Mar 11, 2019 16:05 Asia/Jakarta
  • perkembangan teknologi kedokteran Iran
    perkembangan teknologi kedokteran Iran

Para peneliti Universitas Ferdowsi Mashhad, Iran dengan kerja sama seorang peneliti Jerman untuk pertama kalinya menemukan dan mengidentifikasi spesies hewan baru di Teluk Persia dan Laut Oman.

Spesies baru yang berhasil diidentifikasi itu dalam ilmu Zoologi termasuk ordo Copepoda, dari keluarga Canuellidae Lang, 1944, merupakan bagian dari kelompok besar Krustasea yang diteliti di perairan Laut Kaspia dan sepanjang pesisir pantai Teluk Persia dan Laut Oman.

Tiga spesies baru itu adalah Brianola Monard, 1926, Canuella, T. A. Scott, 1893, dan Scottolana Huys, 2009. Penemuan tiga spesies baru ini dimuat di jurnal ilmiah Zootaxa pada tahun 2018.

Sebuah nano penghantar obat anti-leismaniasis yang diproduksi oleh para peneliti Iran di sebuah perusahaan berbasis sains berhasil melewati tahap uji klinisnya dengan sukses.

Sina Ampholeish adalah obat anti-leismaniasis berbentuk gel topikal amfoterisin B nano-liposomal 0,04%, sebagai obat infeksi jamur topikal kronis termasuk dermotofita untuk mengobati leismaniasis.

Dikarenakan munculnya keracunan ginjal atau oksisitas ginjal akibat mengkonsumsi obat tersebut, maka formulasi Liposomal dapat digunakan untuk menghantarkan obat tepat sasaran.

Formula Liposoma-nya menurunkan efek-efek destruktif obat di tubuh dan meningkatkan penetrasi dan transisi ke level jamur.

Obat ini dapat digunakan dalam pengobatan penyakit Leismaniasis dan penyakit jamur topikal.

Mengkonsumsi obat ini dapat menurunkan aktivitas mikrob dan dibandingkan dengan obat-obat yang biasa digunakan untuk menyembuhkan Leismaniasis, memiliki efek samping yang lebih sedikit dan harganya lebih terjangkau.   

Menurut direktur perusahaan berbasis sains Iran, Exir Nano Sina, penyakit leismaniasis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit protozoa yang termasuk dalam genus Leishmania dan ditularkan lewat gigitan sejenis lalat genus Lutzomyia dan Phlebotomus.

Pada kenyataannya kemiskinan dan tidak diperhatikannya kebersihan adalah faktor utama munculnya penyakit leismaniasis pada manusia.

Parasit tersebut tinggal di tubuh manusia dan tidak ada pengobatan yang ampuh untuk menyembuhkannya.

Perusahaan Iran kemudian berhasil menciptakan obat leismaniasis dan mendaftarkannya sebagai penemuan baru.

Tercatat setidaknya 12 juta orang di dunia mengidap penyakit ini dan di Iran sekitar 30.000 orang.

pameran teknologi nano Iran

Informasi terbaru yang dirilis situs Clarivate Analytics menunjukkan, berdasarkan data pertumbuhan produksi karya ilmiah tahun 2017, di antara 25 negara unggul dunia, Iran menduduki peringkat pertama.

Menurut Islamic World Science Citation Database (ISC), data terbaru yang dikeluarkan situs World of Science, WOS menunjukkan jumlah karya ilmiah Iran di tahun 2017 mencapai 52.183 makalah.

Sementara tahun 2016 jumlah makalah ilmiah Iran yang tercatat di situs ini hanya 47.901.

Oleh karena itu, tingkat pertumbuhan Iran pada tahun 2017 dibandingkan tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 8,9 persen, karenanya Iran menjadi negara yang berada di peringkat pertama di antara 25 negara unggul dunia dalam hal pertumbuhan produksi jumlah makalah ilmiah.

Rusia dan Cina dengan pertumbuhan masing-masing 6,7 persen dan 4,3 persen berada di urutan berikutnya.

Beberapa negara dunia pada tahun 2017 justru mengalami penurunan yaitu makalah ilmiah mereka yang tercatat pada tahun 2017 jumlahnya lebih sedikit ketimbang tahun sebelumnya.

Menurut situs ISC, dengan memperhatikan data yang dicatat di situs WOS, tingkat produksi makalah ilmiah Iran selama 6 tahun terakhir yaitu tahun 2012-2017 selalu mengalami peningkatan.

Terlihat pada tahun 2012, jumlah makalah ilmiah Iran sebanyak 30.947 bertambah menjadi 52.183 pada tahun 2017, artinya mengalami peningkatan sebesar 1,6 persen.

Sejumlah penelitian menunjukkan rata-rata pertumbuhan produksi makalah ilmiah negara-negara unggul dunia dalam 6 tahun terakhir maksimal 13 persen.

Rusia dengan rata-rata pertumbuhan 13 persen, India dengan 10,5 persen dan Iran dengan rata-rata pertumbuhan 9,1 persen, masing-masing berada di peringkat pertama hingga ketiga.

Sekelompok peneliti saat menelaah sel-sel yang bisa mendorong peningkatan jumlah sperma dan dalam pembuluh darah serta lapisan anggota tubuh, menemukan sebuah bentuk tiga dimensi baru yang muncul saat melengkung dan mengatur sel-sel.

Bentuk yang dinamai Skutoid dan tersembunyi dari pandangan ini memungkinkan sel-sel epitel dengan cara efektif tertentu untuk mengorganisir diri.

Sel-sel epitel adalah fase-fase awal pertumbuhan sperma dan harus dapat bertahan di tengah torsi (puntiran) dan tekanan yang muncul saat organ tubuh terbentuk.

Pada sebuah penelitian baru para ilmuwan menemukan bahwa proses pertumbuhan sperma berpatokan pada sebuah bentuk yang tidak teridentifikasi. Bentuk ini menyebabkan sel-sel memiliki stabilitas yang lebih besar.

Pada saat yang sama energi sel-sel juga tetap terjaga. Para peneliti dengan menggunakan grafik komputer dalam diagram Voronoi, menelaah substansi asli bentuk ini.

Menurut para peneliti di Universitas Lehigh, hasil pemodelan sungguh luar biasa. Model ini memprediksikan, bersamaan dengan bertambahnya lekukan jaringan, selain muncul bentuk-bentuk mirip tiang dan botol, ditemukan juga model-model lain.

Menurut para peneliti, kami menemukan bentuk diagram baru yang bahkan tidak punya nama.

Para peneliti juga mengkaji proses pengorganiasian tiga dimensi jaringan pada berbagai jenis hewan dan mereka menemukan sel-sel yang memiliki bentuk-bentuk diagram yang diprediksikan dalam model komputer.

Sebelumnya, orang membayangkan tumpukkan sel ketika saling berdekatan memiliki bentuk serupa tiang atau botol.

Menurut para peneliti, kemampuan teknis jaringan sel dan anggota tubuh di masa depan akan bersandar pada kekuatan pemahaman, kontrol dan pengorganisasian tiga dimensi sel.[]

Tags