Feb 24, 2019 18:48 Asia/Jakarta
  • Bahasa Farsi
    Bahasa Farsi

Kehadiran para ulama, ilmuwan dan penyair Iran di kawasan anak benua India dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kehadiran Moghul dan sikap keras dinasti Safawi terhadap sebagian dari mereka ditambah antusiasme penguasa India terhadap kehadiran penyair dan ilmuwan Iran menyebabkan mereka memilih India sebagai tempat tinggalnya.

Keberadaan mereka di India memberikan kontribusi besar terhadap penyebaran budaya dan peradaban Iran di anak benua India. Sebelum para Muslim Iran datang ke India, orang-orang Zoroaster telah lebih dahulu menginjakan kaki di tanah India. Tapi arus kedatangan ilmuwan dan penyair Iran terjadi secara masif dengan masuknya para Muslim Iran ke kawasan anak benua India.

Meskipun pusat kekuasaan kebanyakan daerah di India berada di tangan orang-orang Turki dan Moghul, tapi budaya Iran memiliki tempat untuk tumbuh subur di wilayah tersebut. Sepanjang sejarah India, unsur-unsur asing menguasai sebagian wilayah ini, bahkan hingga Delhi. Tapi identitas India tetap hidup di sana. Bersamaan dengan itu, budaya dan peradaban Iran memberikan warna lain bagi kehidupan masyarakat India.

Penyebaran Bahasa Farsi terjadi ketika sultan Mahmoud Gaznavid menguasai India. Kemudian terjadi migrasi besar-besaran para ilmuwan dan penyair Iran ketika Moghul menyerang wilayah Iran dan menguasainya.

Para ulama dan ilmuwan Iran banyak yang mengunjungi India dan akhirnya menetap di sana. Pada periode ini bahasa Farsi menyebar hingga teluk Bengal. Lembaran sejarah mencatat, pengaruh bahasa Farsi hingga ke Kashmir tidak bisa dipisahkan dari peran ulama sekaligus arif besar Mir Sayid Ali Hamedani yang membawa 700 seniman Iran memasuki Kashmir dan menyebarkan ajaran Islam dengan damai, sekaligus membantu perekonomian dan mata pencaharian masyarakat Kashmir.

Mausoleum Mir Sayid Hamedani

Para peneliti memandang sarana seni dan kerajinan tangan yang berkembang di Kashmir di era Mir Sayid Hamedani dan setelahnya sebagai faktor perekat hubungan antara Iran dengan wilayah anak benua India, terutama Kashmir. Sejumlah sumber sejarah menjelaskan bahwa kerajinan tangan, khusus tenun rajut di Kashmir dalam kondisi hampir punah. Tapi dengan kehadiran Mir Sayid Ali Hamedani tumbuh menggeliat kembali. Langkah Mir Sayid Ali Hamedani menghidupkan kerajinan kain tenun rajutan didukung oleh Sultan Qutb al-Din, dan menjadikan sumber pendapatan warga Kashmir, bahkan komoditas kerajinan tangan ini diekspor ke wilayah lain.

Ketika itu, kebenaran ajaran Islam disampaikan dengan bahasa Farsi yang disesuaikan kemampuan rata-rata masyarakat ketika itu. Mir Sayid Ali Hamedani banyak mendidik para ulama dan mubaligh Islam yang menyebar ke berbagai wilayah di anak benua India. Bahasa Farsi menyebar luas di kawasan anak benua India sekitar abad 15 hingga 16 Masehi. Bahkan, pada periode Sultan Sekandar Lodi, orang-orang India diharuskan untuk belajar membaca dan menulis dalam bahasa Farsi.

Penyebaran bahasa Farsi di daerah Sindh cukup menakjubkan. Di tahun 927 hingga 1021 Hq, Sind berada di bawah pengaruh Moghul. Selama periode ini, banyak ulama, ilmuwan dan penyair Iran meninggalkan tanah airnya menuju Sind dan bermukim di sana.

Ketika itu, Shah Hossein Argon Sepahi meresmikan sebagai sekolah pengajaran bahasa dan sastra Farsi. Di era Raja Todal Mal, Bahasa Farsi menggantikan bahasa Hindi. Mehdi Gharavi dalam salah satu papernya menulis, "Di seluruh penjuru Anak benua India, bahasa Farsi menggantikan bahasa Hindi,".

Pengaruh Muslim di anak benua India menjadikan Bahasa Farsi, Arab dan Turki menyebar luas di kawasan tersebut. Berkaitan dengan masalah keagamaan pada umumnya bahasa Arab lebih menonjol, tapi pakaian, makanan dan barang banyak dipasok oleh orang-orang Turki. Selain itu, nama Turki juga masih terjaga.

Adapun bahasa Farsi menjadi bahasa resmi, bahasa tulis dan sastra bahkan diplomasi. Bahasa Farsi di Kashmir dan Deccan menjadi bahasa tulisan umum. Menurut keyakinan Malik al-Shuara Bahar, di era Timuri, bahasa Farsi di India menjadi bahasa ilmu pengetahuan dan bahasa kemajuan yang memberikan kebanggan, kemuliaan dan kehormatan bagi penggunanya.

Dengan posisi bahasa Farsi sebagai bahasa pemerintahan, bahasa Farsi memberikan pengaruh di sejumlah daerah dan mulai menyebar di tengah masyarakat. Tidak hanya itu, sejumlah kosa kata dalam bahasa Farsi juga dipergunakan di kalangan masyarakat awam. Bahkan, nama sejumlah barang dan peralatan kebutuhan sehari-hari, ketentuan administrasi dan pajak juga menggunakan bahasa Farsi yang berkembang di tengah masyarakat India ketika itu.

Bahasa Farsi yang berinteraksi dengan bahasa lokal, terutama di wilayah utara melahirkan bahasa ketiga yang disebut sebagai bahasa Urdu. Para peneliti meyakini lahirnya bahasa Urdu dipengaruhi oleh kedatangan orang-orang Iran bersama bahasa Farsi ke India yang memberikan pengaruh besar terhadap kebudayaan India.

Seorang peneliti India, Tara Chand menilai Bahasa Urdu sebagai warisan bersama penganut agama Hindu dan Muslim. Saking eratnya ikatan antara bahasa Farsi dan Hindia tersebut, kemunculannya dikaitkan dengan kedatangan para sufi Iran ke India. Salah satu dampak saintifik dan kultural dari kedatangan orang-orang Iran ke India adalah adanya buku-buku sejarah, sastra dan budaya yang ditulis dalam bahasa Farsi. Sebagian orang Iran yang datang ke India memiliki karya di bidang sejarah yang menunjukkan ikatan kuat di bidang budaya antara keduanya.

Karya "Ayen Akbari" atau "Ajaran Akbari" yang ditulis oleh Abol Fazl Alami yang saat itu menjabat sebagai menteri dinasti Akbar, menjelaskan mengenai kondisi di era kesultanan Timurian di India. Karya lain seperti "Sejarah Malaikat" atau "Tarikh Fereshteh" yang ditulis oleh Muhammad Qasim Hindushah atau yang dikenal dengan sebutan Fereshteh, merupakan salah seorang pejabat kerajaan Ahmad Shah. Kitab Sir Al-Mutaakhir karya Gholam Hossein Khan Tabatabai termasuk karya penting di bidang sejarah tentang India yang ditulis oleh orang Iran yang datang dan bermukim di India.

Di bidang penulisan biografi, terdapat sejumlah karya yang ditulis pendatang Iran di India seperti Lubab Al-Bab. Kitab ini merupakan karya pertama tadzkirah yang ditulis dalam bahasa Farsi. Orang-orang Iran yang datang ke India dan bermukim di sana terus mengembangkan budaya dan peradabannya yang memperkaya khazanah kebudayaan dan peradaban anak benua India. Penyusunan kamus dan tata bahasa Farsi, termasuk bagian dari contoh upaya orang-orang Iran yang bermukin di India untuk menjaga dan melestarikan warisan budayanya.(PH)   

 

Tags