Lintasan Sejarah 17 Desember 2019
Hari ini, Selasa, 17 Desember 2019 bertepatan dengan 20 Rabiul Tsani 1441 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 26 Azar 1398 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Haji Luthf-ali Beik Lahir
307 tahun yang lalu, tanggal 20 Rabiul Tsani 1134 HQ, Haji Luthf-ali Beik Azar Bigdili, seorang penyair dan sastrawan Iran, terlahir ke dunia di kota Isfahan.
Selama beberapa tahun, Haji Luthf-ali Beik tinggal di kota Qom dan Shiraz, dan akhirnya kembali menetap di Isfahan. Haji Luthf-ali Beik hidup di saat terjadi peperangan di Iran, namun ia tetap tekun menuntut ilmu-ilmu dari para ulama, penyair, dan orang-orang alim pada zaman itu.
Karya-karya yang ditinggalkan Haji Luthf-ali Beik diantaranya adalah buku kumpulan syair dan buku berjudul Atashkadeh Azar yang berisi biografi para penyair pada zamannya dan zaman sebelumnya.
Pembatalan Perjanjian Paksaan Tsar Rusia atas Iran
102 tahun yang lalu, tanggal 26 Azar 1296 HS, perjanjian paksaan Tsar Rusia atas Iran dibatalkan.
Di masa berkuasanya Vusuq Dowleh sebagai perdana menteri, pemerintahan Bolshevik Rusia yang baru terbentuk ingin menarik pasukannya dari kawasan utara Iran.
Sebuah surat dikirim kepada Iran yang isinya menyebutkan pembatalan seluruh perjanjian yang dipaksakan Tsar Rusia terhadap Iran. Surat itu diterima pada 26 Azar 1296 Hs (17 Desember 1917) yang berarti sejak saat itu seluruh perjanjian dengan Tsar Rusia dinyatakan batal.
Sesuai dengan butir-butir dalam surat itu, dibatalkan juga dasar pembagian Iran pada tahun 1907 bagi Rusia dan Inggris. Sementara, bila kedua pihak ingin melanjutkan perjanjian yang sebelumnya telah disepakati kedua negara, maka kedua pihak dapat mengumumkan kesediaannya.
415 Pejuang Palestina Dibuang ke Lebanon Selatan
27 tahun yang lalu, tanggal 17 Desember 1992, dengan alasan terbunuhnya seorang polisi perbatasan Israel, rezim ini membuang 415 orang pemimpin dan anggota organisasi perjuangan Palestina, Jihad Islami dan Hamas, ke Lebanon selatan.
Pemerintah Lebanon tidak bersedia menerima para pejuang Palestina itu di negaranya, sehingga akhirnya mereka terpaksa hidup terlunta-lunta tanpa memiliki perlengkapan hidup apapun.
Di tengah cuaca musim dingin yang menyiksa, para pejuang Palestina hidup tanpa bahan bakar pemanas. Aksi kejam rezim Zionis ini mendapatkan kecaman dari dunia internasional dan PBB pun mengeluarkan resolusinya nomor 977. Akhirnya, rezim ini mengembalikan para pejuang Palestina ke negeri mereka, meskipun sebagiannya kemudian ditahan dalam penjara-penjara Israel.