Lintasan Sejarah 14 Desember 2019
-
Lintasan Sejarah 14 Desember 2019.
Ayatullah Nakhjawani Meninggal
107 tahun yang lalu, tanggal 17 Rabiul Tsani 1334 HQ, Ayatullah Syaikh Muhammad Ali Nakhjawani, seorang ulama termasyhur abad ke-14 Hijriah, meninggal dunia di kota Karbala, Irak.
Ayatullah Nakhjawani berasal dari kota Nakhjawan, Azerbaijan. Sejak usia 11 tahun, beliau telah menguasai al-Quran dan kemudian mempelajari ilmu-ilmu logika, sastra Arab, dll.
Selanjutnya, Syaikh Nakhjawani menuntut ilmu dari ulama-ulama besar seperti Fadhil Irwani, sampai akhirnya mencapai derajat mujtahid dan menjadi marja taklid kaum muslimin di Kaukasus dan Azerbaijan. Ayatullah Nakhjawani meninggalkan berbagai karya penulisan, di antaranya berjudul Ijtima'iy-e Imruzi.
Pesan Imam Khomeini ra: Rakyat Tidak Boleh Menaati Shah
41 tahun yang lalu, tanggal 23 Azar 1357 HS, Imam Khomeini ra menyampaikan pesan agar rakyat tidak boleh menaati Shah.
Menyusul pembantaian yang dilakukan oleh rezim Pahlevi di pelbagai kota di Iran, khususnya Isfahan dan Najafabad, Imam Khomeini ra pada 23 Azar 1357 HS (14 Desember 1978) mengirimkan pesan dari Paris, Perancis untuk rakyat revolusioner Iran.
Isi pesan itu, selain mengumumkan hari berkabung nasional Imam mengatakan, "Kejahatan yang terjadi di Isfahan dan Najafabad serta di sebagian kota yang lain sudah melampaui batas kemanusiaan yang menyiksa hati setiap orang. Sesuai dengan informasi yang ada, para aparat Shah memasuki rumah-rumah penduduk dan menyerang pemilik rumah dengan senjata otomatis. Mereka membakar masjid-masjid dan menistakan perempuan-perempuan terhormat. Setiap orang yang mereka lihat dan tidak mengatakan "Javid Shah" (Kekallah Shah), langsung dibunuh. Mereka segera menerapkan kebebasan sesuai logika Jimmy Carter.
Kini dengan menyaksikan referendum yang terjadi di hari Tasua dan Asyura yang membuktikan kepada dunia bahwa rakyat tidak mengakui Shah dan pemerintah yang ada, maka sudah menjadi kewajiban bangsa Iran untuk tidak menaati Shah dan pemerintah sesuai dengan perintah Islam dan undang-undang. Rakyat tidak perlu memberikan pajak dan melanjutkan segala bentuk protes hingga Shah tumbang."
Pesan Imam Khomeini ra ini memberikan semangat ganda kepada rakyat revolusioner Iran dan dengan mengikuti perintah Imam, mereka melanjutkan perjuangan mereka hingga musnahnya rezim thagut.
Israel Menduduki Dataran Tinggi Golan
38 tahun yang lalu, tanggal 14 Desember 1981, Parlemen Rezim Zionis yang disebut Knesset, secara resmi memasukkan wilayah Dataran Tinggi Golan ke dalam bagian Israel (Palestina pendudukan).
Rezim Zionis dalam perangnya dengan bangsa-bangsa Arab pada tahun 1967, menduduki Dataran Tinggi Golan yang merupakan bagian dari wilayah Suriah. Klaim Zionis atas Dataran Tinggi Golan mendapat penentangan keras dari para penghuni wilayah tersebut, pemerintah Suriah, dan bangsa Arab. Hingga kini, perseteruan tentang masalah Dataran Tingggi Golan selalu merwanai konflik Arab-Israel.