, ia belajar kepada ulama besar seperti Akhond Molla Mohammad Kazem Khorasani, Allamah Sayid Mohammad Kazem Yazdi, dan Mulla Abdollah Mazandarani.

Ayatullah Hojjati kemudian kembali ke tanah kelahirannya dan menyibukkan dirinya dengan menulis, meneliti, mengajar dan membimbing masyarakat. Ia menjadi ulama besar Mazandaran di masanya dan aktif dalam urusan sosial dan politik.

Ia dikenal serius memerangi pemikiran sessat seperti ajaran Bahai, sehingga meninggalnya diisukan akibat suntikan seorang dokter Bahai.

Selama hidupnya, ia banyak menulis karya ilmiah seperti Taqrir pelajaran Ushul gurunya Akhond Khorasani dan Allamah Yazdi serta sebuah komentar terhadap buku Urwah al-Wutsqa.

perang Vietnam

 

Gencatan Senjata AS-Vietnam Ditandatangani

46 tahun yang lalu, tanggal 27 Januari 1973, setelah berlangsung perundingan selama empat tahun, perjanjian damai antara AS-Vietnam Utara ditandatangani di Paris.

Perang antara AS dan Vietnam Utara terjadi sejak Vietnam Selatan membentuk pemerintahan sendiri yang didukung oleh AS. Berdasarkan perjanjian yang dinamakan "Perjanjian Paris"  itu, AS bersedia menarik pasukannya dari  Vietnam Selatan. Tentara AS kemudian mulai ditarik pulang dan Vietnam Utara mengembalikan hampir 600 tawanan perang AS. Jumlah tentara AS yang tewas di perang Vietnam mencapai 60.000 orang dan puluhan ribu lainnya luka-luka.

Warga Vietnam, baik Vietnam Selatan maupun Utara, yang tewas mencapai jumlah dua juta orang. Antara tahun 1973-1975, perang antara kedua Vietnam masih terus berlangsung sampai akhirnya pada bulan April 1975, Saigon jatuh dan Vietnam Selatan menyerah. Kedua Vietnam kemudian kembali bersatu hingga saat ini dengan nama Republik Sosialis Vietnam.[]

Tags