Mengenal Potensi Pasar Iran dan Peluang Investasi (66)
Sekarang kita akan menyoroti peluang investasi di Iran di sektor industri petrokomia dan energi bersih. Kita mulai dari sejarah terbentuknya industri petrokimia di Iran dan perkembangannya saat ini.
Perusahaan Petrokimia Nasional Iran dibentuk pada tahun 1964 dan sampai dengan kemenangan Revolusi Islam tahun 1979, produksi produk-produk petrokimia mencapai 2,7 juta ton per tahun.
Kegiatan Perusahaan Petrokimia Nasional berkurang selama delapan tahun agresi rezim Ba'ath Irak ke Iran. Namun, Perusahaan Petrokimia Nasional Iran mampu merampungkan proyek pengembangan petrokimia Shiraz pada masa itu.
Perusahaan ini memulai fase revitalisasi dan renovasi setelah era Perang Pertahanan Suci. Mereka merekonstruksi kompleks perusahaan yang rusak akibat perang, meresmikan proyek-proyek besar seperti petrokomia Isfahan dan Arak, merampungkan kompleks Pelabuhan Imam Khomeini ra, memperluas ekspor produk petrokimia, menyerahkan sebagian dari proyek ke sektor swasta, dan meningkatkan produksi dan profitabilitas perusahaan.
Doktor Ali Taheri Fard, profesor di Universitas Imam Sadegh Tehran mengatakan, "Produk-produk industri petrokimia Iran seperti pupuk, bahan-bahan kimia seperti asam sulfat, belerang, amonia, dan plastik, memiliki kualitas yang tinggi dan populer di pasar dunia. Meski ada sanksi kejam AS terhadap Iran pada tahun 2014-2016, angka ekspor perusahaan petrokimia Iran mencapai lebih dari 30 miliar dolar."
"Selain itu, pada periode yang sama, perusahaan petrokimia mendistribusikan produknya senilai lebih dari 33 miliar dolar ke industri dalam negeri, dan membuat Iran tidak perlu mengimpor produk petrokimia dengan angka yang sama. Angka-angka itu hanya menghabiskan kurang dari 7 persen dari cadangan hydrocarbon reservoirs Iran di industri petrokimia. Jadi dengan kapasitas seperti itu, Iran adalah surga untuk investasi di industri petrokimia," ujarnya.
Ketergantungan berbagai industri pada produk petrokimia dan besarnya variasi produk dalam industri ini, membuat negara-negara dunia untuk menaruh perhatian khusus pada sektor ini. Industri petrokimia dalam beberapa tahun terakhir dipengaruhi oleh kebijakan globalisasi serta integrasi rantai pasokan, produksi, dan penjualan.
Di satu sisi, sumber bahan baku, sumber daya manusia, keuangan, dan teknologi tersebar di berbagai belahan dunia. Di sisi lain, kematangan negara-negara dunia dan perusahaan di sektor industri petrokimia, telah mendorong kerja sama internasional antar-negara dan perusahaan untuk mencapai keuntungan lebih.
Iran adalah negara yang tepat untuk melakukan investasi di sektor petrokimia, karena bahan bakunya yang melimpah, tenaga kerja murah, dan pengalaman luas di sektor produksi produk petrokimia serta akses ke pasar global via jalur angkutan darat, udara, dan laut. Mengingat semua bahan baku industri petrokimoa diproduksi di dalam negeri, maka industri petrokimia Iran tidak memiliki ketergantungan khusus pada bahan baku impor.
Karena keunggulan khusus ini, kapasitas produksi petrokimia Iran di Asia Barat mencapai 38 persen pada tahun 2016 dan 4,8 persen di dunia. Perusahaan Petrokimia Nasional Iran berencana untuk memproduksi 180 juta ton produk petrokimia pada tahun 2022. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan dunia dapat membantu meningkatkan efisiensi industri ini dengan melakukan transfer teknologi modern ke Iran dan memperoleh keuntungan yang besar.
Menteri Ekonomi Iran dan dosen fakultas ilmu ekonomi dan politik di Universitas Shahid Beheshti Tehran, Doktor Farhad Dejpasand menuturkan, "Hari ini industri petrokimia dan penggunaan produk-produknya dalam memproduksi barang-barang konsumtif, terus meningkat sebagai barang perantara dan barang modal. Di industri petrokimia, hidrokarbon ringan minyak bumi diubah menjadi bahan yang memiliki nilai 10-15 kali lebih berharga daripada minyak mentah dan gas alam. Produk-produk ini kemudian menjadi bahan baku bagi banyak industri hilir seperti industri kimia, listrik, elektronik, tekstil, medis, otomotif, industri peralatan rumah tangga, dan industri makanan."
Industri petrokimia memainkan peran utama dalam merealisasikan kebijakan ekonomi perlawanan Iran, karena ia memberikan nilai lebih pada industri minyak dan gas, mencegah ekspor bahan mentah, dan pada akhirnya menaikkan volume ekspor Iran.
Butir 13 dan 15 Kebijakan Umum Ekonomi Perlawanan Iran yang diumumkan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah Sayid Ali Khamenei pada 18 Februari 2014, menekankan peningkatan ekspor produk turunan minyak dan petrokimia serta memberikan nilai lebih pada industri minyak dan gas.
Salah satu langkah khusus Iran untuk mencegah ekspor bahan mentah dan meningkatkan diversifikasi ekspor adalah membangun kilang kilang petrochemical. Kilang petrochemical adalah generasi baru dari kilang minyak yang menekankan integrasi antara kilang dan petrokimia.
Kompleks kilang petrochemical tidak hanya untuk memproduksi bahan bakar, termasuk gas LPG, bensin, solar, minyak tanah, dan minyak mazut, tetapi juga untuk menghasilkan produk khusus dan bahan baku yang dibutuhkan oleh industri polimer dan kimia. Kilang petrochemical pertama Iran mulai beroperasi pada 1 April 2013 di Imam Khomeini Oil Refining Company of Shazand.
Edisi kali ini juga akan menyelisik tentang peluang investasi di Iran di sektor energi bersih. Republik Islam Iran memiliki rencana untuk mengoptimalkan penggunaan energi fosil dan meningkatkan pemanfaatan berbagai sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan.
Iran adalah salah satu negara terkaya di dunia dalam hal sumber-sumber energi. Di samping menyimpan cadangan besar energi fosil dan bahan bakar tak terbarukan seperti minyak dan gas, Iran juga memiliki sumber energi terbarukan seperti angin, matahari, biomassa, dan panas bumi.
Di tengah naiknya biaya sumber energi fosil, negara-negara dunia melirik sumber-sumber energi terbarukan untuk memproduksi listrik seperti, energi matahari, energi angin, dan ombak laut. Sumber energi tersebut terbilang murah dan ramah lingkungan.
Iran termasuk salah satu negara dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi dan untuk itu, menyimpan potensi yang sangat besar untuk memproduksi energi terbarukan. Intensitas pancaran sinar matahari di Iran sekitar 300 hari dalam setahun, yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik tenaga surya.
Iran memiliki wilayah lumbung angin untuk menggerakkan turbin-turbin angin. Perbatasan maritim Laut Kaspia dan Teluk Persia juga menyimpan potensi besar untuk dimanfaatkan dalam produksi listrik. Keberadaan banyak bendungan juga merupakan potensi lain Iran untuk menghasilkan energi terbarukan.
Dengan melihat berbagai peluang untuk memproduksi energi bersih di Iran, maka pemanfaatan jenis energi ini telah menjadi prioritas bagi pemerintah Iran. Untuk tujuan ini, pemerintah memberikan insentif untuk mendorong sektor swasta memasuki jenis investasi ini.
Di antara insentif pemerintah Iran untuk investor asing di sektor energi ramah lingkungan adalah membeli listrik yang diproduksi dari pembangkit energi bersih, menghapus cukai atas impor peralatan listrik, menyediakan pinjaman untuk melengkapi dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga angin dan matahari, serta memberikan akses gratis ke daerah dengan intensitas cahaya matahari tinggi.
Di sektor energi bersih, pembangkit listrik tenaga surya terbesar Iran diresmikan di daerah Jarqavieh, Isfahan pada tahun 2017. Pembangkit listrik tenaga surya ini dibangun dan dioperasikan melalui kerja sama Perusahaan Listrik dan Energi Ghadir Iran dan perusahaan Yunani, Metka dengan biaya hampir 55 miliar toman selama tujuh bulan.
Pembangkit listrik 10 MW ini menghasilkan sekitar 2 juta kWh listrik per bulan. Pembangkit ini menghemat sekitar 420 ribu meter kubik gas per bulan. Ia juga mencegah pelepasan sekitar 134 ton gas karbon dioksida, 5,7 ton gas belerang dioksida, dan 5 ton Oksida Nitrogen (NOx) per bulan. (RM)