Des 01, 2019 19:31 Asia/Jakarta
  • kemajuan sains dan teknologi Iran
    kemajuan sains dan teknologi Iran

Para peneliti Pusat Riset Royan, Universitas Shahid Beheshti, Iran dan Max Planck Institute, Jerman berhasil menciptakan micro-organ detak jantung yang dianggap sebagai langkah maju dalam pengobatan penyakit jantung.

Produksi sel-sel otot jantung atau Cardiomyocytes, dari sel-sel punca kuat atau sel multipotensi di laboratorium dapat memberikan bantuan besar untuk pengobatan sistem sel punca atau stem cell terhadap penyakit jantung. 
 
Saat ini, sel-sel otot jantung yang dihasilkan dari proses diferensiasi sel-sel punca multipotensi yang ditanam dalam kondisi dua dimensi, belum cukup dewasa dan masalah ini menyebabkan penggunaannya dalam pengobatan menjadi terbatas.
 
Dengan maksud untuk menemukan metode baru dalam produksi dan diferensiasi sel-sel otot jantung serta mempermudah penggunaan metode pengobatan sel punca, para peneliti ini mendesain sebuah riset yang di dalamnya diciptakan micro-organ atau organoid dari sel-sel prekursor hasil diferensiasi sel-sel multipotensi, bersama sel punca mesenkimal. 
 
Sel-sel prekursor dalam kondisi ini, bukan saja mulai bisa berdetak, bahkan menunjukkan ekspresi gen yang berujung dengan terdiferensiasinya sel-sel jantung dewasa.
 
Transplantasi struktur tiga dimensi ini ke dalam rongga perut tikus tanpa sistem kekebalan tubuh, menciptakan hubungan dengan pembuluh darah tikus penerima transplantasi sehingga membentuk pembuluh darah baru. Selain itu sel-sel otot jantung yang ada pada organoid juga terus melanjutkan proses pendewasaan.
 
Penelaahan yang dilakukan menunjukkan, baik pada kondisi tersambung maupun disimpan di laboratorium, sel-sel otot jantung yang ada pada organoid mampu mencapai puncak kedewasaan, dan memiliki fungsi yang sama dengan sel-sel otot jantung dewasa manusia.
 
Hasil penelitian ini membuktikan, penanaman tiga dimensi sel-sel otot jantung prekursor di samping sel-sel mesenkimial dan sel endotel dapat membuka peluang diferensiasi dan pendewasaan final mereka, serta membuat bentuk fisik dan kegunaannya sama dengan sel-sel otot jantung dewasa manusia.
 
Organoid yang diciptakan dalam penelitian ini setelah riset-riset lebih mendalam, dapat digunakan pada pengobatan sel punca untuk mengobati penyakit jantung dan dalam uji coba farmasi. Hasil penelitian ini dimuat dalam jurnal ilmiah Biomaterials.
 
Para peneliti di Pusat Riset Royan, Iran juga berhasil menemukan teknik lari seperti apa yang lebih banyak membakar lemak tubuh. Olahraga sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. 
 
Terdapat berbagai teknik latihan olahraga yang bisa digunakan untuk sejumlah tujuan seperti membakar lemak, memperkuat tubuh atau otot khusus. Salah satu teknik olahraga yang biasa dilakukan dan paling mudah adalah lari, karena memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. 
 
Akan tetapi teknik lari mana dan pada level seperti apa yang paling berdampak dalam proses pembakaran lemak tubuh, menjadi tema riset para peneliti Royan.
 
Para peneliti membandingkan dampak lari cepat dan biasa di medan menanjak, menurun dan datar dalam ekspresi gen yang terkait dengan sistem metabolisme tubuh dan pembakaran lemak pada binatang sampel. Dalam penelitian ini 48 tikus jantan dibagi ke dalam 8 kelompok secara acak. 
 
Lari cepat di jalur menurun dengan tingkat kemiringan minus 15 derajat, lari cepat di jalur menanjak dengan tingkat kemiringan 15 derajat, lari cepat di jalur datar tanpa kemiringan, kelompok kontrol akut tanpa olahraga, lari lambat jarak jauh di jalur menurun dengan kemiringan minus 15 derajat, lari lambat jarak jauh di jalur menanjak dengan tingkat kemiringan 15 derajat, lari lambat jarak jauh di jalur datar tanpa kemiringan, dan kelompok kontrol akut tanpa olahraga, di antara 8 kelompok tersebut. 
 
Pusat Riset Royan, Iran

Setelah 8 minggu kemudian diambil sampel otot dan jaringan lemak tikus, dan dilakukan pengkajian terhadap ekspresi gen terkait metabolisme serta pembakaran lemak.

 
Hasil penelitian ini menunjukkan, meski ekspresi gen target mengalami peningkatan pada seluruh kelompok yang melakukan olahraga, namun lari pada jalur menurun dibandingkan lari pada jalur menanjak, begitu juga dibandingkan dengan lari di jalur datar tanpa kemiringan, lebih berdampak pada ekspresi gen target. 
 
Hasil penelitian ini juga menunjukkan, lari pada jalur menurun lebih efektif untuk meningkatkan metabolisme dan pembakaran lemak. Hasil penelitian ini dimuat dalam jurnal ilmiah Gene.
 
Tim ilmuwan mekanik Universitas Boston, Amerika Serikat berhasil memproduksi sebuah produk mirip cincin yang jika diletakkan di hadapan telinga, tanpa menutup jalur masuknya udara, bisa menjauhkan suara menganggu bagi seseorang. 
 
Di dunia yang serba bising hari ini, menemukan lokasi yang tenang dan nyaman bukan pekerjaan yang mudah. Akan tetapi tim peneliti Universitas Boston, menemukan media baru yang bisa mengurangi 94 persen suara mengganggu di sekitar kita, dan mencegah sampainya suara tersebut ke telinga. 
 
Poin pentingnya adalah, alat ini berbeda dengan kaca berlapis jendela kedap suara atau teknologi serupa lainnya, karena tidak menutup jalur masuknya udara. Alat mirip cincin ini mencegah vibrasi udara di sekitar akibat suara, dan dengan cara ini ia menghambat sampainya suara mengganggu ke telinga.
 
Media berbentuk cincin ini dibuat dengan bantuan printer tiga dimensi, dan desainnya sangat memperhatikan standar matematika yang detail. Getaran cincin ini ditarik ke belakang setelah suara mengganggu masuk. 
 
Sekrup yang ada di dalam cincin memainkan peran kunci. Produk ini memiliki banyak kegunaan di bidang arsitektur dan teknik sipil, produksi mesin jet bersuara rendah, pengurangan suara kipas alat pendingin dan yang lainnya. 
 
Menurut salah seorang peneliti keturunan Iran, Reza Ghafari, proyek penelitian ini di masa depan dapat dibuat dalam bentuk lain seperti kubus atau segienam. Produk ini sangat ringan, memiliki tampilan cantik dan hampir tanpa suara mengganggu. 
 
Sebuah tim riset internasional berhasil mendesain vaksin pertama yang mengandung nanopartikel untuk melawan Human orthopneumovirus yang merupakan penyebab kematian anak-anak yang utama setelah malaria di dunia. 
 
Human orthopneumovirus dapat menyerang anak berusia tiga tahun dan menimbulkan infeksi saluran pernafasan. Jika penyakit ini menyerang bayi, orang lanjut usia dan orang-orang yang memiliki masalah dengan sistem kekebalan tubuhnya, maka akan menyebabkan dampak sangat berbahaya. 
 
Virus ini setiap tahun menyerang 64 juta orang yang 160 ribu di antaranya meninggal. Sekitar 99 persen orang yang terserang virus ini hidup di negara-negara berkembang.
 
Menurut salah seorang peneliti Universitas Washington, Amerika, produksi vaksin untuk melawan Human orthopneumovirus menghadapi banyak tantangan dari sisi keamanan dan efektivitasnya. 
 
Ia berharap bisa membawa vaksin yang mengandung nanopartikel ini sampai ke uji klinis, kemudian bisa diproduksi massal. Dengan melakukan simulasi, para peneliti menciptakan sebuah nanopartikel yang memliki beberapa muka, dan struktur yang mirip dengan bola yang telah dibuat sebelumnya, dan sedang dievaluasi dengan bantuan Lembaga Sains Nasional Iran.
 
Tim peneliti ini membuktikan bahwa tersambungnya protein ke nanopartikel menyebabkan kinerjanya meningkat 10 kali lipat daripada penggunaan protein secara mandiri. 
 
Menurut peneliti yang lain, ini merupakan teknologi pertama dalam pembuatan vaksin. Menurutnya, vaksin yang dibuat tim peneliti ini dapat diproduksi lebih mudah daripada vaksin-vaksin lain, dan memiliki efektivitas yang lebih tinggi. 
 
Ia mengaku gembira karena dalam proyek penelitian ini sejumlah instansi turut bekerjasama. Hasil penelitian ini dimuat dalam jurnal ilmiah Cell.[]